19 | hwang

455 82 27
                                    

KANGEN AKU GA? KANGEN DONG.

ryujin dan jaemin telah sampai di depan kamar inap hyunjin.

tangisan ryujin pecah ketika melihat tubuh hyunjin yang dibawa pergi ke ruang ugd.

"kyu?" tanya ryujin dengan suara yang amat sangat kecil, ia meminta penjelasan.

"sorry, tapi kayaknya kita telat," junkyu menundukkan kepalanya sembari mengusap punggung yeji.

jaemin mengubah pandangannya ke ryujin dan menatapnya dalam. ia menangkup wajah ryujin dengan kedua tangannya, "everything's gonna be okay, trust me hm?"

"promise me?" tanya ryujin sambil mengangkat kepalanya menghadap jaemin.

jaemin menganggukkan kepalanya dan memeluk tubuh ryujin dengan erat, rasanya sakit jika melihat ryujin menangis. meskipun lebih sakit ketika mengetahui siapa yang ditangisi.

"sam mana?" tanya jaemin yang masih mendekap tubuh ryujin.

"gatau, tadi dia keluar sambil bawa-bawa badannya chan," jawab junkyu.

"mau pindah ke tempat hyunjin?" tanya jaemin dengan lembut.

ryujin menganggukkan kepalanya mesti masih berada di dekapan jaemin.

jaemin berjongkok, "ayo naik, kaki kamu kan masih sakit."

akhirnya ryujin naik ke punggung jaemin. awalnya ia mau menolak, tapi keadaannya memang benar-benar kacau.

jaemin mulai berjalan meninggalkan yeji dan junkyu.

"ji? mau disini aja?" tanya junkyu.

yeji mengangguk dan berjongkok sembari menenggelamkan kepalanya dengan kedua tangan, ia tidak sanggup jika harus melihat kembarannya tersiksa.

junkyu mulai mengabari ayahnya ryujin.

"ji, need a hug?" tanya junkyu setelah selesai mengabari.

yeji mengangkat kepalanya menghadap junkyu, air mata masih mengalir deras dari matanya, "can i?"

junkyu tersenyum manis dan ikut berjongkok untuk memeluk gadis itu. junkyu terkekeh pelan, "kalo pacar lo liat kita begini, gue auto ditabok kali ya?"

"felix maksud lo?" tanya yeji.

"beneran udah punya pacar toh,"
junkyu mengeratkan pelukannya.

yeji mengganggukkan kepalanya, "jangan bahas itu dulu, gue lagi pusing."

"lo yakin gamau ke tempat hyunjin?" tanya junkyu lagi.

yeji melepas pelukannya dan menatap junkyu, "gue ga kuat kalo harus ngeliat keadaan hyunjin sekarang. lo bisa pergi kesana, tapi tolong panggilin felix ya?"

"masih sempet-sempetnya bucin ya lo anjing, gue jomblo sendiri nih," junkyu berdiri dan mengangkat ponselnya untuk menelfon felix.

"gue tungguin sampe felix dateng ya."

"gausah kyu, lo duluan aja kesana. kasian ryujin," yeji mengubah posisinya menjadi duduk di kursi yang telah disediakan.

junkyu menggelengkan kepalanya, "jangan pikirin orang lain, liat diri lo sendiri. keadaan lo lebih ancur, ji."

yeji tersenyum kecil meskipun air mata masih terus mengalir, "gue cuma syok kyu, udah ya? tolong tinggalin gue sendiri, nanti juga ada felix kok."

junkyu menghela napasnya dan mengangguk, ia mulai melangkah menuju ugd dan meninggalkan yeji, "heran gua, cerita cinta gua kandas mulu."

👽👽


"ryu, hei," panggil jaemin ketika ryujin menangis histeris.

keadaannya sama seperti nayeon yang sedang di tenangkan oleh jinyoung.

"naa, ta-di gue liat- keadaan hyunjin- kacau na, kacau!" ucap ryujin dengan sesenggukan.

"hei," jaemin memegang pundak ryujin dan menatapnya intens, "percaya sama gue ya ryu, semuanya bakal baik-baik aja. hyunjin kuat ryu."

ryujin menggelengkan kepalanya, "hyunjin ga baik-baik aja, na."

tak selang beberapa lama, yeji dan felix datang ke tempat mereka bersamaan dengan keluarnya dokter dari ruang ugd.

"keadaan hyunjin saat ini sedang kritis, ditemukan racun benzalkonium klorida di infusnya, untungnya kami berhasil menaikkan detak jantung milik hyunjin," ucap sang dokter.

"ra-racun?" tanya nayeon terbata-bata.

"kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kondisi hyunjin, mohon bantuannya," dokter tersebut membungkuk pelan dan meninggalkan tempat itu.

ryujin terkulai lemas di kursi. "ryujin," panggil jaemin kecil.

keadaan ryujin benar-benar kacau. rambut dan seragamnya berantakan sekali, dan semua itu hanya karena hwang hyunjin.

"ryu," jaemin menatap ryujin dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. "harusnya gue gercep dari dulu," ucapnya lirih.

tentu saja tidak ada yang mendengar, toh nayeon sedang menangis histeris bersamaan dengan jinyoung yang menenangkannya. bagaimana tidak menangis, anak semata wayangnya yang benar-benar ia sayangi sedang terkulai lemah di ruang ugd.

junkyu menepuk pundak jaemin, "bro." jaemin menoleh ke arah junkyu.

"lo-- nangis?" tanya junkyu.

jaemin tersenyum kecil dan menggeleng, "gue ga pantes nangis di saat yang kayak gini."

junkyu memicingkan matanya dan mengangguk pelan, "udah gue ingetin juga buat cepet, tapi lo malah ngulur waktu."

"kan gue ngiranya udah ga ada saingan lagi," jaemin tersenyum miris.

"yaudahlah bro, kita berdua jadi kaum sedboi aja," junkyu mengusap-usap pelan punggung jaemin.

"kaga usah gitu juga goblok, ntar kita berdua dikata gay," ucap jaemin sambil menyingkirkan tangan junkyu darinya.

"gue tau bro, lowkey lo pengen hyunjin ga ada kan?" tebak junkyu.

"kinda," jawab jaemin dengan jujur.

"tapi gue juga ga bisa egois, toh ryujinnya lebih suka sama si hwang," lanjut jaemin sambil menatap lantai dengan tatapan kosong.

"lo berdua lupa.. kalo gue ada di samping kalian?" tanya ryujin dengan tatapan tidak percaya.

tbc

GES TAU GASI, AKUTU BINGUNG MAU GMN LANJUTINNYA 😭👎

-hyunjin's

polar opposite || hwangshinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang