L

72 8 6
                                    

CTI-STC

Mengejarnya terlalu lama, aku jatuh terlalu jauh. Dan kini aku harus kembali.

>>>

Al menatap sebal Arha saat keduanya akan berpapasan, segera ia masuk ke kelasnya dan menutup pintunya. Meletakkan tasnya dibangku kemudian masih diam memunggungi jendela kaca. Dari ujung matanya, ia melihat Arha membeku didepan kelasnya. Tangan Al mengepal erat disamping tubuhnya. Di keluarkannya buku-buku pelajaran sekolahnya. Setelah jam istirahat, akan ada pengembalian buku paket ke Perpustakaan.

"Al!" Audie berlari menghampiri gadis itu. Memeluk erat-erat gadis itu. "Ugh, I can't... Breathe Audie!" Akhirnya Audie melepaskannya dan tertawa tak berdosa. "Kau ini, tumben pagi banget?" Tanya Al kemudian menemani Audie hingga kebangkunya. "Kakakku itu, salahin aja dia, heboh gegara bukunya kurang satu," Ucap Audie kemudian menata buku-buku yang akan dikembalikan. "Sabar, namanya juga manusia," Ucap Al kemudian tertawa.

Baru saja tawanya reda, seseorang berlari dengan cepat melewati kelasnya. Dan sudah pasti orang itu adalah Arha. Hanya Arha yang dengan edan berlari 100 KM/jam di lorong perempuan itu. Al menoleh keluar, hanya sekilas, tapi ia bisa melihat pemuda yang sudah ia duga itu. 'Hah... Sakit lagi nanti...Dasar merepotkan,' Ia masih peduli, hanya berusaha tidak peduli.

"Turun yuk Al," Al hanya mengangguk keduanya keluar kelas dan turun ke lantai satu. Sukses membuat Arha semakin kepikiran dengan percakapan mereka. Arha mengerem tepat waktu di belakang keduanya. Sayangnya bukan pembicaraan yang tepat. "Al, lu beneran suka sama... Should I say it?" Al menoleh ke Audie, "I'm not pretty sure," Ucap Al kemudian tertawa ringan. "Udah ah, jangan di bahas lagi, tambah suka ntar, ahaha, ayo balapan turun!"

-CTI-

Audie menarik tangan Al dan menuruni tangga dengan cara ekstremnya. Arha benar-benar murung  di belakang keduanya. Ia tak menikmati harinya. "Hei, Arha, hati-hati, kau hampir saja terjatuh dari tangga," Leo menarik pundak Arha yang hampir saja tergelincir. "Thanks Yo,"

Leo menatap wajah kusut itu. "Kenapa? Sedih ya mo pisah ama gua?" Leo dengan segala kenarsisan hidupnya tertawa dengan keras saat melihat Arha dengan wajah nyolotnya. "Terus? Sedih mo pisah ama Sheila? Oh iya, Sheila sama Dean satu sekolah lho," Leo emang bos-nya tukang kompor. "Masa bodoh Yo sama mereka," Arha menatap sebal Leo yang duduk didepannya. "Yah, udah ah, Arha gak seru diajak becanda," Leo berjalan menuju perpustakaan.

Sudut mata Arha bergerak saat melihat sosok Al dan sahabat-sahabatnya berjalan menuju perpustakaan dengan setumpuk buku ditangan mereka. 'Argh, kenapa sih? Kenapa aku tidak suka melihatnya diam? Kenapa aku benci dengan wajah datarnya? Kenapa? Kenapa aku mengharap senyumannya?' Batin Arha bergejolak panik.

Arha kembali ke kelasnya usai bercakap dengan Sanda yang merupakan teman satu kelas Leo. Pikirannya terus mengingat betapa cerianya Al saat tengah mengerjakan soal-soal. Sanda selalu menceritakannya. Ingatannya kembali saat gadis itu baru masuk SMP. Tentunya gadis itu salah satu yang menarik perhatian. Ia selalu sendiri, diam, dan tak banyak bersosialisasi. Kabar mengejutkannya tiba saat hasil tes tulis OSIS keluar dan gadis itu mendapat A+.

-STC-

Arha menghela nafas berat. Ia segera mengangkat buku-bukunya dan mengikuti teman-temannya ke Perpustakaan. Seperti biasa, Miss Isabella, guru yang menjaga perpustakaan dibantu keempat remaja Pustakawan melayani pengembalian buku pelajaran tersebut. Sebenarnya lima, tapi Al tidak ambil alih dalam membantu penanda tanganan pengembalian buku. Ia membantu mengangkat dan memasukkannya ke dalam gudang perpustakaan.

CTI - STC [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang