BAB 9

4.6K 864 38
                                    

Neustrie


Pair
Lee Jeno x Huang Renjun NCT Dream ( NoRen/JenRen ) and other cast.
••
Genre
Romance + Kingdom + Boys Love
••
Rated
K + M
••
Length
Chaptered
••
Disclaimer
The cast belongs to parents and their agency, while the strory belongs to me.
••
Warn!
AU + Historical + Abad Pertengahan
••
Summary
Eropa, 2020 M

"Hey, besok sore datang ke rumah ku ya. Aku akan mengadakan pesta ulang tahun ku, jangan lupa untuk membawa hadiah, haha."

Tapi aku akan ke perpustakaan besok ...

Neustria, 520 M

"Bagaimana pun juga, itu sudah menjadi janji Kakek buyut mu. Kau akan bertunangan dengan putra dari Kerajaan Austrasa.

... Maksud ayah aku akan bertunangan dengan sesama pangeran?

Ini adalah kisah dua pemuda beda zaman, salah satunya adalah pangeran di abad pertengahan, dan yang lainnya adalah mahasiswa di abad ke 20. Entah mukjizat atau sihir, tapi keduanya dapat bertemu dan menjalin kisah baru.

Enjoy~

Renjun menarik Jeno pada satu kedai yang ternyata merupakan tempat seorang tabib menyembuhkan masyarakat Kota Paris. Ini bukan keberuntungan dimana Renjun segera menemukan tempat yang ia cari. Ini perjuangannya, setelah memasuki lebih dari 8 kedai dan menanyai orang orang tempat dimana tabib berada. Awalnya ia pikir itu akan sangat mudah, namun ini bukan Strasbourg dimana ada rumah sakit dan banyak apotek yang buka bahkan ditengah malam.

"Lukanya tidak terlalu parah, kau menjaga tubuh mu dengan baik anak muda." Seorang lelaki tua berjanggut lebat memberikan pendapatnya saat mengobati luka Jeno.

"Apa itu benar benar tidak parah? Tidak perlu sampai dijahit atau bahkan operasi?" Renjun bertanya dengan cemas.

Ayolah, selama dua puluh tahun ia hidup, ia belum pernah diberikan pengalaman yang cukup dramatis seperti ini. Jangan salahkan kehebohan Renjun yang satu ini.

"Maksud anda tuan?"

Renjun terkejut bukan main, ia lagi lagi membuat kesalahan. Diliriknya Jeno yang kini menatapnya tak kalah heran. Dengan canggung ia memberikan senyum acaknya.

"Tidak, maksud saya, apa benar lukanya tidak apa apa?" jawab Renjun tanpa berani melihat reaksi Jeno.

"Tidak, aku akan membungkus lukanya dengan Daun Tin. Kalian bisa membawa beberapa lembar, ganti lah daunnya selama lima jam sekali." Pak tua itu memberikan sekotak Daun Tin yang ia lilitkan pada lengan Jeno.

"Terimakasih banyak."

Setelah melakukan pembayaran dan berucap terimakasih, Jeno dan Renjun melanjutkan kembali perjalanan mereka. Tidak ada yang berbicara, hanya hiruk piruk Alun alun kota Paris yang memenuhi pendengaran mereka.

"Apa kau lapar?"

Renjun menatap pemuda didepannya lesu, kemudian ia mengangguk sebagai jawaban. Jeno tidak terlalu peduli dengan Perubahan sikap pemuda disampingnya itu. Ia kemudian memimpin jalan menuju sebuah kedai makanan tak jauh dari tempatnya keluar.

"Ayo masuk."

Suasana kedai klasik khas abad pertengahan memang terasa kental. Meja kayu yang juga diikuti oleh gentong kayu melingkarinya sebagai kursi. Orang orang di dalam kedai dengan pakaian klasik mereka. Beberapa masih menggunakan jubah putih khas budaya Romawi, tapi kebanyakan sudah memakai pakaian rakyat biasanya. Ia tidak akan menemukan hal seperti ini lagi di zaman nya.

Neustrie || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang