"Iya wa'alaikumsalam". Ucapku menjawab salam mas Anggi. Aku tersenyum menatap mobil Ricis yg semakin lama semakin menjauh. Setelah itu aku masuk mobil yg ku pinjam dari Derry menunggu Ricis dari dalam mobil. Aku membuka sedikit kaca mobil agar suara Ricis terdengar. Aku menatap sekitar. Belum ada tanda-tanda Ricis keluar. Aku pun memainkan handphoneku. Membuka instagram sekedar melihat-lihat postingan tim Ricis
"Kok km dari tadi kaya ga semangat gitu Cis knp?"
"Iya soalnya dia ga jadi nemenin aku baksos hari ini?"
"Siapa? Calon km itu?"
"Iya udh gitu dia bilang mau ketemu bidadarinya lagi. Sebel aku"
"Udah jangan bete gitu. Mungkin dia lagi sibuk sama urusan kantornya"
"Ga papa sih. Habis ini kita mau kemana lagi?"
"Mau bagi-bagiin makanan ke orang-orang yg membutuhkan"
Aku mendengar suara orang mengobrol di dekat mobil. Aku menolehkan kepalaku menatap ke arah jendela melihat keluar. Ternyata itu Ricis sama…. Taqy. Aku melihat Ricia asik mengobrol dengan Taqy diluar sana. Aku belum keluar dari dalam mobil. Masih mengamati mereka. Ricis belum sadar kalo mobilnya ga ada
"Loh mobil kemana? Anggi juga. Kan Anggi yg bawa mobil". Nah loh baru sadar dia. Ku lihat Ricis sedang melihat sekeliling bingung. Aku melihat Ricis merongoh tasnya mengambil handphone dari tasnya. Sebelum dia nelfon mas Anggi mending aku keluar. Sebelum keluar aku menggunakan masker warna hitam dari visbar, pakai topi dan juga kaca mata. Kaya detektif gitu. Aku keluar dari mobil membawa bunga yg kubeli tadi yg ku sembunyikan di belakang ku. Aku menghampiri Ricis yg bersama Taqy. Ku lihat Ricis hendak menelfon mas Anggi
"Permisi. Dengan mbak Ricis?" Tanyaku yg sudah berada disebelahnya. Ricis menatapku heran
"Iya. Dengan siapa ya?" Jawab dan tanya Ricis masih menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku juga melihat Taqy yg sama ekspresinya dengan Ricis
"Saya Sultan mbak. Sy disuruh mas Anggi nemenin mbak selama baksos". Jawabku. Ricis masih dengan wajah bingungnya menatapku
"Disuruh Anggi? Trus Angginya mana?" Tanya Ricis celingak celinguk mencari mas Anggi
"Mas Angginya udh pulang mbak. Katanya mau istirahat. Jadi saya di suruh buat jagain mbak Ricis". Jelasku. Ricis masih belum menanda siapa aku. Memang aku menyamarkan suaraku di balik masker hitam
"Tapi saya ga kenal sama masnya. Dari pada saya sama mas yg ga sy kenal. Mending sm sm ustad Taqy perginya". Ucap Ricis
"Loh ga bisa gitu dong mbak. Nanti apa sy mau bilang sama Mas Anggi kalo mbak ga sama sy perginya". Ucapku masih menatap Ricis dibalik kacamata hitam
"Ya sekarang Angginya mana. Gini deh mas. Sy ga kenal sama mas. Jadi sy ga akan sama mas perginya. Mas kalo mau nipu jangan dalam keadaan begini dong". Ucap Ricis menaikkan sedikit suaranya. Taqy masih menatapku dan Ricis bergantian dengan muka bingungnya
"Khemm". Aku mendehem sedikit menetralkan suaraku. Merubah suaraku yg asli
"Km ga tau suaraku?" Tanyaku yg belum melepas masker dan kacamataku. Dengan 1 tangan yg masih dibelakang
Ricis melototkan matanya tersenyum lebar
"Astaga Wildan. Km iseng banget sih". Ucap Ricis histeris. Aku tertawa lalu membuka kaca kataku dan menurunkan maskerku
"Kok km bisa ada disini? Bukannya km bilang ada urusan di kantor?" Tanyanya masih dengan senyumnya
"Surprise buat km dong. Hehe. Gimana seneng ga?" Tanyaku cengengesan menatapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Owner Of My Heart
Hayran Kurgu"Ketika Tuhan belum mengizinkanku untuk memiliki dirimu aku akan bertahan sampai jangka waktu yg panjang. Aku tidak akan berhenti memperjuangkan kamu. Aku tidak akan lelah untuk bisa membuatmu bahagia. Aku sadar sekarang. Kenapa orang tuamu masih be...