A

23 6 0
                                    

CTI-STC

Lihatlah masa lalu, kita bak musuh yang hatinya ditakdirkan bersama.

>>>

Mari kita kembali ke masa lalu, masa dimana keduanya adalah musuh yang tidak pernah sedikitpun berbicara tentang cinta.

< Indonesia, back to 2019

Al mendengus sebal, segera ia mengambil tasnya dan menariknya menuju lapangan sekolahannya, hari itu semua siswa kelas 7 sampai 8 akan diberangkatkan mengikuti LDKS* bersama kakak-kakak pembina kelas 9. "Al, oh, kamu bawa tendanya kan?" Al mengangguk-angguk santai, mengangkat tendanya dengan santai. Tenda itu berat, ditambah ada tumpukan pancang dan tali didalamnya. "Al, kamu habis tengkar sama siapa kok kayaknya sebel banget?" 

Al menoleh ke arah temannya, tersenyum simpul, "Tengkar sama kakak kelas 9, gara-garanya... Mereka berisik di perpustakaan dan Kak Arha kali ini membela teman-temannya, padahal kan debatnya kemarin, dia marahin gua hari ini" Jelas Al, Audie yang berada di samping-nya segera memiringkan kepala, "Uh-oh, tunggu, Kak Arha membela temannya?" Al mengangguk ringan, "Yang menang?" Al menatap Audie, memberi tahu gadis itu bahwa dia lah yang memenangkan debat dengan kelas 9 itu.

"Kalian bertengkar bagaimana?" Al tersenyum simpul, "Aku memarahi kelas 9 yang berisik, dan mereka pada diam, awalnya ada yang marahin gua, junior belagak-junior berisik, dan gua jawab, senior kok gak taat aturan, terjadi kemarin siang pasca jam makan siang. Dan tadi pagi, habis sarapan, Kak Arha marahin aku sama beberapa anak yang kemarin negur kelas 9,"

Audie merangkul Al, "Tapi kamu jago loh berani melawan mereka," Ucapnya seraya menahan tongkat-tongkat anggota regunya. "Well, aku di marahin dan Kak Arha itu bilang 'Dek, masih baru tahun pertama gak usah marahin kakak kelas. Mereka udah gede' Dan aku jawab seadanya saja lah. Kak Arha langsung diam, sebel mungkin? Jujur, aku sebal dengannya sekarang," Audie tertawa terbahak-bahak, Al selain berani melawan kakak kelas di tempat-tempat taat aturan Al juga berani melawan kakak kelas mereka selama dirinya benar.

Keduanya mulai mengeluarkan peralatan mereka di tempat yang telah di tentukan panitia melalui undian. Tepat di bawah pohon yang rindang, regu Al mulai membersihkan wilayah yang akan didirikan tenda nantinya. Audie dan Al sibuk memeriksa kelengkapan keperluan mendirikan tenda dan alat makan regu mereka. Sementara anggota lainnya sibuk menerima barang yang dioper oleh keduanya.

"DEK! WAKTU BEDIRIIN TENDA-NYA CUMA 15 MENIT YAAA!!!" Al hanya mengangguk-angguk ringan, segera ia membagi tugas untuk anggota regunya mendirikan tenda. "Audie, aku ambil dulu kertas peraturannya, kamu lanjutin sama anak-anak ya," Al menyodorkan pancang* yang dibawanya pada Audie. Audie mengangguk, segera diambil alihnya pancang itu kemudian berjalan ke sisi lain tenda untuk memasangnya. Al berjalan menuju tempat beberapa wapinru bergerombol untuk mengambil kertas peraturan selama LDKS.

"Nih, sumpah, gak jelas banget perintahnya," Ucap Al seraya memasang wajah kecut. "Oh, tidak apa-apa, ayo pasang karpetnya. Cah*! Cepetan! Waktunya kurang 5 menit! Tahan bareng-bareng ya rek*!" Ucap Audie memberi aba-aba. Segera mereka memasang karpet dan meletakkan barang-barang mereka di dalamnya dan mulai menghias. Sementara Al lagi-lagi mengangkat barang-barang berat milik regunya ke tenda. Percaya lah, tubuhnya memang berkerja untuk itu.

"Dek, segera kumpul di lapangan ya, mau apel pagi dulu," Salah satu kakak kelas menghampiri satu persatu regu yang tengah mendirikan tenda. "Huh, dasar mengesalkan, baru saja selesai memasang tendanya, sudah disuruh keluar saja, capek tau," Audie memajukan bibirnya sebal, "Hahaha, tak apa, ini mah santai... Gak kayak dulu di perlombaan, ayo cepetan," 

CTI - STC [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang