Kami membagikan sembako ke setiap orang yg sedang istirahat di pinggir jalan bawah pohon. Banyak gojek yg parkir disitu juga
"Ok kita bagi tugas. Bertiga-tiga ya. Wildan sm Ricis". Andika menghentikan ucapannya dan menampakkan wajah heran. "Ricis mana Dan?" Tanya Andika. Aku kaget mendengar pertanyaan Andika dan melirik ke sampingku. Nggk ada Ricis
"Loh tadi ada di samping gue dia. Kok ga ada sih". Ucapku menatap sekitar mencari keberadaan Ricis
"Lah trus Ricis kemana Dan? Masa iya ketinggalan dibelakang". Ucap Andika khawatir sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal. Duh Ricis kemana sih. Aku khawatir sama dia. Kalo ada apa-apa gimana. Aku berbalik kebelakang untuk mencari Ricis. Baru ingin melangkah aku melihat dia berlari kecil mengahampiriku. Aku tersenyum lega. Begitu juga dengan tim kurir
"Km dari mana aja sih?" Tanyaku pada Ricis yg sudah ada dihadapanku
"Ini bang aku coba iket tali sepatu. Tadi lepas. Tapi malah ke iket mati talinya. Ga bisa aku buka. Aku mau iket lagi". Ucapnya menggoyangkan sepatu yg talinya memang lepas. Aku melirik sepatu itu sebentar lalu menatap Ricis kembali
"Ya knp km ga bilang. Kita khawatir tau. Kirain km knp-knp". Ucapku
"Kirain abang tau aku berenti. Pas aku sadar ternyata aku di tinggal makanya aku lari kesini. Ini loh tali sepatunya gimana. Udh ke iket mati". Ucap Ricis berjongkok didepanku. Aku menghela nafas pelan lalu ikut berjongkok sama dia
"Sini aku bukain". Ucapku mengambil tali sepatu yg tadi ditangan Ricis. "Lagian km gimana cara bukanya sih. Kok bisa ke iket gini. Tadi aku iket pita loh biar gampang km bukanya". Ucapku lagi sambil mencoba membuka iketan tali sepatu itu
"Tadi dia lepas abang. Kelepas 1. Trus mau aku lepas dua-duanya gitu loh. Biar aku iket ulang. Tapi tau-tau begini". Jelasnya sambil cemberut. Aku meliriknya sekilas kemudian fokus membuka iketan tali itu. Ricis menatapku lekat yg sedang fokus membuka tali sepatu itu. Setelah lama aku berkutik membukanya akhirnya terbuka. Aku kemudian mengikat tali sepatu Ricis lagi
"Mana sebelah lagi aku perbaiki". Ucapku tidak menatapnya. Ia menyodorkan kaki kirinya. Sama seperti yg kanan aku memperbaiki ikatan tali sepatunya
"Udah tu". Kataku langsung berdiri dari jongkok. Ia pun sama
"Abang marah sama aku?" Tanya Ricis menatapku
"Nggk. Siapa yg marah sih?" Ucapku menatapnya balik
"Itu knp muka abang begitu". Ucap Ricis
"Aku khawatir tau sama km yg hilang tiba-tiba. Km suka banget bikin orang deg-deg kan". Ucapku menatapnya lekat
"Iya iya maaf. Kan aku tadi perbaiki tali sepatu". Ucap Ricis. Aku menggelengkan kepalaku pelan melihat tingkahnya
"Heran gue. Pas ga ada lu Dan, Ricis tu dewasa banget. Ee giliran ada lu kaya anak kecil ya dia sama lu". Celetuk Andika sambil geleng-geleng kepala menatapku dan Ricis bergantian
"Wkwkwk artinya dia nyaman sama gue. Ya ga Cis". Ucapku menatap Ricis sambil menaik turunkan alisku
"Apaan sih. Udh ayo lanjut lagi". Ucap Ricis yg langsung berjalan duluan mendahului ku. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yg super duper lucu itu
"Kok si Ricis bisa begitu manjanya ya sama lu Dan? Apa dirumah dia kaya gitu setiap ada lu?" Tanya Andika kepo padaku
"Dia emang terbiasa manja sama timnya. Soalnya kan dia paling muda di timnya. Apalagi timnya bener-bener manjain dia. Kaya sodara sendiri lah. Makanya dia memang manja. Bukan sama gue aja. Tp sama timnya juga begitu. Apalagi dia juga anak terakhir kan. Jadi ya gitu". Jawabku menatap Andika. Andika hanya mengangguk paham
"Woe lu pada mau baksos apa ngerumpi". Teriak Ricis yg jaraknya cukup jauh dari tempat kami berdiri. Aku dan tim kurir pun menghampiri Ricis. Dan melanjutkan bagi-bagi sembako ke setiap orang yg membutuhkan
"Abang panas. Mataharinya terik banget". Keluh Ricis sambil mengipas-ngipaskan tangannya. Aku menatapnya lembut
"Ya sabar dong. Jangan ngeluh gitu. Semua juga kepanasan. Makanya km jangan disitu. Sini sebelah kanan aku biar ga panas". Ucapku lalu menarik tangannya menuju sebelah kananku. Sembako yg ku bawa bersama Ricis telah habis dibagikan.
"Sembakonya udh habis ni ayo kita cari Andika sm yg lain". Ucapku. Kebetulan tadi kami bagi tim. Dan berpencar membagikan sembako. Ku lihat Ricis hanya mengangguk. Aku tersenyum melihatnya. Aku melepaskan jaket jins yg ada tutupan kepalanya dan memakaikan penutup kepala itu di kepalanya.
"Biar km ga kepanasan. Ga dipake juga ga papa asal km ga kena panas". Ucapku. Ricis hanya mengangguk mengiyakan.
"Ya udh yuk cari yg lain". Ajakku pada Ricis. Aku berjalan bersama Ricis di sampingku mencari tim yg lain. Tak lama mencari aku dan Ricis bertemu dengan Tim yg sedang beristirahat dibawah pohon. Akupun ikut duduk di samping Taqy
"Bang aku mau duduk". Ucap Ricis yg masih berdiri disebelahku. Aku mengdongak menatapnya lalu menggeser tubuhku untuk memberikannya tempat duduk
"Bisa duduknya?" Tanyaku saat Ricis sudah duduk di sampingku
"Iya bisa. Abang itu gimana? Bisa duduk ga?" Tanyanya balik.
"Sedikit. Tapi ga papa yg penting bisa duduk istirahat". Ucapku tersenyum menatapnya
"Oo iya ini bagi-bagi sembakonya udh semua?" Tanyaku pada tim
"Udh Dan. Udh habis semuanya. Makanya kita istirahat sebentar disini. Panas banget". Jawab bang Emir. Aku hanya mengangguk paham. Kulihat Ricis yg duduk anteng di sebelahku. Sambil kipas-kipas menggunakan lengan jaket yg ku pakaikan tadi
"Dan lo ga pegel duduk begitu?". Tanya Marshel yg melihat caraku duduk kurang nyaman
"Ga papa. Berbagi itu indah". Ucapku sambil tertawa
"Berbagi sama calon ye Dan". Ucap Andika menggodaku
"Haha apaan sih". Ucapku malu. Andika menatapku dengan tatapan menggodaku dan Ricis
"Dih apaan sih Dik. Mending kita cari makan aja yuk. Udh jam 12 ni. Habis tu cari masjid buat sholat". Ucapku mengajak tim untuk mencari makan. Kasian Ricis kayanya kelelahan banget. Dari tadi ga ada suaranya.
"Ya udh yuk. Gue juga laper ni". Ucap Marshel. Kamipun beranjak dari tempat duduk yg tadi. Berjalan menuju mobil yg ada disebrang jalan
"Masih kuat jalan?" Tanyaku pada Ricis yg sudah lemes. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Aku menggenggam pergelangan tangannya saat ingin menyebrang jalan
.
.
.
.
.
.
To Be Continue.....
![](https://img.wattpad.com/cover/222234028-288-k739750.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Owner Of My Heart
Fanfiction"Ketika Tuhan belum mengizinkanku untuk memiliki dirimu aku akan bertahan sampai jangka waktu yg panjang. Aku tidak akan berhenti memperjuangkan kamu. Aku tidak akan lelah untuk bisa membuatmu bahagia. Aku sadar sekarang. Kenapa orang tuamu masih be...