Kompensasi 1

1.1K 73 0
                                    

"kamu merindukan ku"

Bugh. -suara pukulan-

"Awww, sakit Ayomi..."

"Aduh pak bapak gak kenapa-kenapa kan?"

"Kamu tega banget sama aku, nih hidungku berdarah gini nih, sakit."

"Salah bapak mengagetkan saya, saya hanya refleks pak."

"Kamu bisa kungfu?"

"Tidak pak, karate saya bisa."

"Sama aja! Ini hidung saya diurusin dong."

Ayomi langsung berlari ke pantry untuk mengambil es untuk mengompres hidung pak Michael.

Michael senang bisa sedekat ini dengan Ayomi, tiba-tiba di otaknya ada lampu menyala. Ide yang brilian.

"Karena kamu sudah merugikan saya, kamu harus memberi saya kompensasi?"

"Kompensasi? Bapak mau saya bayar biaya pengobatan?"

"Ya bisa begitu, kompensasi nya adalah, kamu harus mengabulkan 3 permintaan saya."

"Baik, tapi tidak ada hal-hal yang diluar norma-norma yang berlaku."

"Deal!" Michael senang dengan perjanjian ini.

"Kompensasi pertama, besok Sabtu kita jalan bareng, nanti saya jemput kamu."

"Boleh." Ayomi mengiyakan dengan mudah, karena dia akan membawa Alur sehingga boss ganjennya tidak akan melakukan hal-hal aneh.
----------

Hari Sabtu yang cerah, ahh Michael sudah berdandan rapi dan wangi, dia pakai setelan kasual tapi dengan kaos dan jeans branded tidak lupa sepatu kets nya yang limited item, dia mau kencan sama gadis impian dan anaknya, okey, mulai sekarang Alur akan jadi anaknya.

'aku akan merebut hati anaknya dulu sebelum hati ibunya. Rencana yang luar biasa'

Sampai di depan rumah Ayomi yang sederhana tapi asri dan nyaman, Michael merapihkan rambut dan dirinya dulu.

'ketemu camer harus perfect'

"Kulo nuwun (permisi)" tok tok tok sambil mengetuk pintu Michael memberi salam dengan bahasa Jawa halus.

"Monggo, mlebet (mari silahkan masuk)" Pak Tulus bapak Ayomi datang menyambut Michael.

"Sekecaaken lenggah nak, pingin kesah kalih Omi lan Alur nggih? (Silahkan duduk nak, ingin pergi main denga Omi dan Alur ya?)"

"Inggih pak, kulo bade kesah sakedap kalih Ayomi lan Alur. Nyuwun pamit nggih pak? (Iya pak, saya akan pergi sebentar dengan Ayomi dan Alur. Minta ijinnya ya pak?"

"Oh nggih nggih. Njenengan saget ngagem basa nggih? wah sae ya, sudah jarang anak muda dari luar Jawa bisa berbahasa Jawa halus."

"Iya pak, kadang papa mama saya bicara bahasa Jawa halus saat berbicara dengan kakek nenek saya, jadi saya bisa sedikit-sedikit."

"Ayomi, ki wis di enteni loh." Pak Tulus agak sedikit berteriak karena anak dan cucunya ada dibelakang.

Ayomi keluar dengan pakaian kasual biasa, kaos dan jeans yang membuatnya nampak lebih muda 10 tahun, sehingga membuat Michael terpana akan kecantikannya.

Pemandangan ini tertangkap oleh mata tua pak Tulus, semoga saja mereka berjodoh, Ayomi bisa bahagia, begitu doa nya.

"Oh iya, ini ada sedikit oleh-oleh untuk bapak, Ayomi dan Alur, kemarin saya dari Singapura ini saya beli dari sana."

"Wah terimakasih sudah diperhatikan, saya terima ya oleh-olehnya" dengan sopan pak Tulus menerima pemberian Michael.

Setelah berpamitan mereka pergi menuju tempat kencan mereka.

"Silahkan masuk" Michael membukakan pintu untuk mereka. Keluarga kecilnya dalam hati.

"Kita ke apartemen bapak?" Tanya Ayomi heran.

"Iya, kamu pikir saya mau ajak kamu kencan romantis ya?" Michael mengedipkan satu matanya untuk menggoda Ayomi.

Ayomi merona. 'dasar ganjen'

"Alur kan ga boleh capek-capek, jadi aku main nya di rumah aja, ayo Alur ikutin sini."

Sudut apartemen yang sudah disulap jadi area bermain dan membaca khusus anak-anak. Ayomi sedikit terkejut, niat banget nih orang.

"Kamu ngapain disini?" Michael mengusir Ayomi.

"Maksud bapak?" Ayomi mengernyitkan kening.

"Aku sama Alur main disini, kamu ibu, pergi memasak, pastikan masak yang enak." Michael mendorong punggung Ayomi menuju dapur.

"Di kulkas semua bahan makanan sudah tersedia, tinggal kamu olah ya sayang." Seperti biasa, kerlingan mata tidak lupa diberikan untuk menggoda Ayomi.

Ayomi hanya memberikan tatapan membunuh.

"By the way, Omi, kalau kita lagi di luar kantor kamu jangan panggil aku bapak dong, panggil kakanda gitu, atau mas Mike, atau oppa juga boleh, panggil sayang, atau suamiku juga boleh, ya sayang." Michael mulai menggoda lagi.

"Saya sabuk hitam karate pak." Ayomi berkata datar.

"Terus kenapa? Aku tetap suka kok."

Ayomi melotot sambil mematahkan timun jadi 2, kreeek.

"Oke, oke, aku pergi." Michael meringis sambil memegang 'anu'nya.

"Alur, ibu galak ya?"

"Ngga, ibu baik."

"Anak pintar."

Ayomi sudah menebak-nebak apa yang akan diajak kemana oleh boss nya, Ayomi tidak mengira, boss nya punya kepribadian yang baik juga.

'Jadi aku kompensasinya untuk memasak? Padahal tiap hari juga dimasakin.'

'astaga, ini mau masakin sekampung? Banyak banget sih.' Ayomi membuka kulkas sambil terheran-heran dengan bahan makanan yang banyak.

Karena tempat mereka bermain sejalur lurus dengan dapur, Ayomi dapat melihat mereka bermain, rasanya ada percikan kehangatan dihatinya.

Ayomi memperingatkan agar main tidak terlalu capek, bahaya untuk jantung Alur.

Boss nya dan Alur tertawa, membaca, bermain, sampai tertidur.

Tak terasa Ayomi sudah 3 jam dapur, dia membuat beberapa masakan yang bisa di simpan di kulkas, jadi boss nya tinggal menghangatkan kalau dia mau makan.

Masakan sudah selesai, dan 2 laki-laki itu tertidur, Ayomi memandang sambil tersenyum, 'kok bisa ya, warna rambutnya sama, bentuk mukanya juga sama, gaya tidurnya juga sama', tidak ada terlintas hal buruk dalam pikiran nya.

Ayomi juga kelelahan habis memasak, dan dia pun ikut tidur disamping Alur.

Michael sebenarnya belum tertidur dia mengintip Ayomi, dia senang bisa melihat Ayomi tersenyum seperti itu, senyum dari hati, bukan senyum profesional yang biasa Ayomi tampilkan.

Michael mengambil hp nya dan membuat foto seolah-olah mereka tidur bertiga, lalu foto selfi lainnya yang penuh dengan keisengan dan kekonyolan. Gayanya Michael banget deh.

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang