Part 11 "Gila?!"

1.7K 77 8
                                    

"Duh mampus gue". Teriakku tanpa sadar sambil menepuk pelan jidatku. Aku baru sadar. Dia kan lagi datang bulan. Jadi wajar aja dia sensitif

"Knp dah lu Dan? Aneh bener". Tanya Apip yg heran. Semua teman-temanku menatapku heran

"Lu kesambet ya?". Tanya Asdy

"Kesambet di mana lu?" Tanya Reza

"Aduh kalo dia marah lagi gimana? Bodoh banget sih gue pake ngomong gitu segala". Ucapku sambil meremas rambutku dan sujud di karpet. Sedangkan teman-temanku saling tatap satu sama lain

"Ok gue harus minta maaf sama dia sekarang". Kataku lalu mengambil handphone dan mengechat dia

 Kataku lalu mengambil handphone dan mengechat dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi aku hanya tertawa membaca balasa chat dari Ricis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sedari tadi aku hanya tertawa membaca balasa chat dari Ricis. Tanpa sadar kalau dari tadi teman-temanku menatapku. Tiba-tiba Apip yg ada di sebelah ku memegang kening ku dan membacakan ku ayat kursi seperti orang yg ingin meruqiah

"Keluarlah kau wahai jin yg ada di tubuh Wildan Alamsyah. Keluarlah". Ucapnya.

"Aduhh woe gue kagak kesurupan". Ucapku berusaha melepaskan tangan Apip dikepalaku

"Sabar Dan sabar. Bentar lagi dia keluar ni". Ucap Apip yg masih sama kaya tadi. Di pikir gue kesurupan apa yak mau di ruqiah

"Keluar apaan sih? Lepasi kagak. Ihhh". Ucapku memberontak. Hingga tangan Apip terlepas dari kepalaku

"Dan lu kagak apa-apa kan?" Tanya Apip memeriksa badanku

"Aduh apaan sih. Lu pikir gue kesurupan apa". Ketusku menatap Apip tajam

"Lagian elu sih. Tadi kaya orang frustasi sekarang ketawa sendiri. Ya gue pikir lu kesurupan". Ucap Apip

"Ke orang gila aja lu". Kata Reza yg kembali fokus pada permainannya

"Elu yg gila. Lagian yg kesurupan juga siape. Aneh-aneh aja lu. Ganggu kesenengan gue aja". Ucapku kesal. Aku pun bangkit dari tempet dudukku ingin mandi

"Mau kemane lu Dan?" Tanya bang Diki yg melihatku melangkahkan kaki

"Mau mandi lah. Trus video call sm istri gue". Kataku melangkah pelan menuju tangga

"Halu lu dasar. Nikah aja belum lu udh punya bini". Kata Apip. Aku menoleh kebelakang

"Dari pada lu cewek aja kagak punya. Udh ah males gue ngeladenin lu lu pada. Mending gue mandi biar harum. Kan kalo gue mau VC harus udh ganteng. Bye. Gue ke atas dulu". Ucapku sambil menaiki tangga

"Si Wildan udh gila ya". Kata Iqbal yg masih bisa ku dengar

"Gue kagak gila". Teriakku dari atas. Setelah itu sudah tidak ada suara sahutan lagi

Aku pun masuk ke dalam kamar. Menaruh handphoneku di atas meja. Dan mengambil handuk serta baju ganti di lemari. Setelah itu aku masuk kamar mandi

Tak lama aku mandi. Setelah kurasa aku sudah rapi dan terlihat ganteng aku mengambil handphone ku di atas meja dan melihat sekarang jam berapa

16.00

Udh ashar. Mending sholat dulu deh habis tu baru VC Ricis

Aku pun menunaikan kewajibanku sebagai hamba Allah. Tak lupa di setiap sujud ku selalu terselip namanya. Berharap dia lah jodohku. Di setiap doa ku selalu ku panjatkan untuknya. Aku sayang dia. Aku hanya ingin bersamanya. Melihatnya bersedih aku pun ikut merasakan kesedihannya. Melihatnya bahagia aku lebih merasa bahagia. Ya Allah berikanlah yang terbaik untukku dan tentunya untuk dia juga. Jika memang dia untukku. Dan Kau mengirim dia sebagai jodohku. Mudahkanlah aku untuk memilikinya. Yakinkan lah orang tuanya bahwa aku bisa menjaga dan membimbingnya dengan baik. Dan pastinya akan selalu membahagiakannya. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin

Setelah selesai sholat aku melipat sajadahku dan menaruhnya di tempat semula. Setelah itu aku menaiki tempat tidur dengan handphone di tangan ku. Waktunya untuk menelfonnya
.
.
.
.
.
.
To Be Continue....

Owner Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang