✨✨✨✨✨
Gundukan tanah beserta nisan dengan tulisan yang telah memudar terpampang di mata keluarga Yogantara. Soraya menghampiri nisan tersebut lebih dulu, mulutnya bergetar dengan air mata yang sudah menyapa pipinya. Ia mengusap nisan itu, memeluknya begitu erat. Tumpahan air mata yang sarat akan kerinduan.
Rumput-rumput liar yang menutupi makam itu sudah dicabut, bersih seperti semula. Walau hanya segumpal daging tak utuh, Akram memberinya nama, berharap jika ia bisa hidup kembali akan setampan Hartsa dan sepintar Fierra.
"Ra, kamu temenin Mama dulu di sini, ya?" bisik Akram pada putrinya selesai memanjatkan doa.
Fierra mengangguk sebagai jawaban.
Hartsa dan papanya tiba di makam yang lain, jauh memasuki area pemakaman khusus kepolisian yang gugur dalam bertugas. Makam itu selalu bersih, tak ada rumput liar yang nakal menutupi namanya—sebab anaknya selalu datang barang mengucapkan selamat pagi.
Darma Yatatema.
Akram berjongkok, mengusap nisan dengan tangan gemetar. Ia meletakkan sebuket bunga seraya berkata, "Selamat ulang tahun, Darma."
Sekuat apa pun sosok Hartsa, setegar apa pun ia menahan tangis. Jika mendengar nama Darma, maka runtuhlah sudah pertahanannya. Ia berjongkok di samping sang papa kemudian ikut memanjatkan doa.
"Om Darma, Om masih ingat saya?"
Hati Hartsa menjerit, kepalanya dihantam masa lalu berkali-kali lipat. Suara tembakan itu terus terngiang, erangan sakit, dan tatapan mata yang tulus ia saksikan dalam jarak sejengkal.
"Selamat ulang tahun, Om Darma. Doakan saya yang bentar lagi ikut tes Akpol, ini janji saya buat Om. Orang yang sudah menyelamatkan nyawa saya waktu itu."
Mungkin tangisnya semakin pecah jika saja tidak ada suara berisik di belakang mereka. Akram dan Hartsa serentak menoleh. Keduanya membeku seketika saat mengetahui siapa orang yang telah menjatuhkan buket bunga serta kue ulang tahun berukuran kecil di tangannya.
"Someone please explain to me."
"Andrik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTESA [Completed]
Teen Fiction[13+] #1 in taetzu 19/05/2020 TERSEDIA DI KBM APP If I Give You Trust Mau sebagus apa pun rencana itu, tetap akan selalu bertumpu pada garis takdir yang telah ditetapkan Tuhan. Move on memang susah, bagaimana seharusnya bersikap biasa saja saat kat...