"Duh mereka tu sosweet banget sih. Hal sekecil yg mereka lakuin itu loh yg bikin mereka sweet"
Aku mendengar suara di belakang. Aku menolehkan kepalaku kebelakang. Karena posisiku saat ini duduk menghadap ricis. Di belakang ada Derry, Diky, bang Aryesh, Vazo, Andre dan Cacha. Dan barusan yg ngomong itu Cacha
"Ni Cis jamunya. Minum gih biar sakit perutnya hilang". Ucap Derry menyodorkan jamu yg barusan selesai di buat. Ricis pun mengambilnya lalu meminumnya. Baru satu teguk. Ricis langsung menampakkan wajah tak enaknya
"Iii pait banget Der". Ucapnya sambil mengedikkan bahunya beberapa kali
"Ya namanya juga jamu Yun. Daripada perut lu sakit kan". Ucap bang Aryesh. Ricis pun hanya memandang gelas yg ada ditangannya saat ini
"Buruan minum Yun". Ucap Vazo. Ricis melirik Vazo sebentar lalu meminum jamu itu sampai habis. Namun seditik kemudian
Huekk
Ricis memuntahkan jamu itu kembali. Dan parahnya muntahnya itu kena ke gue karna cuma gue yg ada disebelahnya
"Yah maaf Dan. Ga sengaja". Sesalnya. Aku hanya tersenyum lembut menatap wajahnya yg menyesal
"Ga papa kok. Kan bisa dibersihin. Km juga kena muntah tu". Ucapku mengambil tisu lalu membersihkan bekas muntah itu. Ricis pun sama. Dia mengambil tisu lalu membersihkan bekas muntah yg ada dibajunya
"Cis ke kamar mandi yuk bersihin baju km sekalian km ganti baju". Ucapku mengajak Ricis
"Aku mau muntah lagi". Ucap Ricis langsung ngacir kekamar mandi yg dekat dengan ruang tv. Akupun menyusulnya kekamar mandi. Aku melihat Ricis sedang muntah
"Tuhkan apa aku bilang. Mag km pasti kambuh ini. Km dibilangin makan ya makan. Kalo km sakit aku jadi khawatir tau ga". Ucapku pada Ricis yg masih muntah. Ricis menyalakan keran wastafel lalu membasuh mulutnya dan mengambil tisu untuk mengeringkan tangan dan mulutnya
"Masih mual?" Tanyaku menatapnya yg lagi membuang tisu di tempat sampah yg ada didekatnya
"Lemes bang". Ucapnya bersandar pada dinding kaca dikamar mandi dekat wastafel
"Lagian km sih. Aku bilang juga apa. Jangan biarin perut km kosong. Udh tau punya sakit mag. Masih aja nunda makan. Nanti kalo km masuk rumah sakit lagi gimana". Omelku pada Ricis. Ku lihat dia menghela nafas pelan
"Iya iya ga nunda makan lagi deh". Ucapnya pasrah lalu menatapku cemberut
"Knp km liat aku cemberut gitu?" Tanyaku sambil melipat kedua tanganku di dada. Ia pun memalingkan wajahnya dengan kesal
"Km mah marah-marah mulu". Ucapnya masih cemberut
"Ya lagian km sih. Disuruh makan aja kok susah itu loh. Udh mending km keluar sana. Ganti baju. Trus kita makan. Aku juga mau bersihin baju aku yg kena muntah km ni. Ga ada penolakan". Suruhku pada Ricis
"Iss iya iya". Dengan wajah cemberut. Ricis keluar dari kamar mandi lalu menaiki tangga menuju kamarnya. Dan aku sibuk membersihkan bajuku yg terkena muntah Ricis. Kalau kalian suruh ganti baju. Jawabannya gue ga bawa baju ke sini. Kan barang gue udh keluar dari kantor
Setelah ku rasa cukup bersih dan tidak berbau. Akupun keluar dari kamar mandi dan bertepatan itu juga Ricis turun dari kamarnya membawa baju yg entah itu punya siapa
"Nih". Ricis menyodorkan baju itu padaku
"Baju siapa ini?" Tanyaku mengamati baju yg ada ditanganku saat ini
"Itu baju suaminya mbk Oky kemarin ketinggalan disini. Km pake aja dulu kasian bajunya basah gitu". Jelasnya. Akupun hanya mengangguk lalu masuk lagi ke kamar mandi untuk mengganti baju ku yg basah
KAMU SEDANG MEMBACA
Owner Of My Heart
Fanfiction"Ketika Tuhan belum mengizinkanku untuk memiliki dirimu aku akan bertahan sampai jangka waktu yg panjang. Aku tidak akan berhenti memperjuangkan kamu. Aku tidak akan lelah untuk bisa membuatmu bahagia. Aku sadar sekarang. Kenapa orang tuamu masih be...