C

30 6 0
                                    

CTI-STC

Aku lelah, tapi senyummu mengalihkan duniaku.

>>>

< London, 21 Januari 2035

"Menyukainya, hum?" Arha memeluk Al dari belakang, Al tampak tak lelah memandang keluar vila. "Of course, I do," Arha menyandarkan kepalanya di cekungan leher Al. "Kak?" Arha memeluknya semakin erat, "Please, just a second. I'm tired," Al tersenyum, menggenggam tangan Arha yang ada di depannya. "Why? I know, there's a reason about your tired. You need to tell me. I'm your wife,"

Arha melepas pelukannya, menarik Al duduk di sofa. Kembali bersandar di pundak Al. "Uh... The reason is... I miss your laugh, you're just laugh when the kids are here, and... Lot of people want us to break up, but, I can't without you for a long day, and... I'm afraid that you'll leave me alone here," Al terkekeh, mengusak kepala Arha gemas, "Kak, aku juga rindu, anak-anak juga. Kau jarang pulang kerja awal. Dan... Aku tidak akan meninggalkanmu,"

"Hm... I'm sorry Baby, apakah aku harus mengambil cuti? Kita bisa berlibur bersama," Arha menatap mata Al penuh harap, "Eoh, jangan bertanya padaku. Bertanyalah pada anak-anak~!" Arha tersenyum, "Sudah malam Baby, mau makan malam setelah ini?" Tanyanya. Al mengangguk ceria. "Segera bersiap, aku akan berganti baju juga," Arha menegakkan tubuhnya dan menepuk-nepuk gemas kepala Al. "Uh, rambutku jadi berantakan bodoh!"

"Oke, ayo kita pergi," Arha menatap Al sejenak, "Hey, ingin memakan seafood? Kupikir-pikir, cukup lama kita tak memakan makanan laut," Al mendongakkan kepalanya, "Eoh, sejak kapan kau suka seafood?" Arha terkekeh, "Mungkin aku tidak menyukainya, tapi kau menyukainya kan?" Al tersenyum, "Thanks My Hubbie, let's eat that!"

"I know, your welcome sweetie," Arha merangkul Al kemudian mereka berjalan menuju cafe yang penuh dengan beragam makanan seafood. "Mau apa?" Al menunjuk kepiting dengan saus keju diatasnya. "Huh? Sejak kapan kau suka kepiting?" Tanya Arha heran, "Sejak kecil, uh, kau ini!" Arha terkekeh pelan, "Okay, wait for me, I'll take a note," Arha berjalan menuju meja kasir, entah menurutnya saja atau tidak, Al banyak memilih belakangan ini, walaupun memang tidak merepotkan.

"Eh? Kemana Al?" Arha menatap heran kursi yang ia pesan, tapi kemudian senyum muncul dibibirnya, dilihatnya gadis tinggi itu tengah tersenyum pada seorang anak perempuan kecil, anak kecil itu, Arha tahu, gadis yang diajak Al berbicara adalah seorang gadis jalanan. Gadis itu kehilangan ibunya setelah sekian lama. Arsley dan Asley juga mengenal baik gadis itu, karena Arha tahu bahwa gadis itu di sekolah negeri di samping sekolah Asley dan Arsley.

"Kak? Em, can Arsya eat with us?" Arha tersenyum, "Of course, hi Arsya!" Arsya, gadis manis itu, tersenyum kecil, "Uh, Kak Arha, are you already take the note?" Arha mengangguk, ia masih sibuk menganalisa wajah gadis kecil itu. "I'll take Arsya to clean her face, bye hubbie, stay here! Okay!?" Arha mengangguk, membiarkan Al kembali menggandeng Arsya menuju kamar mandi. 

Arsya masih berusia 7 tahun, kurang lebih satu tahun lebih tua dari Arsley dan Asley. Dulu, Arsya adalah penerima bantuan ASI dari Al ketika usianya 9 bulan. Tepat saat Arsley dan Asley dilahirkan. Karena hal tersebut, Arsya masih berkeluarga dengan keduanya. Kehidupan Arsya semulanya baik-baik saja hingga kedua orang tuanya meninggal dan ia diasuh oleh kakek dan neneknya yang tak lama kemudian juga meninggal.

Al mengenal baik Arsya mulai Arsya bayi sampai saat itu Arsya menginjak bangku sekolah dasar dan melanjutkan sekolah bersama Arsley dan Asley menggunakan beasiswa yang ada di sekolah tersebut. Setidaknya begitu pula dengan Arha, ia mengenal baik Arsya sejak Arsya kecil.

CTI - STC [ ENDED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang