Ia cemas..
Ia takut jika.. jika Daffa memilih dengan perempuan lain. Perempuan yang lebih cantik darinya, perempuan yang lebih dewasa darinya, perempuan yang lebih bisa mengimbanginya..
Kenapa?
Kenapa rasanya sakit ketika membayangkannya?
Kenapa terasa sesak dadanya?
-----------------------------------------------------------------Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Kelas tambahan untuk murid kelas 12 telah usai. Aya membereskan barang-barangnya, bersiap untuk pulang. Dan sesuai apa yang diperintahkan suaminya tadi, ia pulang naik taksi. Sebenarnya, ia sangat sayang uang. Kalau boleh memilih, ia lebih memilih naik ojek, lebih murah. Namun ia tidak mau berdosa dengan membantah perkataan suami.
Kini Aya sudah berada di dalam taksi, untuk sampai di rumahnya, ralat, rumah Daffa, kira-kira membutuhkan waktu 20-25 menit jika jalanan padat. Aya memilih menyandarkan kepalanya di jendela, memejamkan mata, istirahat sebentar. Ia ingin mengistirahatkan diri setelah seharian berkutat dengan soal dan soal. Namun istirahatnya terganggu ketika taksi yang ditumpanginya berhenti mendadak, ia terbangun.
Ciiiiiiitt..... Suara ban mobid berdecit.
"Kenapa, Pa..", Aya hendak bertanya dengan sopir taksinya, namun ia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba memasuki taksinya dengan lancang.
"Akkkhh. Anda siapaaa?", kaget Aya.
"Jalan, Pak. Cepat!!"
"Tapi, Mas. Bapak masih ada penum.."
"Cepat, Pak. Nanti saya kasih double deh tarifnya"
"Tapi gimana dengan Mbak ini?", ucap sopir taksi sambil menoleh Aya.
"Pak, bagaimana kalau orang ini berniat jahat. Pak jangan, Pak. Saya lebih baik turun...", Aya panik.
"Pak buruan dong. Nggak tau apa aku dikejar anjing gila"
"Buruan, Pak"
"Pak. Pak jangan. Saya turun di sini saja. Pak.. Pak.. Pak.. ", ucapan Aya tidak dihiraukan si sopir taksi.
Aya takut sebenarnya. Bagaimana kalau orang gila di sebelahnya itu penculik? Lalu ia diculik dan diambil organ-organ dalamnya untuk dijual. Hiiiiii. Aya bergidik ngeri. Ia semakin menjauhkan diri dari orang gila itu.
"Aku bukan orang gila kalik"
Aya masih bergeming. Tidak menghiraukan perkataan orang itu.
"Aku juga bukan orang jahat. Ck. Dasar"
"Kenalin, Dewa", ucap orang gila itu, memperkenalkan diri kepada Aya, mengulurkan tangannya.
Aya hanya memandangnya. Ia enggan berkenalan dengan orang gila itu. Namun tangannya ditarik, dijabatkannya tangan Aya dengan tangan orang gila itu.
"Jangan kurangajar!!!"
"Yaelah sombong banget sih, cuma kenalan doang elah. Diajak kenalan orang ganteng gamau"
"Cihhh"
"Idih sombong bener. Aku punya temen sombong, besoknya mati"
Aya membelalakkan matanya.
"Namaku Aya", ucap Aya dengan cepat.
"Hahahhahaha lucu banget sih"
"Biasa aja"
"Aya masih sekolah?"
Aya diam. Ia malas sekali bicara dengan orang songong di sampingnya itu.
"Tau nggak, temennya temenku ditanyain ga dijawab trus besoknya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Istrimu
RomancePliss ini 21++, yang di bawah umur tolong ya:" Naraya Zulkarnain (17 tahun) Entah suatu kesialan atau keberuntungan hal yang dialami Aya malam itu. Malam di mana ia dinikahkan secara paksa dan mendadak karena kesalahpahaman semata. Dan lagi, ia meni...