Chapter 10

577 59 27
                                    

Chaeyeon tahu bahwa cepat atau lambat Dokyeom dan Miyeon akan mengetahui bahwa ia pernah menyukai Dokyeom. Namun Chaeyeon tidak menyangka jika bukan hanya kedua orang itu saja yang mengetahuinya, tetapi juga teman-teman kantornya.

Chaeyeon tidak menyangka jika Mingyu dengan begitu tega membongkar rahasianya di hadapan semua orang saat ini. Walaupun saat ini Chaeyeon sudah tidak mencintai Dokyeom lagi, namun tetap saja semua orang tidak perlu mengetahui perasaannya pada pria itu sebelumnya.

Bahkan ia harus mendapatkan kemarahan yang begitu menyakitkan dari Miyeon. Ia tahu bahwa semua itu setimpal karena ia telah menyakiti Miyeon. Ia memahami kekecewaan Miyeon padanya. Sudah seharusnya Miyeon merasa marah padanya.

Tetapi semua itu tidak perlu dilakukan di hadapan semua orang di sini. Bagaimana ia harus bersikap setelah ini? Bagaimana bisa ia menghadapi semua orang setelah ini?

“Chaeyeon-ssi, apa kau benar-benar mencintai kekasih Miyeon?” Salah satu teman kerjanya bertanya.

Chaeyeon hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang siap jatuh kapan saja. Ia tidak tahu kenapa Mingyu dengan tega melakukan semua ini padanya.

“Kau tidak seharusnya menusuk sahabatmu sendiri seperti itu, Chaeyeon-ssi.”

“Masih banyak pria di dunia ini. Kau seharusnya menyukai pria lain.”

“Miyeon pasti sangat kecewa sekali. Sahabat yang begitu disayanginya ternyata mengkhianatinya.”

Chaeyeon tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi. Semua ucapan dari teman-teman kantornya begitu menyakitinya. Ia juga tidak pernah berkeinginan untuk mencintai kekasih sahabatnya sendiri. Tetapi apakah mereka tahu jika Chaeyeon–lah yang lebih dulu mencintai Dokyeom?

Chaeyeon menatap Mingyu dengan wajahnya yang basah oleh air mata. Pria itu terlihat diam saja dengan semua ucapan orang-orang. Kenapa Mingyu tidak membelanya? Kenapa Mingyu tidak mengatakannya bahwa ia lebih dulu mencintai Dokyeom daripada Miyeon?

Kenapa Mingyu tidak mengatakannya di saat ia mengetahui semuanya? Kenapa?

Chaeyeon terkejut saat Dokyeom tiba-tiba saja menggenggam pergelangan tangannya. Ia menatap Dokyeom yang sedang menatapnya tajam saat ini.

“Ikut aku.” Kata Dokyeom sambil membawanya pergi meninggalkan aula hotel.

Chaeyeon tidak membantah dan membiarkan Dokyeom membawanya kemanapun. Karena saat ini Chaeyeon memang ingin meninggalkan semua orang yang terus mengucapkan kata-kata yang membuatnya sakit hati.

Mereka tidak tahu apapun. Mereka tidak tahu apa yang ia rasakan. Tetapi kenapa mereka bersikap seolah-olah mereka mengetahui segalanya? Kenapa mereka tidak mencoba untuk mengetahui apa yang ia alami?

Chaeyeon tidak tahu Dokyeom akan membawanya kemana. Tangan pria itu menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Tiba-tiba saja Dokyeom menghentikan langkahnya, membuat Chaeyeon menghentikan langkahnya juga.

Saat Chaeyeon mengangkat kepalanya, ia melihat Miyeon yang sedang berdiri di depan lift sambil menangis. Miyeon melihat mereka. Miyeon melihat tangan Dokyeom yang sedang menggenggam tangannya.

Awalnya Chaeyeon berpikir jika Dokyeom akan melepaskan tangannya dan menghampiri Miyeon. Namun ternyata Chaeyeon salah. Dokyeom justru kembali melanjutkan langkahnya seolah tidak mempedulikan Miyeon.

Membuat Chaeyeon menatap Miyeon dengan pandangan bersalah saat ini. Chaeyeon benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Ia seharusnya menyuruh Dokyeom untuk menenangkan Miyeon. Tetapi sejujurnya, Chaeyeon sedang tidak ingin sendiri. Ia membutuhkan seseorang untuk menemaninya.

HEARTBEAT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang