Part 9 "Paijo dan Ortu Ricis"

1.7K 78 3
                                    

"Apaan tuh Dan?" Tanya Vazo saat aku melewati tim yg sedang kumpul. Aku menghentikan langkah sejenak

"Ini pesenannya Ricis". Jawabku seadanya

"Lu kagak ngajak mau pesen makanan. kan gue mau Dan". Ucap Andre

"Ya mana gue tau kalo lu juga mau mesen. Ya udh kalian pesen aja. Punya aplikasi gojeknya kan". Ucapku melihat satu persatu tim Ricis

"Ada". Sahut mereka kompak

"Nah ya udh tinggal pesen aja apa yg mau kalian pesen". Ucapku

"Tapi Dan.. Hmm… ". Ucap Vazo kode-kode. Aku paham sebenernya kodean Vazo. Minta di bayarin pastinya

"Ck. Gue yg bayarin tenang aja. Kalian pesen aja. Nanti gue yg bayar". Ucap ku yg membuat tim langsung sumringah

"Nah ini yg gue tunggu-tunggu. Kuy serbu kita pesen gofood". Ucap Diky semangat. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat mereka. Tak lagi peduli aku melangkah menghampiri Ricis yg sedang memainkan handphone ku. Ricis menoleh kan kepalanya menatapku

"Udh dateng bang pesenannya?". Tanya Ricis. Aku hanya mengangguk dan tersenyum

"Kok abang lama ngambilnya?" Tanya Ricis lagi

"Iya tadi ngobrol dulu sm tim di ruang tv" jawabku sambil menyiapkan piring untuk makan Ricis. Ricis hanya memperhatikanku melakukan kegiatan menyiapkan makanan

"Nih sekarang km makan ya. Biar ga kambuh lagi mag nya". Ucapku menyodorkan ayam bakar + nasi kehadapan Ricis. Ricis mengangguk dengan semangat tak lupa senyum manisnya

"Ettss cuci tangan dulu". Kataku saat Ricis ingin menyentuh makanan itu. Ia hanya cengengesan kecil kemudian beranjak untuk cuci tangan. Setelah itu ia duduk dan makan dengan lahap. Aku hanya memperhatikan dia makan sambil meminum minuman yg aku pesen juga

"Alhamdulillah kenyang". Kata Ricis saat makanannya sudah habis. Ia pun mencuci tangannya dan mengambil minum yg memang aku ga ngambilin dia minum sih. Setelah mengambil minum ia kembali duduk disebelahku. Ia meneguk habis air itu. Lalu meletakkannya di atas meja

"Masih sakit perutnya hmm?" Tanyaku yg masih setia menatapnya

"Alhamdulillah udh mendingan sih. Manjur juga jamunya Derry walaupun pait". Ucapnya. Aku lega mendengarnya. Aku bener-bener ga tega ngeliat dia kesakitan kaya tadi. Aku asik mengobrol dengan Ricis.

Tak lama kemudian terdengar suara bel Rumah Ricis

"Siapa tu yg dateng?" Tanya Ricis melihat ke arah pintu utama

"Abang juga ga tau". Jawabku yg sama melihat kearah pintu utama

Kulihat Vazo berdiri membukakan pintu. Mungkin itu gojek pesanan mereka

"Wildan". Tak lama kemudian Vazo berteriak memanggil namaku

"Apaan sih brisik tau". Ucapku saat Vazo sudah berada di dekatku

"Ya maaf Dan. Duitnya mana buat bayar ni makanan". Ucap Vazo menengadahkan tangannya ke arahku. Aku menatap tangan Vazo dan Vazo bergantian

"Heh buruan mana duitnya. Itu abang gojeknya nunggu didepan". Ucap Vazo mengipaskan tangannya didepanku

"Knp lu minta duit di Wildan buat bayar makanan?" Tanya Ricis yg sedari tadi memperhatikan

"Iya laki lu ini yg mau bayari makanan. Ye kan Dan". Ucap Vazo menatapku. Aku menaikkan 1 alisku menatap Vazo

"Ya elah Dan. Buruan mana duitnya. Itu abang gojeknya nunggu". Ucap Vazo tak sabaran

"Iya sabar knp sih". Ucapku merongoh kantong celanaku mengambil dompet

Owner Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang