T

58 7 7
                                    

CTI-STC

Aku akan menjagamu, sebisa mungkin. Karena aku mencintaimu.

>>>

< 27 Januari 2028

Arha pagi ini kembali sibuk dengan kebersihan Asramanya. Ia akan kembali ke kampung halaman hari itu. Mobilnya sudah di gunakan sang kakak menuju Indonesia melalui jalur laut. "Ah... Aku tidak sabar untuk pulang, aku merindukan Indonesia," Gumam Arha, segera dirapikannya penampilannya. Ia akan segera mengembalikan kuncinya ke pemilik Asrama.

"Excuse me Sir, this my room's key, thanks for accompany me for a year!" Arha menunduk hormat. Sang penjaga terkekeh, "It's okay boy, I'll miss you, have a safe flight!" Arha mengangguk, ia kemudian tersenyum manis dan kembali menggunakan masker dan topinya. Ia akan menghubungi Al saat ia di bandara nanti, ia sudah berjanji. Dan ia harus segera, karena pesawatnya take off 2 jam lagi. Dan perjalanan menuju bandara cukup menghabiskan waktu.

Ia menatap keluar jendela taxi. "Are you a college from Oxford?" Tanya sang supir saat ia Arha akan membayar. "Yes I Am," Arha menatap sang supir bingung, "Ah, then you can go free with me, I... I have a kids which is also a college in Oxford, but... He can't get alive when cancer stroke him so hurt, he died," Arha terdiam, tubuhnya menegak. 

"For that, I give free ride for another college from Oxford, for my son," Arha tersenyum, "God Bless You Sir, thank you so much", Arha membungkuk hormat. "Don't like that boy, just one that I want to say, you're looks alike with my son," Sang supir menutup jendela dan melaju meninggalkan lokasi itu. "Ahahaha, don't mind it boy,"

'His son? Looks alike? Who?' Arha terus memikirkannya, hingga ia teringat bahwa ia harus menghubungi Al. Segera dicarinya Handphone-nya. 'Astaga, hampir saja aku lupa,' Arha segera mencari kontak Al yang tertutupi pesan-pesan dari sesama Mahasiswa Indonesia yang lulus dan berpamitan untuk kembali ke Indonesia.

"Dek?" Arha mendapati Al langsung mengangkat telfon itu. "Ah, aku pikir kakak lupa, kakak sudah di bandara?" Tanya Al. "Sudah, baru saja, maaf baru menelfonmu, aku tahu kau tidak suka orang yang tidak disiplin, maafkan aku," Arha dapat mendengar Al terkekeh diujung. "Aku tahu, kau bertemu seorang supir kan? Supir itu mengatakan bahwa kau mirip dengan anak laki-lakinya, benar bukan?" Al tertawa di ujung sana.

"Eh, bagaimana kau tahu?" Arha terkejut mendengarnya, memang benar dugaan Al, tapi darimana gadis itu mengetahuinya? "Kak, kau mau tahu siapa putranya?" Tanya Al lagi, Arha awalnya terkejut, "Memangnya siapa?" Al tersenyum diujung sana, setelah helaan nafas beratnya, ia terdengar menjawab, "Dia kakak sepupuku, sopir itu pamanku, kakakku sangat akrab denganku, ia melawan kanker saat usianya 19 tahun, tepat 3 tahun yang lalu, ia menyerah akan kankernya," Arha tercengang, "Kakakmu? Kau berbohong?"

Al tertawa lagi, "Tidak kak, kakak sepupuku memang memiliki wajah yang sama denganmu, dan itu alasan tambahan bagi Kakek Frederick untuk menjodohkan kita, karena ia tahu bahwa Kakekku, sangat merindukan kakak sepupuku. Jadi... Kakek Frederick memutuskan untuk mencalonkanmu sebagai calon suami ku," Arha tercengang, "Woah, a-aku tak menyangka, a-apakah benar-benar mirip?" Tanya Arha lagi. "Ya, tentu saja," Ucap Al kemudian tertawa lagi. 

"Keul, lalu kau menerimanya karena kau juga merindukan sepupumu?" Arha sukses membuat Al tertawa semakin keras. "Tentu saja, tapi itu alasan entahlah, antara kedua atau ketiga, alasan utamanya karena aku pernah mengharapkannya," Arha menggeleng pelan. "Maafkan aku Al, pesawat akan take off 20 menit lagi, kami harus masuk pesawat, saat aku tiba di Indonesia, aku akan menelfonmu," Terdengar tawa lembut Al di ujung lainnya, "Tentu saja kau harus melakukannya, selamat malam Kak, semoga perjalananmu aman dan nyaman" 

CTI - STC [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang