Chapter 11

599 59 8
                                    

Miyeon keluar dari lift dengan berlari kecil. Ia melihat Dokyeom yang sedang menggedor pintu apartement Chaeyeon. Ia merasa semakin panik saat menyadari jika Chaeyeon mungkin saja tidak ada di apartementnya.

“Dokyeom-ah!” Panggil Miyeon.

“Oh, Miyeon-ah.” Dokyeom tampak merasa lega saat melihat kedatangan Miyeon.

“Aku sudah menekan bel dan menggedor pintunya dari tadi, namun tidak ada yang membukakan pintu.” Ucap Dokyeom.

Miyeon langsung memasukkan password apartement Chaeyeon. Merasa beruntung karena Chaeyeon selalu memberitahunya setiap wanita itu mengganti password apartementnya.

Setelah pintu apartement terbuka, mereka segera masuk ke dalam. Miyeon melihat sandal rumah Chaeyeon tersimpan rapi yang menandakan bahwa wanita itu tidak ada di apartement. Namun Miyeon tetap masuk ke dalam karena ia ingin memastikan satu hal.

Miyeon meninggalkan Dokyeom dan langsung menuju ke kamar Chaeyeon. Tempat tidur Chaeyeon dalam keadaan rapi. Miyeon segera membuka lemari pakaian Chaeyeon.

Kaki Miyeon terasa lemas saat melihat tidak ada satupun pakaian Chaeyeon di sana. Lemari pakaiannya dalam keadaan kosong menandakan bahwa Chaeyeon benar-benar telah pergi.

“Do–Dokyeom-ah.” Panggil Miyeon dengan suara bergetar.

“Ada apa?” Tanya Dokyeom langsung masuk ke dalam kamar Chaeyeon.

“Chaeyeon pergi.” Ujar Miyeon dengan mata berkaca-kaca.

“Apa?” Dokyeom mendekati Miyeon dan melihat kemana mata kekasihnya itu menatap.

Dokyeom tampak terkejut saat melihat lemari pakaian dalam keadaan kosong. Tidak ada satupun pakaian yang tersisa, seolah sang pemilik sengaja melakukannya karena tidak ingin kembali.

“Bagaimana ini?” Bisik Miyeon.

Dokyeom menatap Miyeon dan menutun wanita itu untuk duduk di atas tempat tidur. Ia yakin Miyeon sangat terkejut saat ini. Karena dirinya pun juga sangat terkejut dan tidak menyangka jika Chaeyeon benar-benar pergi.

“Chaeyeon benar-benar pergi.” Lirih Miyeon sedih.

“Semua ini karena diriku, Dokyeom-ah. Seharusnya aku tidak bersikap berlebihan saat itu.” Kata Miyeon penuh penyesalan.

“Tidak, Miyeon-ah. Jangan menyalahkanmu.” Ucap Dokyeom sambil merangkul Miyeon. Berusaha untuk menenangkan wanita itu.

“Bagaimana bisa Chaeyeon pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu padaku? Bagaimana bisa dia pergi meninggalkanku begitu saja?” Tanya Miyeon dengan air mata mengalir di wajahnya.

“Sepertinya Chaeyeon mengikuti keinginan Mingyu.” Gumam Dokyeom.

“Apa maksudmu?” Tanya Miyeon menyeka air matanya. Ia menatap Dokyeom dengan pandangan ingin tahu.

“Malam itu, Mingyu salah paham padaku dan Chaeyeon. Ia berpikir jika terjadi sesuatu pada kami karena saat itu aku dan Chaeyeon sedang berpelukan. Jangan salah paham, Miyeon-ah. Saat itu kami hanya saling berterima kasih dan meminta maaf. Tetapi Mingyu berpikir jika aku mengkhianatimu. Dia memukulku sedangkan Chaeyeon berusaha untuk membelaku.” Jelas Dokyeom.

“Chaeyeon kemudian menampar Mingyu untuk membuatnya berhenti. Namun sepertinya Mingyu begitu marah dengan apa yang Chaeyeon lakukan padanya. Mingyu meminta Chaeyeon untuk pergi dari hidupnya. Ia tidak ingin Chaeyeon menjadi bagian dari hidupnya dan hidupmu lagi.” Dokyeom menyelesaikan ceritanya.

Miyeon terlihat benar-benar terkejut mendengar cerita Dokyeom. Ia tidak menyangka jika Mingyu mampu melakukan hal tersebut pada Chaeyeon. Di saat Miyeon sangat yakin jika Mingyu memiliki perasaan pada Chaeyeon. Kecemburuan Mingyu membuat semuanya menjadi semakin kacau.

HEARTBEAT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang