CTI-STC
Hari itu, aku pikir aku membencimu. Ternyata aku mencintaimu.
Benar kata orang, benci dan cinta itu beda tipis.
Arha Point Of View >>>
Demi apa? Sejak hari pertama masuk sekolah, aku jadi memikirkan gadis itu. Padahal simpang siur, banyak sudah yang menargetkannya, dingin-dingin begitu dia memang manis sih. Banyak orang yang kesemsem* sama sifatnya juga.
Huh! Aku benci dunia ini.
Lihatlah, bahkan hampir setiap saat, gadis itu tetap saja muncul di manapun aku berada. Aku benci keadaan ini. Sekuat tenaga, aku berusaha tidak memperhatikannya, tapi justru aku semakin memperhatikannya!
Tapi, tidak lama setelah berusaha mengabaikannya, tiba-tiba saja, aku teringat tawa kecilnya, suara beratnya, wajah malunya, senyumannya, lesung pipinya. Astaga, gadis itu punya semua yang aku sukai!
Argh! Aku stress hanya karena aku mengumpat kepadanya tepat sebelum pandemi dimulai.
"Argh ... aku benci ini semua!"
Dia sudah tiba di samping Miss Evelyn, memberikan buku dan kertas yang tadi dititipkan Mr. Roward dari kantor sekolah. Ia tersenyum dan membungkuk hormat sebelum pergi.
Argh!
Senyumannya! Why?
Kenapa bisa musuh kita memiliki senyum yang jauh lebih manis dari orang yang kita sukai?
"Atau ... aku menyukainya? Argh, itu tidak mungkin! Aku tidak pernah menyukai musuhku sendiri!" Aku sibuk bergumam, aku yakin, tidak ada yang mendengarku.
Dugh!
"Ham, dah mulai tuh, sampai kapan mau ngelamun?" Namanya Alexan, sahabatku di sekolah, ia menyikutku dengan sebal karena aku sibuk melamun.
"Ah, maaf, hanya kepikiran beberapa hal." Jelasku.
"Ham, Sheila!" Bisik Alexan.
Aku mengangkat kepalaku segera. Sheila? Dia temanku, dia juga satu angkatan denganku, bahkan pernah satu kelas denganku. Aku pernah menyukainya, entahlah, mungkin sampai sekarang aku masih menyukainya.
"Lu mikir apa sih, Ham? Dari tadi ngelamun mulu." Gamma, siswa lain, duduk disampingku, menatap buku catatanku.
"Enggak kenapa-napa, Gam. Galau aja dia tuh."
Alexan yang duduk di sisi lainku tertawa usai menyelesaikan kalimatnya, dan Gamma pun ikut tertawa, bodohnya suara mereka cukup keras dan membuat siswa lainnya menoleh. Mataku melotot tajam menatap keduanya.
Buk! Kupukul kepala keduanya, menyebalkan.
"Diamlah Alexan, Gamma! Kupukul lagi tahu rasa kalian!"
Al Point Of View >>>
Kesialan yang sangat hakiki, lagi-lagi aku menjadi korban disuruh guru. Tapi karena hormatku yang besar, aku tetap mengantarkannya. Audie menemaniku. Kebetulan dia sedang di lantai satu juga, jadi aku mengajaknya.
Kesialan hakiki lainnya, aku melihat Kak Arha menatapku dari kejauhan. Walaupun sedikit buram karena aku meninggalkan kacamataku di kelas. Setidaknya Audie melihatnya dengan lebih jelas dan mengejekku selama perjalanan kembali ke kelas.
"Aduh-duh, perutku lelah, oh ya, Al?"
"Hey, kau sudah tak suka Kak Arha?" Tanya Audie yang menyadari perbedaan sifatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTI - STC [ ENDED ]
RomanceDulu mereka musuh, sudah bak kutub utara dan kutub selatan. Hingga sesuatu mengubah itu semua. Menjadi... Seperti... Gulali warna-warni, sangat manis. Bahkan mungkin jauh lebih manis dari Gulali warna-warni. Karena mereka spesial. Ended at July 22...