dua belas

582 53 1
                                    

Mona menatap Lisa yang tengah menonton tv di sebelahnya. Tak jarang tangan Lisa terulur ke dalam toples berisi kacang sambil sesekali tertawa.

" Kamu beneran mau ikutan mereka Sa?" Tanya Mona.

Lisa menoleh lalu mengangguk.

"Kenapa Mon,?"

Mona menggeleng."gak usah ikut ya,"

"Kenapa emangnya?"

Mona terdiam.

"Mon, kenapa?" Ujar Lisa sambil mengguncang pelan bahu Mona.

"Perasaan aku gak enak Sa"










"Inget ya, Lisa, Mona, selama ayah sama ibu ke Jerman, kalian jangan bikin masalah, jangan macem-macem, Lisa apalagi.

Kalau jalan malem, harus berdua paling enggak sama temen-temen.

Temennya cewe tapi, kalau gak penting banget gak usah keluar, kalau malem pintu jangan lupa dikunci bla bla bla

Lisa menghembuskan nafasnya. Bosan dengan kalimat ibunya yang sudah kesekian kalinya ia dengar.

"Iya bu, iya percaya deh sama Lisa"

Ibunya tersenyum. Lalu mengelus pucuk kepala Lisa dan Mona.

"Yang pinter ya"

"Ayah percaya kok sama Mona dan Lisa, nurut perintah ayah sama ibu ya,"ucap ayah.

"Siap, capt"

Lisa menatap kepergian orang tuanya. Pesawat yang mereka tumpangi akan terbang sebentar lagi.














"Lisa, mau eskrim gak?"

Sister; LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang