“KIM MINGYU!”“KIM MINGYU!”
Semakin banyak pukulan yang diberikan Mingyu, semakin banyak pula teriakan penuh dukungan untuknya. Dan setiap pukulan yang diberikan Mingyu untuk lawannya, selalu terdengar bunyi tulang yang–mungkin–retak atau bahkan patah. Tetapi semua itu tidak lantas membuat lawan Mingyu menyerah.
Bahkan setelah wajah penuh dengan noda darah, semangat Mingyu dan lawannya tidak luntur sama sekali. Karena setelah mereka memutuskan untuk bertanding di The Darkness, mereka akan berjuang hingga tidak mampu lagi berdiri.
The Darkness merupakan tempat pertandingan Mixed Martial Arts secara ilegal. Semakin banyak penonton yang datang, maka semakin baik. Karena semakin banyak pula uang yang bisa didapatkan dari pertaruhan.
Tetapi kehadiran polisi sangat dihindari di The Darkness. Karena mereka melakukan pertandingan tersebut secara sembunyi-sembunyi di sebuah ruang bawah tanah. Dan pemberitahuan mengenai pertandingan hanya terjadi melalui satu mulut ke mulut lainnya.
Kim Mingyu merupakan petarung terbaik yang ada di The Darkness. Setiap orang yang bertaruh untuknya tidak akan pernah merasa kecewa. Walaupun wajahnya akan selalu berakhir dengan penuh luka, Mingyu selalu memenangkan pertandingan.
Seperti malam ini, ketika lawannya tergeletak tak berdaya di dalam ring, Mingyu kembali menyandang status sebagai pemenang. Membuat sorak sorai di ruang bawah tanah tersebut menggelegar.
Chaeyeon tersenyum kecil saat melihat seorang wasit mengangkat sebelah tangan Mingyu untuk mengumumkan pemenangnya. Ia seolah sudah mengetahui jika pria itu yang akan memenangkan pertandingan.
Chaeyeon menatap sudut alis Mingyu yang terluka dan mengeluarkan darah. Tetapi sepertinya hal itu tidak membuat Mingyu kesakitan karena pria itu masih tersenyum dengan senang untuk menyambut kemenangannya.
“Kau masih ingin berada di sini? Aku harus pergi.” Kata Chaeyeon pada seorang wanita di sampingnya.
“Kau mau kemana? Mingyu menang dan kita harus merayakan kemenangannya.” Sahut wanita itu.
“Maafkan aku, Miyeon-ah. Tetapi aku memiliki janji lain dan seseorang telah menjemputku.” Balas Chaeyeon.
“Siapa?” Miyeon tampak antusias.
“Seseorang.” Ulang Chaeyeon sambil tersenyum malu.
“Apa-apaan ini? Apa kau memiliki kekasih dan tidak memberitahukannya padaku?”
“Tidak! D–dia bukan kekasihku. Hanya t–teman.” Suara Chaeyeon terdengar tidak yakin.
“Kalau begitu kau harus memperkenalkannya padaku. Di mana dia? Dia sudah berada di luar? Ayo, kita ke sana.” Ajak Miyeon dengan semangat.
“Tapi Mingyu–” Chaeyeon mengarahkan pandangannya pada Mingyu yang masih berada di atas ring.
“Tidak apa-apa. Setelah berkenalan dengan temanmu, aku akan kembali ke sini dan pulang bersamanya. Dan kau bisa pergi bersama temanmu.” Kata Miyeon.
Chaeyeon tampak berpikir namun kemudian menganggukkan kepalanya. Ia dan Miyeon bersusah payah untuk keluar dari tempat itu yang dipenuhi oleh kerumunan manusia. Mereka masih tampak bersenang-senang untuk merayakan kemenangan Mingyu.
“Aish, orang-orang itu, apa mereka tidak merasa sesak?” Gerutu Miyeon setelah mereka berhasil keluar dari tempat itu.
Chaeyeon hanya tertawa dan keduanya menaiki tangga untuk menemui seseorang yang diketahui adalah teman Chaeyeon.
Chaeyeon tersenyum saat melihat pria itu sudah berada di sana. Bersandar di pintu mobil sambil melipat kedua tangan di depan dada. Terlihat tampan dengan kemeja putih dan celana coklat yang dipakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT [✔]
FanfictionKarena mengenal dan berteman dengan Lee Dokyeom terlebih dahulu, membuat Jung Chaeyeon merasa ia lebih pantas menjadi kekasih Dokyeom daripada sahabatnya-Cho Miyeon. Tetapi kenapa Dokyeom lebih memilih Miyeon daripada dirinya? Chaeyeon tidak pernah...