Manuscript no. 11
Dua duniaAku tak tahu seberapa besar kadar kegembiraan yang aku rasakan saat ini. Taehyung senantiasa tak lepas dari pandanganku setengah hari ini. Bahkan beberapa kali dia mengizinkan tatapan kami bertemu dan tersenyum bersama. Ini hari yang paling menyenangkan semenjak berminggu-minggu terakhir.
Di luar cuaca sedang cerah. Beberapa tembikar yang masih belum sepenuhnya rampung berjemur sepuasnya di bawah terik matahari. Aku mengedarkan pandanganku pada sanggar hari ini, tidak terlalu banyak peserta yang hadir. Beberapa dari mereka tampak serius menghadapi adonan tanah lengket di hadapan mereka. Sesekali instruktur yang bertugas mendikte dan mengajari mereka teknik yang pas yang harus diberikan pada tanah liat berwarna kecokelatan itu.
Taehyung tampak sesekali melakukan hal yang sama. Meski sama sekali tidak berbicara, pria itu mengajari dengan teknik yang berbeda. Sesekali aku sedikit cemburu saat Taehyung menyentuh tangan gadis lain yang mengalami kesulitan, menuntun tangannya untuk melakukan perlakuan yang baik pada tanah liatnya.
"Kau sudah selesai?" Seseorang bertanya, mengalihkan pandanganku pada Taehyung yang tersenyum manis pada gadis berambut sebahu yang berkacamata.
"Oh, Jiyeon-ssi. Aku masih belum membuat kemajuan yang bagus." Jawabku.
"Wajar saja sih. Kau hanya memandang Taehyung dari tadi. Kau menyukainya?"
"Haha,," aku hanya tertawa kaku.
"Kau bukan satu-satunya," Jiyeon terkekeh lalu menatap ke beberapa gadis yang kini berkutat dengan karya mereka. "Aku rasa mereka juga sama. Terpikat pada pria bisu bernama Kim Taehyung itu."
Aku sedikit kesal saat mendengar k atau 'bisu' yang ditekankan oleh Jiyeon. Rasanya aneh mendengar kata itu keluar dari mulut gadis ramah itu. Tapi aku tak mengambil pikir panjang dari ucapannya, kembali menatap ke arah Taehyung di sisi lain ruangan.
"Taehyung itu aneh. Itu yang harus kau ketahui tentangnya pertama kali. Dia misterius. Beberapa kali kau akan melihatnya babak belur. Beberapa kali kau akan melihatnya berantakan. Dan sering kali kau menemuinya tersenyum dengan kondisi seperti itu."
"Kau tampak begitu mengenalnya," ucapku.
"Aku kenal dia sejak dua tahun yang lalu. Kami dulunya mengikuti sanggar seni yang sama. Aku mengenalnya di sana."
"Apa yang kau katakan tadi benar? Tentang Taehyung? Sebenarnya aku pernah melihatnya seperti apa yang kau katakan tadi. Tapi aku hanya sedikit tak percaya," ucapku sambil memperhatikan Jiyeon mengambil alih pekerjaanku. Tangannya yang lihai membuat onggokan tanah liat yang tidak berbentuk milikku menjadi sedikit berubah lebih baik.
"Kau tak perlu percaya. Kau cukup mengangguk saat Taehyung mengarang alasannya. Jangan menekannya dengan jawaban yang tidak mungkin bisa dia berikan, dia sudah cukup menderita."
"Menderita? Apa seseorang mengganggunya? Apa dia di-bully?"
"Aku tidak tahu. Taehyung terus-terusan berbohong. Dia memang tidak pandai berbicara, tapi dari tatapan itu, kau bisa menggali lebih banyak." Jiyeon menepuk-nepuk telapak tangannya yang kotor terkena tanah lalu tersenyum singkat ke arahku, "kau bisa lanjutkan. Kau akan membuat apa? Cangkir? Vas? Haha, sepertinya aku membentuk milikmu tanpa bertanya terlebih dahulu."
Aku menatap tanah liat yang kini mulai berbentuk seperti cangkir polos yang lengket. "Terimakasih. Kau memberi progres yang cukup banyak di sini," ucapku. Jiyeon terkekeh lalu beranjak pergi, tapi aku menghentikan langkahnya sesaat dan mengucapkan terimakasih sekali lagi.
***
Malam berangsur merangkak menggantikan mentari sore yang bersinar redup. Aku berjalan bersama Taehyung di sampingku menuju halte bus. Dia hanya diam seperti biasanya, dan aku tidak tahu harus berbicara apa. Aku merasa berkomunikasi denganku hanya akan merepotkan Taehyung. Dia harus berkutat lagi dengan catatan atau ponselnya. Itu akan terasa menyulitkannya dan percakapan kami terasa sangat lama. Meski begitu, aku menikmati rasa sepi ini. Akan lebih baik aku paham bahasa isyarat seperti Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Manuscripts (Kim Taehyung Ff)
Hayran Kurgu"He is my favorite mute muse..." Kim Taehyung #KimTaehyungFanfiction #Let'sFixFanficLiterature #LFFL