CTI-STC
I love you, and I'll always love you.
>>>
< New York, 4 Februari 2045
"Dad, Mom, aku berangkat dulu!" Asley sudah menyelesaikan makan siangnya, membawa kotak bekal yang tadinya diberikan Arha padanya. "Hati-hati Asley!" Asley mengangguk kecil, ia segera berlari keluar rumah. "Huh, Kak? Haruskah kau menceritakan peringkat memalukan lomba itu juga?" Arha tertawa kecil, merangkul Al yang duduk disampingnya, "Itu peringkat yang sangat indah Al, kau membesarkan anak-anakmu juga tidak menggunakan ilmu itu kan? Kamu menginspirasi mereka,"
Al tersenyum kecil, "Sifat mereka lebih terdominasi olehmu," Arha terkekeh, "Aku ayah mereka," Al tersenyum dan mengangguk, "Oh iya, bagaimana kabar Arsya?" Al mengangkat HP-nya, menunjukkan bahwa Arsya sudah dalam proses belajar untuk ujian kelulusan SMA. "Smart like you," Al menyimpan HP-nya kembali. "Dia bukan anak kandung kita,"
"Tapi dia sudah lama bukan bersama kita? Dia sudah belajar banyak darimu, kamu mendidiknya dengan sangat luar biasa Al, fantastic Mom she has," Al tersenyum simpul, "You're also fantastic Dad she have," Arha mengusak gemas rambut Al, menciumi puncak kepala wanita itu. "I love you so much Al," Al mendongak, menatapnya, "I love you too~ And you know it~,"
-CTI-
"Arsley!" Arsley tidak peduli siapa yang memanggilnya, ia hafal itu suara kembarannya, dan ia tidak peduli. "Ars, is that your twins?" Arsley mengangguk singkat, "I don't care," Salah satu teman Arsley menatap Arsley bingung, "He got a lunch for you!" Arsley menoleh, kotak bekal itu sudah diletakkan Asley diatas kursi penonton dan ditinggalkan begitu saja oleh pengantarnya, dengan segera Arsley melempar bola basketnya ke sembarang arah dan mengambil kotak bekal itu. Ia berlari menyusul Asley yang berjalan pulang.
"ASLEY!" Asley menoleh, kembarannya dengan cepat memeluknya, menerjangnya. "Huh?" Asley membeku terkejut, "Terima kasih, maafkan aku," Asley tersenyum, membalas pelukan sang kembaran, "It's not your fault As," Arsley tersenyum kecil, "Temani aku makan, lalu ayo membeli buku yang kau inginkan," Asley menoleh, "Ka-kamu tahu?" Arsley mengangguk ceria, "Aku kembaranmu, kita berbagi sel otak yang sama! Ahahahaha,"
"Hei, kau tadi habis mendengar Mom dan Dad bercerita masa lalunya ya?" Asley menoleh ke arah Arsley, "Uh, bagaimana kau tahu itu?" Arsley terkekeh, "Aku belum berangkat saat itu, aku kebingungan mencari bolaku. Jadi aku mendengar, tapi karena aku masih kesal, aku tak peduli kau bicara apa," Arsley tertawa setelah melihat wajah sebal Asley, "Sudahlah, aku kembaranmu, tidak mungkin kan aku marah padamu selama berbulan-bulan?"
"Em... Sungguhan kau mengantarku mencari buku? Itu... Aneh..." Arsley tertawa, "Disamping toko buku ada toko peralatan olahraga, aku perlu membeli bola basket baru karena bolaku menghilang entah kemana, ayo! Kita berangkat~," Asley tersenyum, 'Still the same Arsley,'
ars._frickal.x Tweet : And then, you can't mad at me! But I can mad at you. Anyway, thanks for the books suggest! I like it~
Liked by welliacrever , sanda3.4_f , lynx.cx , and 176 Others.
ars._frickal.x turn off the reply section.
+
asl._frickal.x Tweet : I can't mad at you just because you're my twins, and... You can mad at me because you're my twins.
Liked by frederick._xar , ary._frickal.x , welliacrever , and 121 Others.
asl._frickal.x turn off the reply section.
-STC-
Arha tersenyum ke arah Al yang duduk di sampingnya. "Then? Mereka berbaikan bukan?" Al mengangguk santai, "Tidak seharusnya mereka memperebutkan siapa yang tampan, wajah mereka mirip," Arha terkekeh dan mengangguk mengiyakan, "Hanya saja... Perbedaannya adalah Asley seorang kutu buku, dia lebih suka di perpustakaan dan Arsley adalah atlet, tampil di lapangan itu hobinya,"
Arha mengusak gemas kepala Al, "Uh, bisakah kau berhenti mengacak rambutku? Itu membuatku terkesan seperti laki-laki dan itu berantakan," Arha tertawa kecil, "But you're cute with a messy hair," Al memajukan bibirnya sebal, "Bukan tentang itu jugaaa," Arha tertawa, melanjutkan kalimatnya, "Cause you can't be Mom if you're a boy, right? But you are," Al tersenyum lagi, membaringkan kepalanya di paha Arha dengan nyaman, "Kak, mereka mirip dengan kita ya," Arha menarik hidung Al gemas, sudah berapa kali Al mengatakannya dalam satu hari yang sama, "Mereka anak kita Al... Come on..."
"Mom! Dad! We home!" Arha menoleh ke arah pintu, si kembar sudah datang. "Wash your hand kids! Yang bersih! Lepas sepatu kalian juga!" Arha berseru sesaat setelah Arsley langsung melaju ke kamar, "Eit... Sorry Dad! I'm forget!" Arsley berjalan menuju Asley yang tengah mencuci tangannya di wastafel luar rumah lebih dulu karena mendengar ayahnya berseru dari dalam rumah. "Dari mana saja? Sudah baikan nih ceritanya?" Asley mengangguk malu.
"Aku membeli bola basket baru, bolaku hilang entah kemana. Oh ya, dan aku menemani Asley mencari buku-buku yang sejak kemarin ia cari. Dad? Tumben, biasanya malam begini sudah berangkat ke kantor lagi?" Arsley dengan beruntun menjelaskan dan bertanya, "Dad akan mengajak kalian menonton bioskop hari ini, who wants to joint?"
"ME!!! ME!!!"
Semua heboh kecuali Al yang hanya tersenyum dari belakang mereka dengan tenang, ia tak menyangka, keluarga kecil yang selalu diterjang masalah dan kesibukan itu bisa menjadi lebih bercahaya, lebih ceria, lebih hangat, dan tentunya terlihat sangat bahagia ketika dapat berkumpul bersama lagi seperti hari itu.
"All of us, let's go! We can have a super dinner before watch the movie!" Arha memutar kunci mobil ditangan-nya. "YEAAAYYYY!!! Let's go!" Semua bersorak senang tentu saja minus Al, Al hanya tersenyum simpul, dirinya tidak pernah bersorak sejak terakhir kali mungkin sebelum ia bertengkar dengan Arha muda di tahun 2019 lalu, tahun pertama Al di SMP-nya. Ia menjaga imagenya dengan baik di depan siapapun. Mungkin tidak di depan suaminya seorang.
Arha tersenyum, membantu Al memakai jaket dan syalnya. "Kau sangat manis dan hangat Al," Al tertawa kecil, memeluk erat Arha. "Kakak wangi, dan sangat-sangat hangat!" Disisi lain, Arsley dan Asley tengah berdebat tentang sarung tangan mereka yang tertukar. Rumah dengan keluarga yang sangat bahagia bukan?
Benar, mereka adalah keluarga yang sangat bahagia.
CTI-STC
TBC.
Indonesia, 3 Juni 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
CTI - STC [ ENDED ]
RomansaDulu mereka musuh, sudah bak kutub utara dan kutub selatan. Hingga sesuatu mengubah itu semua. Menjadi... Seperti... Gulali warna-warni, sangat manis. Bahkan mungkin jauh lebih manis dari Gulali warna-warni. Karena mereka spesial. Ended at July 22...