"Jung Chaeyeon, kau mabuk?" Tanya Mingyu merasa terkejut bukan main.
"Tidak. Aku tidak mabuk sama sekali. Aku hanya..putus asa." Jawab Chaeyeon dan kembali menundukkan kepalanya.
Mingyu menggerakkan tangannya untuk melepaskan tangan Chaeyeon darinya. Namun Chaeyeon menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Akhirnya Mingyu menarik tangannya hingga membuat Chaeyeon tertarik berdiri tepat di hadapannya.
"Walaupun kau begitu putus asa, kau tidak boleh mengajak pria untuk bercinta begitu saja. Jika aku pria brengsek, aku pasti sudah menelanjangimu saat ini." Kata Mingyu dengan kesal.
"Tidak bisakah kau menjadi pria brengsek saat ini?" Tanya Chaeyeon membuat Mingyu terdiam.
Perlahan-lahan air mata mengalir di wajah Chaeyeon hingga membuat Mingyu tertegun. Kenapa Chaeyeon tiba-tiba menangis? Bukankah wanita itu mengatakan jika ia baik-baik saja?
"Tidak bisakah kau menelanjangiku, bercinta denganku, sakiti aku atau lakukan apapun hingga aku bisa melupakan Dokyeom?!" Pekik Chaeyeon dengan histeris.
"Aku..aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan perasaan sialan ini! Kau tidak mengizinkanku untuk merebut Dokyeom dari Miyeon sedangkan perasaanku tidak bisa hilang begitu saja! Apa yang harus aku lakukan, Kim Mingyu?! Katakan padaku apa yang harus aku lakukan?!" Isak Chaeyeon mulai memukul beberapa kali dada bidang Mingyu.
Mingyu merasa sesak saat melihat Chaeyeon menangis hingga begitu menyedihkan seperti ini. Mingyu tidak suka melihat Chaeyeon terluka seperti ini.
"Perasaan ini semakin lama semakin menyesakkan dadaku, Mingyu-ya. Aku mohon bantu aku untuk melupakan perasaan ini. Lakukan apapun padaku yang bisa membuatku melupakan Dokyeom." Pinta Chaeyeon dengan tersedu-sedu.
Mingyu menarik Chaeyeon ke dalam pelukannya. Memeluk wanita itu dengan erat dan mengusap kepalanya dengan penuh kelembutan. Mingyu dapat merasakan bahunya basah oleh air mata Chaeyeon. Tetapi ia membiarkannya.
"Haruskah aku pergi ke tempat orang tuaku untuk melupakan semuanya?" Tanya Chaeyeon di bahu Mingyu.
"Tidak. Tetaplah di sini." Jawab Mingyu langsung.
Kenapa membayangkan Chaeyeon pergi ke luar negeri terasa mengerikan untuk Mingyu?
"Kalau begitu bantu aku. Bantu aku melupakan Dokyeom." Pinta Chaeyeon lagi.
"Aku menyayangi Miyeon. Aku juga tidak ingin menyakitinya, Mingyu-ya. Tetapi aku tidak bisa mengabaikan perasaanku pada Dokyeom. Aku sangat menyukainya. Aku ingin menjadi kekasihnya. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan." Suara Chaeyeon benar-benar terdengar putus asa dan menyedihkan.
"Aku mengerti." Bisik Mingyu.
"Aku takut. Aku takut Miyeon dan Dokyeom mengetahui perasaanku. Aku tidak ingin kehilangan mereka berdua." Kata Chaeyeon semakin terisak.
Wanita itu memeluk Mingyu dengan erat dan semakin membenamkan wajahnya pada bahu Mingyu. Entah kenapa pelukan Mingyu benar-benar terasa nyaman untuknya, hingga Chaeyeon mampu mengungkapkan semua kesedihan yang selama ini dipendamnya seorang diri.
"Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja." Gumam Mingyu.
Untuk beberapa saat tidak ada suara apapun selain isak tangis Chaeyeon. Mingyu seolah membiarkan wanita itu melampiaskan kesedihannya selama ini.
Beberapa saat kemudian Mingyu melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Chaeyeon yang basah oleh air mata. Dengan perlahan pria itu mengusap air mata di wajah Chaeyeon. Sesekali bahu wanita itu masih bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT [✔]
FanfictionKarena mengenal dan berteman dengan Lee Dokyeom terlebih dahulu, membuat Jung Chaeyeon merasa ia lebih pantas menjadi kekasih Dokyeom daripada sahabatnya-Cho Miyeon. Tetapi kenapa Dokyeom lebih memilih Miyeon daripada dirinya? Chaeyeon tidak pernah...