twelve

238 27 3
                                    

Entah sejak kapan gue tertidur disini, dikamar Varez. Ini yang bikin gue susah kalau diajak ke rumah orang, malu maluin. Lihat bantal aja bikin gue bisa langsung tidur lelap.

"Udah bangun?" Gue mencari Sumber suara. Ternyata Varez dimeja belajarnya dengan laptop didepannya.

"Kok lo gak bangunin gue sih kalau udah pulang!?" Ucap gue kesel.

Varez mendekat kearah gue, yang refleks bikin tubuh gue menjauh.
Varez nyentuh bagian bawah mata gue, mengusapnya perlahan. Gue yang di perlakukan seperti itu diam membatu. Masih kaget.

"Gue kasian sama mata lo yang menghitam dan jadi berkantung mata." Mata gue mengerjap, yang otomatis bulu mata gue terkena tangannya dia.

"Gue nggak suka mata lo yang indah, bawahnya berwarna hitam dan berkantung mata." Ucapnya lagi tanpa lepasin wajah gue dari tangan dan pandangannya.

TOLONG DONG TOLONG! SIAPA PUN TOLONG GUE YANG TERJEBAK DALAM ADEGAN PICISAN INI! Teriak gue dalam hati.

Sumpah! Ini beneran gak cocok di jantung gue yang mau melompat keluar. Bayangin deh lo ditatap seintens Ini sama cowok playboy yang memiliki pesona gak nahan! Astaga, pikiran kotor ku enyahlah!

"Ini terakhir kali gue liat mata lo kayak gini. Kalau gue lihat lagi, gue congkel mata lo sekalian." Ucap Varez datar tapi penuh penekanan, dia nunjukin smirk nya.

Gue bergidik ngeri denger ucapan terakhir nya, langsung mengangguk kaku. Lidah gue masih kelu buat ngomong. Sialan, gue ngerasa lemah sekarang.

"Good girl!" Dia nepuk nepuk kepala gue pelan, tanpa memundurkan wajahnya yang didepan gue yang bikin gue ketar ketir.

(Picture by : pinteres)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Picture by : pinteres)

Hape gue geter geter tanda telfon. Gue bernafas lega, Varez mundurin wajahnya dan kembali ke meja belajarnya lagi. Gue sangat berterima kasih banyak kepada sang penelvon. Gue geser tombol hijau dilayar sebelum menaruh disebelah telinga.

"Halo?" Tanya gue hati hati karena enggak liat sang penelvon, saking gugupnya sih.

"Lea, lo belum tidur kan?" Gue bernafas lega, ternyata Agra.

"Belom lah. Kalau tidur yang ngomong ini siapa?" Ucap gue dongkol, Dari sebrang gue denger dia tertawa.

"Iyaiya. Galak amat neng." Gue mendengus, kenapa gak langsung intinya aja sih? Gue lagi males basa basi ya sekarang. Bad mood abis!

"Kok lo diem aja? Biasanya cerewet."

"Langsung intinya aja. Gue habis bangun tidur nih, masih ngantuk." Gue lihat Varez mutar tubuhnya jadi hadap gue. Anjing, sekarang diperhatikan langsung dari jauh dong. Bangsat.

"Oh iya sorry sorry. Buku mtk yang lo pinjem kemarin udah kan?" Gue balas deheman sambil lihatin sekitar, asal mata gue gak ngeliat Varez.

"Bisa dibalikin sekarang nggak? Gue kerumah lo sambil konsul nih tentang perkembangan yang kemarin." Gue lirik jam ternyata masih jam 9. Masih belum malam malam amat.

"Okeoke. Buruan kerumah. Takut kalau kemaleman mama gak izinin." Putus gue akhirnya.

"Sip. Otw gue." Gue putus sambungan sepihak.

"Varez, gue pulang ya. Makasih kasurnya. Masih empuk!" Ucap gue cengengesan menutupi kegugupan, yang dibalas Varez  deheman.

"Siapa yang nelpon?" Tanya nya masih dengan suara datar.

"Agra. Mau ngambil bukunya." Terang gue tanpa diminta.

"Udah ya, gue buru buru. Takutnya dia udah sampe dirumah." Lanjut Gue berlalu pergi, belum sampai keluar dari kamarnya dia ngomong lagi.

"Gue ikut." HAH!? MAU NGAPAIN SIH ANJIR! GATAU YA GUE MASIH GROGI DEKETAN DIA!?

"I-iya." Jawab gue gugup. Bangsat kenapa ini mulut bilang iya sih!?!

Varez ngikutin dibelakang gue.

Gue coba nenangin diri kalau yang tadi itu cuma mimpi atau nggak, mungkin Varez lagi percobaan buat romantis sama pacarnya tapi dicoba dulu ke gue. Kayak gue semacam percobaan dia gitu. Iya gitu. Gue meyakini dalam hati dan mencoba biasa aja, jangan gugup pokoknya.

💩

ABSURD WOMAN! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang