Sebelumnya, author mau minta tolong..
Bab 1 - 7 diadilin dong votenya, masak dikit dibanding yang lain?
^^ Hhh plisssASSALAAMUALAIKUM
Habibati
.
.
Sebelumnya..."Udah, gak usah. Gue cuma butuh loe hari ini doang."
"Dih jahatnya.. dasar temen musiman loe."
Kini giliran Danu yang tertawa puas karena kekesalan sahabatnya. Namun bertepatan dengan itu, suara kedua orang tuanya yang sudah kembali mengalihkan perhatian Danu.
"Ul, bokap nyokap dah balik. Gue udahin yak, telfonnya. Bye."
Saking buru2 ingin menemui dua orang yang baru pulang, Danu sampai lupa tidak mengucap salam pada sahabatnya ditelefon.
[[[[☆]]]]
"Ichsan!!"
Buru2 Danu mematikan sambungan telefon, dan berlari menemui kedua orang tuanya diteras rumah.
"Mama sama Papa dari mana sih?" Tanya itu langsung terlontar dari mulutnya, begitu menjumpai keduanya.
Alih2 mendapat jawab atas pertanyaannya, tanpa diduga Danu justru mendapat tonyoran sang ayah. Dan itu cukup keras, sehingga tubuh Danu sedikit terhuyung.
Danu pun langsung mencebikkan bibirnya kesal. "Papa kenapa sih?"
"Kenapa2, kamu itu yang kenapa. Untung saja, Ram itu bukan orang yang kejam dan beberapa waktu ini kami berteman dekat. Begitu dia lihat kamu dijalan mboncengin anaknya, dia langsung telfon Papa. Ram bilang, supaya Papa beliin kamu mobil buat lain kali ngajak Chaca pergi."
Danu masih belum faham. "Terus salahnya dimana Pa?"
"Anakku satu ini." Geram Ichwan, sebelum kembali berujar agar putranya itu mengerti.
"Dalam islam, itu tidak diperbolehkan laki2 dan perempuan yang bukan muhrimnya saling bersentuhan. Jadi, dengan adanya kamu sama Chaca boncengan itu sudah mendekati bersentuhan. Ya, walaupun kamu gak minta dia buat pegangan.." Ichwan menjeda kalimatnya seraya berfikir.
Hingga suatu hal mendadak terbesit dibenaknya. "Atau kamu sempat suruh dia pegangan tadi?"
"Hah?! Ng.. i-iya sih tadi. Cuma Chacanya gak mau." cengir Danu, setelah dirinya sempat kaget akan tanya sang ayah.
Lagi lagi Ichwan menonyor kepala Danu karena berlaku bodoh. "Harus bagaimana sih cara Papa hilangin sifat kamu itu. Masih berniat jadi laki2 gak bener kamu, yang suka godain perempuan? Hah?!"
"Eh, ampun Pa.. aku udah gak gitu lagi koq. Beneran, sumpah, demi Alloh, aku gak mainin cewek lagi." Sangkal Danu.
"Bawa2 nama Alloh segala, tapi masih mau bohongin Papa??" Sangsi Ichwan, membuat Santika geleng kepala karena sifatnya yang sulit percaya pada putranya sendiri.
Sementara Danu masih dengan jawaban yang sama, kalau dirinya sudah berubah. Tapi tetap saja Ichwan tidak mempercayainya.
"Serah Papa aja lah.. Capek nunggu kalian pulang, malah diomelin. Aku mau kekamar, mau tidur." Ucap Dani sebagai final, kemudian melengos pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
"ASSALAAMUALAIKUM Habibati" _END_
Fiksi PenggemarOn Going - 25 April 2020 (Special Ramadhan) "Memangnya kamu tau hal positif yang kamu dapat dari pacaran itu sendiri.???" _Chaca. "Ya gue pasti tau lah. Pacaran itu bisa jadi hiburan tersendiri kalo lagi gabut, gak ada temen, pokoknya seneng2."_Danu...