Warning : 18+
Begitu kakinya sampai pada lantai teratas, Seungwoo menyambar pergelangan tangannya. Tergesa-gesa menyeret Seungyoun masuk ke dalam rumah. Saat pintu tertutup rapat, badannya di dorong sampai punggung membentur daun pintu. Keras. Membuat Seungyoun mengaduh kesakitan.
Namun, belum sempat dia protes, Seungwoo memagut bibirnya. Menciumnya penuh hasrat. Menghisap bibir atas lalu menggulum bibir bawah. Kepalanya bergerak miring kesebelah kiri sambil menggigit sudut bibir Seungyoun yang masih mengatup rapat. Seungyoun baru mau membuka mulutnya dan mengijinkan lidah Seungwoo bergerilya, tiba-tiba jemari Seungwoo menyentuh daerah tersensitifnya.
Seungwoo menggesekkan ibu jarinya ke puting Seungyoun. Lenguhan keras mencelos dari mulut pemuda itu. Desahan semakin menjadi saat Seungwoo terus menurun memilin putingnya.
“K-kak Seungwoo — jangan...ngh!” Badannya bergetar hebat. Ujung-ujung kakinya mengkeret, menahan nikmat yang merambat. Seungyoun tidak sanggup menahan beban tubuhnya sendiri jika bibir dan dadanya terus menerus diserang.
Dengan sigap, Seungwoo menangkap tubuh Seungyoun yang nyaris merosot. Tangan besarnya membuka kedua paha Seungyoun, mengangkat badannya seperti koala. Memaksa Seungyoun mengapit pinggang Seungwoo dengan kedua kakinya.
Sambil mencumbu bibir Seungyoun yang telah bengkak dan basah oleh liur mereka, Seungwoo membawanya ke kamar. Membaringkan badan Seungyoun di atas matras empuk terbalut kain putih. Seungwoo melepas pagutannya, menatap lekat mata Seungyoun. Membelai pipi landai yang bersemburat itu.
“Aku cinta kamu, Seungyoun.”
Seungyoun tidak menjawab. Dia memalingkan kepalanya ke samping, berusaha menutupi rasa malu yang menyeruak. Gerakan kecil itu malah jadi petaka baginya. Seungwoo mengerang gemas. Terangsang.
Seungwoo merunduk, menciumi leher jenjang yang tersuguh di bawahnya. Menghisap dan menggigit setiap inci, membuat Seungyoun harus meregang dan meremas seprei.
Jemari Seungwoo tidak tinggal diam. Mereka menggerayangi tubuh Seungyoun yang masih terbalut piyama tipis. Pelan-pelan, kancing baju Seungyoun dibuka satu demi satu. Kain itu disingkap ke setiap sisi, mengekspos kulit putih mulus milik Seungyoun.
Dia menyentak kepala ke belakang saat mulut Seungwoo menggigit tulang selangka sementara tangannya sibuk merasai lembut kulit perut Seungyoun. Begitu tercetak jejak merah disana, Seungwoo menurunkan ciumannya menyusuri dada wangi Seungyoun. Ibu jari serta telunjuknya mencubit gemas nipple yang sudah mengeras dan memerah sedari tadi.
“K-Kak!”
Seungyoun merengek. Ngilu menjalari dada. Kini tangannya berpindah meremas surai Seungwoo, memohon ampun. Dia menjerit waktu Seungwoo menggulum benda itu, menjilat dan menghisap kuat-kuat. Air mata kenikmatan menyeruak di sudut-sudut matanya. Di bawah kungkungan Seungwoo, dia menggelinjang keenakkan. Dada Seungyoun membusung, melengkung indah ketika guluman Seungwoo semakin liar.
Seungyoun merasa sekujur badannya panas dingin. Dia hampir lupa cara bernapas. Kepalanya kadung berkedut-kedut, ribut. Mata berkunang-kunang. Perut seperti diaduk-aduk. Hingga dia merasakan sesak di celana.
Seungwoo melepas pagutan. Ditatapnya Seungyoun dengan penuh kelembutan.
“Seungyoun, boleh ya?”
Seungyoun mengembangkan senyum yang puluhan kali lebih indah dari biasanya. Tanpa bersuara, disentuhnya pipi Seungwoo dengan kedua telapak tangan mungilnya. Anggukan samar dari Seungyoun membuat Seungwoo menggerakan bibir untuk memberi telapak tangan itu kecupan hangat.
Selama tiga jam berikutnya, Seungyoun dibuat melayang ke langit ketujuh. Merasai nikmat yang tak pernah tersentuh.
Rengek dan desahannya bagaikan musik surgawi di telinga Seungwoo. Semakin tinggi nadanya, semakin bergairah hentakkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss
FanfictionSeungyoun tidak tahu jika Bos barunya ialah Han Seungwoo-seseorang dari masalalu-yang sempat memberinya mimpi buruk. Remake from Mr. Nam Seungzz version ⚠ Top!Woo ⚠ bot!Youn warn : bxb angst bullying