dua puluh

416 49 0
                                    


Hari ini hari Kamis. Lisa sudah bisa masuk sekolah. Setelah dua hari kemarin beristirahat penuh agar cepat sembuh. Lisa sengaja tidak mau ke dokter, karena Lisa tahu betul, saudara kembarnya itu sangat membenci rumah sakit.

Opini Lisa, karena saudara kembarnya itu bisa melihat lebih banyak 'mereka' di rumah sakit.

"Ini bekalnya, oh ya, ini minyak kayu putih buat jaga jaga kalau kamu pusing lagi"

Lisa mengangguk sembari menerima kotak bekal dari Mona.

"Makasih Monaa, aku berangkat dulu ya,"

"Lisaa!"

Lisa yang tengah menutup pagar rumahnya terkejut. Ia menoleh tajam ke arah sang pelaku yang membuatnya spot jantung pagi-pagi.

"Apa?!"

"Et dah jangan galak galak Sa,"ujar Bambam santai.

Keduanya berjalan bersama menuju sekolah. Sebagai tambahan informasi, rumah keduanya berada di perumahan yang dekat dengan sekolah, jadi mereka bisa berangkat tanpa kendaraan.

"Oh iya, Mona tuh suka masak ya?" Tanya Bambam tiba-tiba.

Lisa mengangguk. "Iya,"

"Masak ayam bakar? Ikan bakar?"

"Hah maksudnya Bam?"

Bambam menggaruk lehernya pelan."ya bakar bakar gitu, di halaman belakang, eh dapur belakang"

Lisa mengernyit. Beberapa hari Mona disini, ia tidak pernah makan makanan yang dibakar.

"Gak pernah Bam, emang kenapa?"

"Serius?"

Lisa mengangguk heboh. "Kenapa? Kenapa?"

Bambam menatap Lisa sebentar. " berapa hari ini gue liat ada cewe dihalaman belakang, trus halaman belakang lo penuh asap gitu, gue pikir lo atau Mona"

"Eh tapi yang bener, kalian gaada bakar bakar gitu, pas malam?"

Lisa menggeleng. "Gak ada Bambam, lagian ngapain bakar bakar pas malam,"

Bambam hanya mengangguk-ngangguk lalu terdiam. Sementara Lisa tengah bergelut dengan pikirannya. Siapa yang dilihat Bambam?

Keduanya telah sampai disekolah saat Lisa menahan Bambam.

"Kenapa?"

Lisa tampak berpikir sejenak," yang lo liat cewenya pake baju apa?"

"Putih" ujar Bambam pelan.

Mereka bertatapan lalu

"Hantu?!"

"Hantu? Mana? Mana?" Ujar Mingyu dan Dokyeom yang baru datang.

"Apaan sih nyambung aja lo"












"Lisa!" Lisa yang tengah memasukkan bukunya ke dalam tas menoleh ke arah Chaeyeon. Gadis itu sudah siap dengan tasnya.

"Jangan lupa entar malem ya"ujarnya.

Lisa mengangguk. "Bawa senter kan?" Tanya Lisa.

"Iya, jangan lupa pake jaket, malem dingin soalnya,"

"Okay Chae,"

"Ntar malem gue jemput Lis," sahut Rośe.

"Oke oke, ketok aja ya"









"Mona, malam ini aku jalan ya, kamu gak papa kan sendirian dirumah?"

"Lah, kamu nginep?"

"Enggak sih, cuma nanti pulangnya malam deh, makanya kamu tidur duluan aja, aku bawa kunci cadangan,"

Mona tampak mengangguk ragu. Lalu menatap Lisa yang kembali menikmati makan malamnya.

"Lisa,"

Lisa menoleh. "Apa mon?"

"Hati-hati, daan kalo ada apa apa telfon aja ya,"

Lisa terkekeh pelan. Lalu tersenyum. "Iya, tenang aja"

"Oh ya, satu lagi,"



















"kalo ada yang manggil dari kegelapan, jangan noleh"

Sister; LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang