Entah sudah putaran ke berapa, Laura hanya mengira mungkin baru delapan putaran, tinggal dua putaran lagi maka dirinya akan kembali lagi ke dalam kelas.
Sudah berapa kali hukuman yang telah gadis itu terima, tapi Laura pun tak terlalu bosan, karena memiliki sebuah alasan.
"Inget kata, mamah."
"Harus semangat!"
"Kan lagi berusaha."
Laura mencoba untuk menyemangati.
Tak terasa hingga kepala gadis itu cukup pening, kini matanya hampir terpejam, namun masih mencoba untuk tetap bertahan, tapi sepertinya Laura tak bisa menahan nya lagi, hingga gadis itu pun terjatuh dan tak sadar kan diri.
"Laura!" pekik salah satu orang yang terkejut.
Sebelum benar-benar pingsan dengan samar dirinya mendengar seseorang memanggil nama, dan beberapa orang mulai mendekati ke arah gadis yang terbaring di lapang itu.
***
Berbeda dengan Mitha yang tengah cemas memikirkan suatu cara agar bisa keluar dan memastikan bahwa sahabat nya baik-baik saja.
"Saya izin ke toilet sebentar." izin Mitha pada guru pengajar.
"Silahkan."
Setelah Laura pergi menjalani hukuman Mitha merasa tak nyaman.
Mitha takut terjadi sesuatu kepada Laura mengingat dari pagi sahabat nya belum makan, dan mungkin hanya memakan roti pemberian Nathan tadi.
Kaki nya berjalan menyusuri lapangan, dan nampak Laura tengah menjalani hukuman nya, makin tak nyaman disaat Laura menghentikan langkahnya.
Dan dapat dirinya lihat Nathan beserta geng nya tengah berkumpul dikoridor, Mitha langsung berlari memanggil cowok itu untuk menemui Laura, namun belum sempat sampai dirinya mendengar seseorang berteriak memanggil nama Laura dengan lantang.
Mitha menengok dan benar saja Laura jatuh pingsan, dan yang menolong adalah Gavin? Bukan kah dia yang memberi hukuman tapi mengapa ia malah sekaligus menolong nya? Sungguh tidak waras.
Beberapa kali Mitha mendengar cerita Laura tentang Gavin, sungguh aneh dengan Danyon yang satu ini.
Tanpa berfikir panjang Mitha menghampiri keduanya, begitu juga Nathan yang menyadari langsung menyusul.
"Laura kenapa, Mith?" tanya Nathan dengan tatapan khawatir.
"Kecapekan kek nya." Mitha membalas seadanya.
Dan yah lapangan mulai ramai, saat itu juga Nathan ingin menggendong Laura namun Gavin malah menahan.
"Apaan sih." ujar Nathan tak terima pasalnya cowok itu kekasih dari Laura.
"Gue yang salah, jadi gue yang tanggung jawab." balas Gavin dengan tatapan dingin nya, sedangkan Mitha hanya bisa menyimak.
"Dia cewek gue." paksa Nathan dengan rahang yang mulai mengeras.
"Dia tunangan gue."
Semua yang menyaksikan hanya bisa terdiam dengan penuturan Gavin.
"Gak usah halu deh lo." ucap Nathan yang menarik paksa Laura hingga kini berada disisi cowok berambut ikal itu.
Gavin nampak terdiam dan berdiri tapi sebelum pergi, ketua osis itu berucap.
"Lo bawa pacar kesayangan lo."
Tanpa pikir panjang lagi Nathan menggendong Laura menuju UKS, Mitha mengekor dibelakang tak lupa dengan Leo dan juga Sadewa. Meninggalkan beberapa orang yang terdiam menyaksikan kepergian mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVIN {Revisi}
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca, thanks! Menjadi seorang kesayangan dari Danyon disekolah nya adalah suatu artian yang berbanding balik yaitu menjadi langganan dalam hukuman, kesayangan bukan? Musuh terbesar Laura Anindya adalah Gavin Angkasa, cowok yan...