Y

63 7 0
                                    

CTI-STC

Ketika kau pergi, semuanya terasa hampa, kosong, dan hambar.

>>>

< Indonesia, 13 September 2085

Arsley bergegas merapikan berkas-berkasnya, "Anthonio! Urus sisanya ya! Saya ada urusan, terima kasih. Yang lain, tetap bekerja dengan baik! Saya pergi dulu!" Arsley mengambil jasnya yang ia sampirkan dengan asal di gantungan pakaian dan melangkah pergi dengan langkah cepat. Langkah panjangnya diiringi hormat oleh para karyawan dan petinggi kantor lainnya, posisi Arsley yang memegang perusahaan inti awalnya memang diragukan karena ia tidak lulus dari jurusan kuliah yang berhubungan dengan perusahaan, tapi... Buktinya, perusahaan itu sudah jauh lebih sukses sekarang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. 

Arsley menginjak pedal gas dengan kuat, ia telat menerima pesan dari Asley bahwa Arha meminta semuanya pulang. Bahkan istrinya sudah berada dirumahnya. 'Ah, sialan! Macet pula!' Arsley menekan klakson mobilnya dengan sebal, sedikit panik membuatnya semakin emosi. Akhirnya ia telat tiba di sana, mobil putih Asley sudah terparkir manis di pekarangan, sementara mobil Arsya baru saja di parkirkan ketika Arsley memasuki pekarangan.

"Dimana Dad?" Arsley nyelonong masuk tak memberi salam, kompak istrinya dan istri Asley menunjuk ruangan Arha yang masih terbuka sedikit. Dari sisi yang terbuka itu Arsley dapat melihat kembarannya berdiri dengan wajah gusar. Tampaknya ia akan mendapat serangan beruntun dari kedua kakaknya dan ayahnya setelah ini.

Arsley selalu siap dengan itu. Dan ia tidak pernah membalas sebagai anak yang baik. Ya, anak yang sangat baik, sampai-sampai seminggu bisa masuk ruang BK lebih dari 3x seminggu dan membuat baik Al atau Arha bosan datang ke sekolahnya hanya untuk menjemputnya dan mengeluarkannya dari BK.

Dan Asley menjadi korban karena adiknya yang berprestasi dan juga nakal. Ya, meskipun mereka tidak satu sekolah, Asley kerap di bully ketika Arsley tidak mengetahuinya. Tapi status adik-nya yang merupakan ketua gengster di salah satu geng terkenal di kota mereka, membuat Asley juga ditakuti oleh siswa-siswi lain ketika berada di sekitar Arsley.

Setidaknya karena Arsley bandel tapi pintar, pihak sekolah tidak bisa mengeluarkan Arsley begitu saja. Karena jika mereka mengeluarkan Arsley begitu saja, mereka akan kehilangan banyak prestasi yang sudah pernah dicetak olehnya. Dan itu menjadi alasan mengapa Arsley tidak pernah di keluarkan meski ia telah melakukan ratusan kesalahan atau pelanggaran.

-CTI-

"Dad?" Arha menoleh, usia telah merebut kebugaran tubuhnya. "Ah, akhirnya kamu datang, lama sekali," Arha menatap sebal Arsley yang justru cengar-cengir tidak jelas saat masuk ke ruangan itu. Arha punya sudah memiliki cucu-cucunya. Tapi malam itu ia hanya mengundang Arsley, Asley, Arsya, beserta menantunya. Tanpa cucu-cucunya. "Asley sudah datang sejak tadi dan kamu baru datang? Kemana saja?"

"Ya-- Er... Ada beberapa urusan di kantor Dad. Dad tau seberapa sibuk kantor Dad," Arha memutar matanya malas. "Ada lebih dari 2 sekretaris yang bisa kau titipi tugas-tugasmu," Arsley nyengir, "Aku hanya berusaha memastikan mereka bekerja dengan baik Dad," Arha menepuk dahinya. "Lain kali kau harus belajar datang lebih awal dan jangan banyak alasan. Mengerti?"

"Dad, ada apa?" Berhasil mengalihkan perhatian, Arsya masuk dengan tenang. Ketiga anaknya itu duduk didepan Arha, menatap pria yang telah berusia senja itu. "Arsley, jaga perusahaan dengan baik, jaga nama baik keluarga kita. Arsya... Tetap jaga kehormatan wanita dan hak anak-anak di dunia ini. Asley, jaga perusahaan keluarga Alaska sebaik mungkin. Kalian semua harus menjaga dengan baik usaha yang sudah dibangun keluarga kita sejak dulu... Hari ini... Dad sangat merindukan Mom. Apakah kalian merindukannya?"

CTI - STC [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang