Mau Ayah

1K 74 2
                                    

Dengan hati yang terluka Ayomi kembali pulang ke rumahnya. Dia masih belum bisa mengerti, mengapa nasib mempermainkan dirinya? Kenapa jalan hidupnya seperti ini? Kenapa dia harus terluka lagi?

Ada peperangan dalam hati dan pikiran Ayomi. Disatu sisi dalam hati ada sedikit kelegaan, syukurlah orang itu Michael, tapi dalam hati juga ada rasa benci untuk bajingan itu. Benci dan cinta tidak bisa menjadi satu, harus ada satu yang menang dan menguasai hati.

Pak Tulus memperhatikan anak perempuannya, dia tahu pasti ada sesuatu yang buruk terjadi, tapi anaknya tidak akan pernah cerita padanya.

-suara sering telepon-

"Nggih pak, pripun? (Ya pak, bagaimana?)" Andre yang sedang asik memadu kasih dengan sang pacar menerima telepon dari pak Tulus.

"Nggih pak, nggih."

-telepon dimatikan-

"Ada apa?" Tanya Evi pacarnya Andre.

"main tempat Omi yok?"

"Kenapa?"

"Seharian ini Ayomi hanya bengong saja, nda maem nda minum. Ayo, temani dia."

Oh pak Tulus menghubungi sahabatnya Ayomi. Andre dan Evi sahabat Ayomi dari sejak SMA, Pak Tulus tahu hanya mereka yang bisa membuat Ayomi tersenyum lagi.

"Mi, Omi."

Melihat dua sahabatnya itu datang, Ayomi tersenyum.

"Tumben banget main kesini?"

"Tuh kan, kalo main bilangnya tumben, kalo ga main bilangnya cuek... Ahh serba salah deh cowok tampan kayak aku ini."

-Pluk- sebuah sendal melayang mengenai belakang kepala Andre.

"Aww, atit bebi..." Andre merajuk pada pacarnya, Evi.

"Ha ha ha ha, kalian tuh lucu ya berdua, serasi.." Akhirnya ada kehidupan di mata Ayomi, dia cukup terhibur dengan kehadiran 2 sahabatnya ini. Obrolan ringanpun berlanjut sampai larut.

Sebagai sahabat mereka tidak pernah bertanya apa yang terjadi, mereka hanya akan saling menemani, mereka juga akan mendengar kan jika salah satu sahabatnya ingin cerita atau berbagi, tanpa perlu menasihati, mereka akan memeluk jika melihat air mata, mereka akan menguatkan jika ada yang lemah, mereka akan saling menasihati jika diminta.

Sahabat seperti ini yang membuat Ayomi bisa melewati masa lalunya.

Mereka berbincang dibelakang rumah, hari sudah larut saat Michael datang untuk bertemu Ayomi.

"Omi... Aku mau bicara." Michael memanggil Ayomi dengan nada yang lembut dan penuh harap.

"Pergi kamu! Pergi!" Ayomi berteriak, lalu segera berlari dan masuk ke dalam kamarnya.

Mendengar suara sang ayah, Alur terbangun dan keluar mencari ayahnya.

"Ayah, Alul kangen." Alur memeluk Michael dengan erat sekali. Micahelpun sangat merindukan anaknya.

"Ayah juga kangen banget sama Alur..."

"Alur!" Bentak Ayomi. "Sini!" Ayomi menarik Alur masuk ke dalam kamar.

"Omi... Tolong dengar aku..."

"Pergi!"

Mendengar keributan, Pak Tulus keluar dari kamarnya dan meminta Michael untuk mengalah. Michael menurut pada nasihat pak Tulus.

"Nak Michael bisa cerita dulu sama bapak, apa yang terjadi."

Andre dan Evi memberikan privasi pada Michael dan Pak Tulus.

Michael berlutut dihadapan Pak Tulus, mengakui kesalahannya, menceritakan seluruh kejadian.

Ayomi memutuskan untuk resign, dia sepertinya tidak akan sanggup melihat Michael. Dia juga berpikir bagaimana harus membayar cicilan, tapi dia berencana membuka warung makan saja, walau hasilnya belum pasti.

Sudah 2 minggu Alur tidak bertemu ayah nya, dia merasa rindu dengan ayahnya, karena Michael cukup baik bermain dengan anak-anak, jadi Alur cepat jatuh cinta pada ayahnya.

"Ibu, Alur mau ayah." Alur menarik ujung kaos ibu nya yang sedang membuatkan lotek untuk pelanggan nya.

"Ayah sibuk." Ayomi selalu memberikan alasan sibuk kerja dan biasanya cukup efektif, tapi kali ini sudah basi rasanya alasannya.

"Ibuuu, ayah, mau ayah!" Sentakan Alur membuat Ayomi memperhatikan anaknya.

"Sebentar ya, ibu masih sibuk, Alur duduk dulu, main truk nya dulu, nanti ya." Dengan nada lembut Ayomi  berusaha menenangkan keinginan anaknya.

"Janji ya Bu?"

Ayomi hanya mengangguk. Lalu melanjutkan urusannya dengan pelanggan nya, ini jam sibuk, waktunya makan siang jadi warung nya cukup ramai.

Satu jam, dua jam Alur menunggu ibunya, tapi masih mengabaikannya, akhirnya balita itu pun menangis.

"Huaaa huaaa huaaa AYAH... MAU AYAH." Begitu terus yang ditangisi Alur, berulang-ulang.

Ayomi panik, anaknya tidak boleh nangis terlalu lama, kalau tidak jantungnya bisa bermasalah.

"Cup sayang, cup, cup, sebentar lagi ya."

"Ibu bohong.... mau Ayah... Alur mau ayah... Huaaa huaaaa..."

Ayomi menelepon bapaknya untuk pulang sebentar membantu menenangkan cucu nya.

"Alur jangan nangis, diam, nanti sakit."

"Huaaa huaaa..."

Alur menangis semakin menjadi.

Pak Tulus datang menolong namun juga tidak banyak berpengaruh, Alur tetap menangis.

Namun Ayomi tetap keras hati, dia tidak mau menghubungi Michael.

Karena terlalu lama menangis, Alur merasakan sakit di dadanya,ia berjongkok tanda mulai kehabisan napas, kulit kukunya mulai membiru, Ayomi tidak memperhatikan ini, untung ada pak Tulus yang memperhatikan.

"Omi, Omi, Ayo ke rumah sakit!" Pak Tulus mulai panik, dia tahu sakit Alur akan semakin parah jika terlambat ke dokter.

"Kenapa pak Alur?"

"Lihat kukunya sudah biru-biru. Ayo cepat."

"Omi ambil motor dulu pak."

Mereka meninggalkan semua pekerjaannya, bahkan warung tidak ditutup, mereka langsung membawa Alur ke rumah sakit.

****

Tulung di kasih bintang yes, follow akuh, trus masukin cerita nya ke daftar bacaan ukey. Penambah SemangArt... Kamsahamnida

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang