ATTESA : 6

804 128 37
                                    

If I have that person I can loveI can live, without fear—The stars sparkle because I am with you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If I have that person I can love
I can live, without fear

The stars sparkle because I am with you.

The Reason Why - Twice

✨✨✨✨✨

"Yang tadi itu pacar lo, ya?"

Saat ini Hartsa tengah duduk berdampingan dengan kapten tim Serdadu. Cowok itu mudah berbaur dan lebih tepatnya menikmati hidangan gratis dari jajanan anak-anak lain.

Saat mendengar pertanyaan barusan, Hartsa tersedak kemudian menatap lawan bicaranya dengan alis bertaut.

"Emangnya kenapa?"

"Gakpapa, nanya aja." Ingat Lean? Ya, dia adalah kapten futsal dari tim Serdadu. Badan gagah berotot, wajah yang tampan, definisi tokoh sempurna dan mungkin tidak bisa dipercaya nyata adanya.

"Hati-hati, bro," timpal salah satu teman Lean.

"Tikungan tajam di mana-mana," tambah yang lain.

Sementara itu Lean tertawa receh, kemudian melempar bungkus kacang ke kepala salah satu temannya. "Sotoy!"

"Btw, lo udah punya pacar, kan?" tanya Hartsa.

Lean mengangguk.

"Sudah berapa lama?"

"Dua tahun."

"Oh, berarti lo tetap bertahan walau waktu itu cekcok sama cewek lo, ya?" Di sini, Hartsa merasakan ada hal yang janggal.

"Waktu itu? Kapan?"

"Lo ... cowok yang waktu itu dateng ke Kafe Fortune terus debat sama cewek lo, kan?"

Lean kaget tentu saja. Terjadi keheningan cukup lama hingga Hartsa sendiri juga sadar, bukankah Helsy pernah bilang bahwa hubungannya dengan Lean baru berjalan satu tahun?

"Lo bener mantan Helsy?" tanya Hartsa to the point.

"Tau dari mana?"

"Helsy temen gue."

Ah, Lean baru ingat kalau Helsy memang satu sekolah dengan Hartsa. Tapi, untuk yang di kafe itu ia sama sekali tidak sadar akan atensi musuh bebuyutannya sendiri.

"Oh, Helsy yang lugu itu? Cuma mainan Lean doang." Punya teman mulut ember itu kurang ajar, rasanya Lean ingin menjotos temannya satu itu.

"Helsy selingkuhan lo, gitu?"

Lean terkekeh. "Pacar kedua lebih tepatnya. Soalnya pacar asli gue tau gue jadian sama dia."

Sesantai itu Lean mengucapkannya dan membuat kedua tangan Hartsa terkepal. Semua orang punya hati, tapi mengapa lawan bicaranya ini seolah tidak memiliki hati serta perasaan? Sekali pun pacar aslinya tahu apa yang dilakukan Lean, bisa saja dia sakit hati akan hal itu. Andaikata Helsy tahu, bisa jadi ia lebih hancur dari yang Hartsa lihat kemarin.

ATTESA [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang