Park Jihyo, sekretaris baru yang mejanya berada persis di depan ruangan si Bos. Kerap kali terpegok bersolek dengan cermin kecil. Entah memang tuntutan profesi agar selalu tampil cantik atau sekedar cari muka. Yang jelas itu perempuan hidupnya tidak akan damai.
Hyeinㅡ sekretaris sebelumnya telah ditarik oleh Han Hyukjae dan hijrah bersama dengan Bos ke kantor yang lebih besar. Meski sudah berumur sepuluh tahun lebih tua dari Bosnya, wanita itu masih sangat gesit. Dia sanggup melakukan steno dengan kecepatan penuh. Pekerja keras dan pengatur waktu yang efisien. Maka tak heran jika Han Hyukjae sangat terobsesi dan cenderung posesif padanya. Bahkan walaupun Han Seungwoo merengek meminta Hyein untuk tetap tinggal, Hyukjae tak akan menyerahkan.
Kemampuan Jihyo belum terdeteksi oleh mereka. Namun, belum juga terendus kabar dia melakukan kesalahan. Seungwoo juga tidak pernah menampakan taring kepadanya, memunculkan asumsi bahwa kemungkinan besar lelaki itu sudah terbius kecantikan si sekretaris.
Sebagian staf keuangan menjadikan Jihyo bahan gunjingan, lantaran pakaian serba minim dan super ketatnya sering wara-wiri. Sebagian lagi bertekuk lutut akan pesonanya.
Rambut panjang terurai. Lekuk tubuh meliuk bak gitar spanyol, menyelap-nyelip melewati kubikel layaknya model catwalk. Dadanya yang sintal dan nyaris tumpah ruah selalu bergetar ketika berjalan melenggak-lenggok. Dan saat melintas, Jihyo meninggalkan aroma parfum yang menyengat, menggoda iman.
Seungyoun memunguti lembaran file yang menyentuh kakinya. Kopi yang tadi sempat diseruput pun diletakkan pada meja keramik sebentar.
Seseorang telah menjatuhkan filenya.
"Duh, makasih, Kak!" Suara Jihyo sangat lembut, menyapa gendng telinganya. Nyaris membuat bulu kuduk meremang.
Seungyoun mengangguk, menunjukkan lesung pipi yang biasanya tersembunyi.
"Habis fotokopi?"
Jihyo mengangguk. "Aku boleh minta tolong gak, Kak?"
"Ya?" Seungyoun yang tadinya hendak kembali ke kubikel, menunda pergi dan hanya berdiri di bibir pintu pantry.
"Pak Han kan suka banget minum kopi." Dia memulai dengan nada sedikit gugup.
Seungyoun khusyuk mendengarkan. Menunggu inti dari basa-basinya.
"Em.. Kira-kira kopi kayak apa yang disukai si bos?"
Seungyoun memandangi Jihyo cukup lama. Bingung. Kenapa perempuan itu bertanya pada Seungyoun yang tidak pernah sekali pun meracik kopi kesukaan bosnya.
Bukankah seharusnya dia bertanya pada OB setempat?
"Saya gak tahu."
"Yah...." Jihyo tampak kecewa berat.
"Kenapa gak tanya Pak Kang aja? Kan dia yang sering bikinin kopi."
Lha ngapain Jihyo repot-repot buatin Seungwoo kopi. Seungwoo yang nyuruh? Kan udah ada OB, njir.
"Nanti malah dia yang ngeracik kopinya. Kan saya yang mau inisiatif kasih kopi tiap hari ke si Bos."
Biar apa....
"Biar kelihatan berguna."Jihyo menjawab seolah-oleh dia bisa mendengar isi hati Seungyoun.
Satu alis Seungyoun pun terangkat.
Oh.... Mau ngerayu....mau ngambil hatinya?
Dirasa tidak ada yang akan dibicarakan lagi, Seungyoun pamit lalu meninggalkan wanita yang baru masuk dua mingguan itu.
***
Jam makan siang tak membuat Seungyoun berkutat dari layar monitor. Deadline untuk weekly report harusnya sudah sampai ke tangan Seungwoo. Namun dari beberapa cabang masih ada saja yang budeg bin bandel, tidak update data sesuai jadwal.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
FanfictionSeungyoun tidak tahu jika Bos barunya ialah Han Seungwoo-seseorang dari masalalu-yang sempat memberinya mimpi buruk. Remake from Mr. Nam Seungzz version ⚠ Top!Woo ⚠ bot!Youn warn : bxb angst bullying