Mirip

2.2K 88 0
                                    

Aku harus mencari kerja yang lain, kerja di perusahaan yang sekarang gajinya terlalu kecil untuk membayar cicilan bank. Walaupun dia mendapatkan pinjaman dari Bank BUMN dengan bunga terendah, tetap saja cicilannya sangat besar untuk ukuran Ayomi.

Ayomi membidik beberapa perusahaan besar di Yogyakarta. Ayomi lulusan seni kriya dari ISI Yogyakarta. Ayomi memang bekerja membuat beberapa benda kerajinan di rumahnya, tapi hasilnya tidak seberapa, jadi dia lebih memilih untuk bekerja di perusahaan.

Ayomi membidik beberapa perusahaan ekspor kerajinan yang ada di Yogya, dengan kemampuannya dia yakin bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan tersebut. Karena itu dia menyiapkan semua berkas-berkas yang diperlukan.

"Alur ikut ibu yuk, ambil uang ke Timboel ArtShop yuk, tapi inget ya, tidak boleh lari-lari, tidak boleh nangis, tidak minta jajan, ya?" Ayomi menitipkan beberapa karya kerajinan nya di art shop sebuah sofa dari perca jeans dan lemari dari perca jeans, hasilnya lumayan untuk menutupi beberapa pengeluaran.

"Iya Bu." Alur baru berusia 3 tahun, seharusnya anak seusia ini sedang aktif-aktifnya bermain, berlalu, teriak, makan makanan berlemak, tapi itu semua pantangan bagi Alur.

"Ingat ya, kalau dadanya sudah sakit, kasih tau ibu ya."

"Iya Bu."

"Anak pinter." Sambil mengacak-acak rambut anaknya, Ayomi sangat mencintai anaknya. Anaknya tampan, penurut, dan pendiam seperti Ayomi.

Ny. Erika sedang berada disebuah toko kerjainan di Yogyakarta, dia ingin membeli beberapa dekorasi untuk rumahnya.

"Mumpung di Yogya, kita harus beli beberapa aksesoris rumah, mama kemarin lihat ada patung rusa tapi dari perca kayu, itu lucu loh nak." Ny. Erika meminta Michale untuk mengantarnya berbelanja. Michael sangat sayang dengan mama papa nya, dia anak yang berbakti, walau dia galak didepan anak buahnya , tapi di depan mama nya dia adalah anak yang penurut.

"Kamu juga harus belikan sesuatu untuk Cindy."

'gadis itu lagi' batin Michael.

"Mike, mikeeee... Bengong aja! lihat apa sih?"

Michael melihat Ayomi yang sedang berjalan melewati koridor pertokoan.

"Apa sih ma?"

"Belikan Cindy sesuatu."

"Ih emoh ah, mama aja sana kalo mau beliin."

'tuh kan hilang lagi.' Michael kehilangan Ayomi sekali lagi.

"Kamu itu ya, Cindy kan tunangan mu, sebentar lagi kalian menikah, masa ga mau?"

"Yang mau aku tunangan sama Cindy kan mama, aku cuma nurutin mama aja, aku ga mau nikah sama dia ma."

"Keras kepala banget sih kamu! Tapi kamu harus tetap menikahi dia."

"No way ma, kalau di paksa, aku nanti melarikan diri saat perkawinan, biar mama malu sekalian."

"Haisss, anak kurang ajar!" Mamanya memukul pelan anak laki-laki kesayangannya ini. Walau dia punya 3 anak laki-laki, tapi hanya Michael yang sangat bertanggung jawab pada keluarga, mungkin karena dia anak pertama.

"Ayo masuk, temenin mama."

"Emoh ah"

"Masuk, kalau ga masuk, nanti mama kutuk kamu jadi ongol-ongol."

"Dih mama." Sambil tertawa Michael menemani ibunya masuk ke dalam toko dan mencari beberapa aksesori yang unik.

"Lihat, sofanya lucu ya, unik banget pakai perca jeans gini, harganya juga ga mahal ya, beli yang ini aja ya, oh ini ada juga lemari dan mejanya." Ny. Erika tertarik dengan barang buatan Ayomi.

"Luki, urus yang ini." Luki sekarang menjadi asisten Ny. Erika, Michael tidak mempercayai dia lagi sejak Luki berani berbohong 5 tahun lalu.

"Baik, nyonya."

Sementara melihat-lihat isi toko Ny. Erika menatap anak kecil usia 3 tahun yang sedang duduk anteng di bawah pohon rindang sambil memakan camilan.

'anak itu mirip sekali dengan Michael saat kecil' Ny. Erika mengambil HP nya dan memotret anak itu, nanti dia mau cocokan dengan foto Michael waktu kecil, dia yakin mereka sangat mirip.

"Luki, lihat anak itu, sangat mirip dengan Michael waktu kecil ya?"

"Saya tidak yakin nyonya. Apakah ada yang harus saya lakukan?"

"Tidak, saya hanya berandai-andai saja, jika saya punya cucu, akan sangat menyenangkan."

Merekapun berlalu pergi, Ny. Erika kembali ke Jakarta sedang Michael masih ada beberapa urusan di Yogya.

*Emoh : Jawa : Ga mau.

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang