ATTESA : 27

738 106 63
                                    

✨✨✨✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨✨✨✨✨

+628xxxxxxxx
Dia gadismu? 😁

Layar yang menampakkan pesan itu dibanting seketika ke lantai berlapis karpet. Benar-benar menyebalkan. Hartsa menghempaskan tubuhnya ke kasur sembari mengembuskan napas panjang. Bagaimana bisa ada penguntit masuk ke sekolahnya?

Sebenarnya apa yang penjahat itu inginkan? Jika hanya tak ingin kalah saing, apakah harus sampai sejauh ini? Hartsa tak habis pikir, ketika manusia diminta hidup untuk berbuat baik, manusia malah memilih jalan menyimpang. Jika sudah mengincar Helsy begini, tak ada alasan bagi Hartsa untuk meninggalkan gadis itu sendirian.

"Helo hani bani switi!" Fierra datang sembari membawa nampan.

Bau obat-obatan masih melekat di jas dokter wanita itu. Ia baru pulang dari kerjanya, tapi tidak lupa membawakan cemilan malam untuk sang adik.

"Makasih."

"Kenapa lo? Sakit?"

"Enggak."

"Then?"

"Gue mau cerita tapi lo keliatan capek banget."

"Tau gue capek banget ya gak usah bilang gitu! Jadi penasaran, nih."

Hartsa mendengus. Mengambil kembali ponselnya dan memerlihatkan isi pesan dari nomor tak dikenal tersebut. Fierra membeku ditempat, langsung merasakan gerah sampai membuka jasnya.

"BITCH! LO NGAPAIN PELUK-PELUK DI KOLAM, HAH?!"

"Lo lulusan Harvard bilang Helsy bakalan hamil gue gaplok lo," tuding Hartsa.

"God, my boy udah bisa beradegan hot!"

"Kok lo malah salfok ke situ, sih?"

Gimana gak salfok coba? Hartsa aja meluk Helsy gak pakai baju. Ah, Fierra yang malah ingin menggaplok adiknya.

Namun, ekspresinya berubah serius kala membaca teks di bawah foto tersebut lalu beralih ke nomornya. Ia menyimpan nomor itu, berharap besok sudah bisa dilacak keberadaan si empunya.

"This is warning."

"I know. But, I'm confused what should I do?"

"Ya jagain Helsy, bego! Pokoknya bilang ke dia kalau mau pergi ke mana harus lapor!"

"Lapor ke mana?"

"KE TUKANG OJEK! TUKANG BECAK SEKALIAN!"

"Berisik lo, ah!"

Fierra mengurut dadanya. Harus sabar menghadapi adik yang katanya baru merasakan seperti apa jatuh cinta, mengenal apa itu cinta, newbie budak cinta.

"Dia harus bilang ke lo, terus kasih tau alasan sebenarnya."

"Gimana kalau dia makin cemas kalau gue kasih tau?"

ATTESA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang