mereka baik

1K 55 1
                                    

Michael terlihat lemah, dengan seluruh perban dan gips di sekujur tubuhnya. Kepalanya bocor, lengan kanannya retak, tulang rusuknya retak, akibat pukulan tanpa perlawanan itu.

Ayomi dan Alur menemani Michael di rumah sakit.

"Mi, Alur pulang sama aku aja, kamu jaga Michael disini, kasihan kalau Alur tidur disini."

"Iya, makasih ya Ndre."

"Ga usah makasih, kitakan sahabat."

Sudah lebih dari 4 jam Michael belum sadar, Ayomi pun tertidur dengan kepalanya disamping tangan Michael, tangan Ayomi memegang tangan Michael.

Matahari masuk melalui jendela, sinarnya terasa menghangatkan muka. Michael membuka matanya, obat penghilang rasa sakitnya mungkin sudah hilang, dia mulai meringis kesakitan. Tapi rasa sakitnya hilang saat merasakan genggaman tangan Ayomi, saat akan menggerakkan tangan kanannya dia merasakan nyeri yang hebat.

"Aduuuh."

Ayomi terbangun.

"Sakit?" Ayomi langsung sadar dan memencet tombol perawat.

"Awww sakit banget" Michael menekuk mukanya, membuat ekspresi sangat kesakitan.

"Yang mana yang sakit?" Tanya Ayomi khawatir.

"Yang ini yang sakit." Michael meletakan tangan Ayomi ke jantungnya.

"Bagian sini juga sakit?" Ayomi semakin panik, karena kemarin tidak ada pemeriksaan kardiologi.

"Iya sakit, soalnya kamu marah sama aku, kalau kamu ga marah lagi sama aku, sakitnya langsung hilang." Jawab Michael dengan sok manis dan manja.

"Mas? Aku serius kuatir sama kamu! Kamu malah bercanda!" Ayomi marah tapi sedikit tersenyum.

"Apa? Kamu udah panggil aku mas lagi?" Micahel menggenggam erat kedua tangan Ayomi.

Ayomi tersenyum.

Melihat senyuman di wajah cantik itu, hati Michael berdesir. Mungkin ini berarti dia dapat kesempatan kedua.

"Sudah sadar ya Bu, suaminya? Kami periksa dulu ya." Perawat melakukan pemeriksaan, sementara Michael terus menerus tersenyum.

"Bapak hebat ya, sakit begini masih bisa senyum."

"Senyum dong suster, istri saya kan disini." Ternyata Michael senang dengan kata 'suami' yang diucapkan oleh suster sebelumya. Dasar Michael ada-ada aja.

Segera suster meninggalkan mereka berdua.

"Mau minum?" Ayomi menwarkan minum, Michael mengangguk, saat akan mengambil tangannya merasakan sakit lagi.

"Aduuuh"

"Kamu itu retak tulang lengan dan tangan kananmu, belum boleh bergerak, sini aku ambilin minum." Ayomi memberi minum di gelas dengan sedotan.

Lampu di otak Michael menyala, ada ide apa lagi ini.

"Mau maem... Lapeeer..." Oh ini rupanya ide Michael, memanfaatkan sakitnya dengan maksimal.

"Suapin ya, Aaa" Michael makan dengan pelan, menikmati perhatian Ayomi.

"Sayang, ternyata kamu jago berantem ya? Kamu ga ada luka apa-apa. Aku jadi merasa lemah." Michael menciutkan diri.

"Aku belajar karate setelah melahirkan, lalu belajar beberapa hal untuk membela diri."

"Pasti karena trauma ya?"

"Eem" Ayomi tidak ingin meneruskan karena traumanya menyangkut Michael. Tapi pendapat Michael malah berbeda.

"Berarti ada bagusnya juga perbuatan ku waktu itu, kamu jadi kuat, lalu kamu bisa melawan penjahat sekarang, membuat anak dan ayah selamat... Wooohoo super ibu." Ayomi bengong, tapi tersenyum, 'orang bisnis mikirnya bisa dari mana aja ya.'

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang