"Ya udh deh yuk". Ucap Andika. Kami semua bangkit meninggalkan ruangan. Tak lupa membayar makanannya. Andika yg bayarin. Katanya itung-itung traktiran. Setelah membayar makanannya. Kami keluar restauran mencari masjid terdekat. Selama perjalanan Ricis hanya diam menatap kaca jendela
"Cis". Panggilku yg bergantian melihat jalan dan melihatnya
"Hmm". Sahutnya tanpa menolehkan kepalanya
"Km marah sama aku?" Tanyaku yg masih bergantian meliriknya dan meliht jalan
"Nggk". Ucapnya singkat tanpa menolehkan kepalanya
"Kalo ngomong ya liat aku dong. Jangan liat lain". Ucapku menatapnya. Kebetulan lagi lampu merah
"Hey. Liat aku". Ucapku lembut memiringkan tubuhku kearahnya
"Apaan sih. Udh jalan itu udh hijau". Ucapnya ketus. Tanpa mau menoleh. Aku menjalankan mobil kembali
"Km marah gara-gara yg tadi?" Tanyaku lagi
"Nggk". Ucapnya singkat. Aku diam sejenak fokus kejalan. Kebetulan udh sampai masjid. Aku memarkirkan mobil di sebelah mobil Taqy yg dipake sama tim buat pergi. Ricis ingin keluar dari mobil. Namun dengan cepat aku mengunci pintu mobil
"Apaan sih. Buka ga pintunya". Ucapnya kesal menatapku
"Nggk. Sebelum masalah kita selesai aku ga akan bukain kunci pintunya". Ucapku menatapnya
"Apaan sih. Kita kesini buat sholat". Ucap Ricis
"Iya aku tau. Tapi aku mau selesaiin masalah kita dulu". Ucapku
"Masalah apa sih. Ga ada masalah apa-apa kan". Ucap Ricis
"Ada. Km knp diemin aku dari tadi?" Tanyaku duduk miring menghadapnya. Dia hanya diam menatap depan
"Knp diem? Hmm? Aku ada salah sm km? Km bete gara-gara yg tadi?" Tanyaku lembut. Jujur ga bisa gue didiemin kaya gini. Berasa ada yg hilang. Ricis masih diam diposisi yg sama menatap kosong ke depan
"Hey. Aku nanya loh sayang. Knp diem aja?" Ucapku masih menatapnya lekat berharap dia mau ngomong. Tapi dia masih diam. Aku menghela nafas pelan dan kembali menatapnya
"Ok. Kalo aku salah aku minta maaf ya. Maaf udh bikin km kesel. Maaf udh bikin km cemburu. Maaf udh bikin km marah. Maafin aku ya". Ucapku memiringkan kepalaku menatap wajahnya. Dan aku kaget dia meneteskan air matanya. Biasanya dia kalo udh nangis berarti dia bener-bener kesel. Aduh Wildan bego banget sih udh bikin Ricis nangis
"Hey knp nangis? Kesalahan aku bener-bener fatal ya. Sampe km nangis begini". Ucapku masih menatap wajahnya. Ricis menundukkan kepalanya masih menangis sesenggukan tanpa bicara
"Maafin aku. Udh jangan nangis". Ucapku lembut. Aku mengambil tisu yg ada di depanku. Lalu mengelap air matanya
"Hey liat aku". Aku memegang dagunya mengangkat kepalanya yg menunduk menjadi menatapku.
"Udh ya jangan nangis. Aku minta maaf". Ucapku menghapus air matanya menggunakan tisu. Dia masih diam menatap mataku
"Km knp nangis hmm?" Tanyaku saat dia sudah berhenti meneteskan air matanya
.
.
.
.
.
To Be Continue....
.
.
.
.
17 vote for next
Makasih yg udah mau baca
KAMU SEDANG MEMBACA
Owner Of My Heart
Fanfic"Ketika Tuhan belum mengizinkanku untuk memiliki dirimu aku akan bertahan sampai jangka waktu yg panjang. Aku tidak akan berhenti memperjuangkan kamu. Aku tidak akan lelah untuk bisa membuatmu bahagia. Aku sadar sekarang. Kenapa orang tuamu masih be...