BAB 11

4.4K 886 93
                                    

Neustrie


Pair
Lee Jeno x Huang Renjun NCT Dream ( NoRen/JenRen ) and other cast.
••
Genre
Romance + Kingdom + Boys Love
••
Rated
K + M
••
Length
Chaptered
••
Disclaimer
The cast belongs to parents and their agency, while the strory belongs to me.
••
Warn!
AU + Historical + Abad Pertengahan
••
Summary
Eropa, 2020 M

"Hey, besok sore datang ke rumah ku ya. Aku akan mengadakan pesta ulang tahun ku, jangan lupa untuk membawa hadiah, haha."

Tapi aku akan ke perpustakaan besok ...

Neustria, 520 M

"Bagaimana pun juga, itu sudah menjadi janji Kakek buyut mu. Kau akan bertunangan dengan putra dari Kerajaan Austrasa.

... Maksud ayah aku akan bertunangan dengan sesama pangeran?

Ini adalah kisah dua pemuda beda zaman, salah satunya adalah pangeran di abad pertengahan, dan yang lainnya adalah mahasiswa di abad ke 20. Entah mukjizat atau sihir, tapi keduanya dapat bertemu dan menjalin kisah baru.

Enjoy~

"Baiklah, kita akan menunggu disini sampai festival usai. Lalu diam diam mencari mereka, bagaimana?"

Jisung dan Haechan nampak memikirkan ide Chenle, namun tak lama Chenle kembali berujar, "Ah, tidak tidak. Aku tidak berpikir jika Pangeran Jeno masih di Kota Paris. Menurut ku dia sudah bergerak menuju Soissons."

"Bagaimana jika kita pergi saja ke perbatasan Paris dan Soissons? Itu akan lebih menguntungkan kita, jika memang Pangeran Jeno masih berada di Paris. Ketika mereka akan keluar Paris, kita sudah berada disana. Begitupun jika mereka memang sudah meninggalkan Paris, kita bisa mencari jejak mereka disana." Jisung dengan pikiran muda nya mencoba memberi solusi.

Haechan mulai mengangguk setuju, "Baiklah, mari kita berangkat ke perbatasan Paris dan Soissons."

Dari perbincangan itu lah, ketiganya yang semula akan berdiam diri di Paris hingga festival selesai, memutuskan untuk beranjak menuju perbatasan Paris dan Soissons. Ketiganya beranjak dengan menggunakan Kereta kuda mereka, kini bersama Jisung sebagai kusir kereta kuda. Namun kini Chenle juga ikut bersama Jisung, ingin melihat Festival Lentera itu secara langsung, katanya. Berbeda dengan Haechan yang memilih untuk tidur, tubuhnya terasa sudah akan remuk saja dengan semua perjalanannya.

Jika tidak salah, kalimat terakhir yang ia katakan pada Pangerannya itu adalah penggalan di kepala jika berani melarikan diri. Tentu saja Haechan tidak benar benar serius dengan ucapannya itu, tapi entah kenapa saat ini rasanya ia ingin benar benar mencekik pemuda itu. Tindakan apa yang harus Haechan pertama kali lakukan jika bertemu dengannya? Apa ia harus bersujud meminta maaf karena membuat pangerannya tidak nyaman? Tidak, itu tidak perlu dilakukan. Ia akan menendang bokong pemuda yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.

"Hehe." Haechan terkekeh membayangkan niatnya sendiri, namun tak lama kekehan itu terganti dengan dengkuran halus.

Diluar kereta, Jisung nampak serius mengendarai kereta kudanya. Dengan cekatan mencari jalan yang tidak ramai oleh masyarakat kota Paris, sehingga dapat memacu kereta kudanya dengan cepat. Disisinya, Chenle nampak tak terganggu dengan cepatnya kereta kuda melaju, ia nampak benar benar menikmati angin malam. Selain itu, aktifitas masyarakat kota Paris benar benar menarik perhatiannya. Ternyata mereka sangat ramah satu sama lain, benar benar menikmati hubungan kekeluargaan antar satu sama lain. Chenle lahir di Soissons, sehingga ia jarang sekali melihat situasi seperti ini.

Neustrie || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang