Bab 3

301 41 0
                                    

__Assalaamu'alaikum__
HABIBATI
^^
.
.
Sebelumnya...

"Kalo itu bisa bikin gue lebih tenang dan gak ngerasa bersalah lagi. Kenapa gak?"

"Asegh. Loe keren, Dan." Puji Faul, disertai dengan kekehan.

"Ah biasa aja lah." Balas Danu.

"Oke, jadi kita resmi temenan ya mulai sekarang." Ujar Faul seraya mengulurkan tangannya.

"Ya."

Faul dan Danu akhirnya saling menjabat tangan satu sama lain sebagai peresmian pertemanan mereka.

[[[[☆]]]]

"Ini beneran rumahnya?"

"Loe yakin ini bener rumah dia kan,?"

Faul mengangguki pertanyaan Danu yang entah sudah berapa kali. Sementara Danu mengedarkan pandangannya, menelisik setiap area pekarangan rumah itu. Berharap akan menemukan orang yang Ia cari. Tapi hasilnya nihil. Karena rumah itu justru tampak sepi tak berpenghuni. Atau mungkin orang yang menghuni sedang bepergian saat ini.

Sekarang dua cowok yang merupakan murid di SMA Negeri Islami itu berada didepan gerbang sebuah rumah yang tergolong mewah. Hanya saja jika dibandingkan dengan rumah orang tua Danu, masih kalah besarnya.

"Loe gak lagi bohongin gue kan, Ul?" Danu kembali memastikan.

"YaAlloh, ngapain gue bohong. Kan loe tau, bohong itu dosa." Sanggah Faul.

"Gitu ya? Iya deh gue percaya." Balas Danu.

Tak lama setelahnya, sebuah mobil berwarna putih mengkilap berhenti didepan gerbang itu tepat dihadapan keduanya berdiri. Kaca jendela pada bagian kemudi itu perlahan turun dan memperlihatkan sipengemudi. Dia adalah seorang pria dewasa berparas tampan dan berpeci.

"Kalian siapa??" Tanya pria itu, yang tak lain adalah Ayahnya Chaca __Samudera Ramadan.

Faul membungkukkan badan seraya mengulurkan tangan untuk menyalimi tangan pria itu. Lain halnya dengan Danu yang tampak kikuk harus berbuat apa. Namun pada akhirnya, Danu pun melakukan hal yang sama setelah mendapat arahan dari Faul. Sampai akhirnya Faul memberanikan diri menyapa pria itu.

"Om Ram.. om masih ingat dengan saya kan, om? Saya Faul, temennya Chaca disekolah. Kita pernah ketemu sebelumnya." Ujar Faul sopan.

Samudera yang biasa dikenal dengan nama Ramadan itu tampak mengerutkan kening seperti mengingat sesuatu. Dan detik berikutnya, raut wajahnya seketika menjadi cerah berhiaskan senyum ramah.

"Oh iya. Saya ingat sama kamu. Ada apa perlu apa Faul, sampe kamu mampir kerumah om?" Tanya Samudera.

"Ya Alloh abi. Bukannya mereka diajak masuk, malah ngobrol disini." Tegur Chalifa yang sedari tadi menyimak obrolan mereka.

Sontak Samudera pun terkekeh, menyadari ketidak sopanannya sendiri yang mengajak tamu berbincang diluar.

Setelah membunyikan klakson, tak lama kemudian si penjaga gerbang berlari dengan tergesa untuk segera membukakan gerbang tersebut. Samudera pun mempersilahkan dua remaja itu, sebelum kembali melajukan mobil memasuki pekarangan rumahnya.

"Jadi sampai mana tadi, perbincangan kita??" Tanya Samudera setelah mendudukkan diri disofa ruang tamu. Begitu juga dengan dua remaja yang bertamu kerumahnya sore ini. Lain halnya dengan sang istri yang langsung pergi kedapur untuk menyediakan minuman untuk mereka.

"ASSALAAMUALAIKUM Habibati" _END_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang