Seribu kebaikan akan dilupakan hanya dengan satu kesalahan
@Ly_0107
***
Nampaknya berita tentang Laura yang hampir ingin membunuh kakak kelasnya itu tersebar luas, namun pasti jika sudah mengetahui pasti bukannya membantu malah semakin parah.
Kasus yang akan dialami Laura agak sulit, sudah jelas disana Laura hanya menyekiknya, walau tidak terlalu kencang, tapi saksi seisi kantin akan lebih membela sang pembully ketimbang Laura, bukankah benar begitu?
Laura sendiri tak terlalu memikirkan hal tersebut.
"Kok pada ngeliatin ya?" gumam Laura penuh dengan tanda tanya.
"Santai aja kali," Sadewa merangkul pundak Laura dengan santai tanpa meladeni beberapa pasang mata yang sedari tadi menatap mereka, dan ya lebih tepatnya pada Laura.
Langkah demi langkah mereka lalui, koridor kelas yang ramai namun tak terlalu ramai dikarenakan jam menunjukkan pukul tujuh, agak pagi.
Saat ekor mata Laura tak sengaja fokus pada Mading sekolah, matanya membulat sempurna melihat foto saat dirinya mencekik kakak kelasnya kemarin.
Pasti ada yang memotretnya.
Tanpa bisa dicegah dia pun mendekati Mading itu.
Berandal Sekolah Mulai Buat Ulah
"Eh gila siapa yang fitnah woy lah," raung Leo tak percaya.
Matanya memanas menatap pemandangan dihadapannya kini, se tak sukanya mereka terhadap Laura? Apa salah dirinya? Mengapa seakan-akan dirinya yang selalu salah? Tujuan ke sekolah ini lagi untuk memperbaiki, tapi malah jadi seperti ini.
"Gila sih yang bikin ginian, mental patungan haha," Sadewa tertawa renyah.
"Sok tau banget gila, tahu aslinya tapi malah membalikkan fakta," sekarang Leo berbicara.
"Gua ke kelas duluan ya, bang." pamit Laura duluan.
"Gua anter sampe kelas Lo, Ra." Sadewa pun kembali merangkul bahu teman sekaligus sudah dianggap seperti adiknya sendiri.
Lalu mereka berjalan menuju kelas Laura terlebih dahulu, tak berbeda jauh dengan tadi, keadaan koridor masih sama karena beberapa pasang mata menatap.
***
Pelajaran pertama dan kedua sudah selesai, saat ini memasuki jam pelajaran ketiga, mata pelajaran Bahasa Korea sedang dijelaskan oleh guru cantik berusia muda, membuat para taruna melek seketika.
"Mith, boleh minjem Tipe-X gak?"
"Ambil aja didalem," Mitha memberikan tempat pensilnya dan kembali fokus.
Laura dengan senang hati menerima dan mencari barang yang dia perlukan untuk menutupi coretan salah.
Saat fokus memberikan cairan Tipe-X pada tulisan bukunya, dan tepat saat ingin mengembalikan Tipe-X, tiba-tiba pandangan gadis itu terdapat pada benda persegi panjang kecil.
Nathan? -batin Laura sedikit curiga.
"Kok bisa nametag nya Nathan? Kapan mereka ketemuannya?" gumam Laura sedikit menerka.
Apakah selama dirinya jarang ada waktu Mitha yang menemani kekasihnya? Tapi masa iya?
"LAURA ANINDYA!!"
"Saya Bu," fokus Laura beralih pada Bu Indah yang menatapnya.
"Kamu sedang melamunkan apa?"
"Maaf, Bu," ucap Laura gugup.
"Bisa fokus ya?" ujar sang guru, dan dibalas anggukan tak enak oleh Laura.
Dan jam pelajaran pun kembali dimulai, Laura pun fokus materi yang tengah dijelaskan oleh guru tersebut.
***
Laura membaca sebuah novel yang dia bawa dari rumah ke sekolah, keadaan perpustakaan cukup sepi hanya ada dirinya didalam sana.
Tapi masa bodo, biarkan saja dia masuk ke dalam dunia novelnya, toh tidak mengganggu juga.
Novel bergenre roman adalah novel favoritnya, dan mungkin kebanyakan remaja lainnya.
Saat fokus pada bacaannya, ada seseorang yang menarik depan jilbabnya menjadi lebih maju, membuat Laura sedikit menahan emosi. Bagaimana tidak? Saat dirimu fokus kepada suatu hal, lalu ada yang mengganggu, menjengkelkan sekali bukan?
"Ish siapa sih," gerutunya dengan malas sembari memperbaiki jilbabnya kembali.
"Sory-sory hehe," cengiran melukis diwajah tampan lelaki itu.
"Sory-sory, susah tahu benerin kerudung tuh,"
"Iya deh iya," Gavin memohon sambil posisi tangan seperti orang memohon.
"Ngapain Lo disini?" tanya Laura.
"Baca buku lah," balas Gavin dengan tingkat rasa percaya diri tinggi.
Alis Laura menaut sedikit curiga, "Gak yakin deh gua kalo Lo mau baca buku juga,"
"Gua jelasin juga percuma nantinya,"
Lepas itu mereka berdua kembali membaca buku mereka masing-masing.
***
TBC
Aku lanjut malem nanti, gak lama kok
Btw jangan lupa vote sama komen ya
Happy malming para jomblo wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVIN {Revisi}
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca, thanks! Menjadi seorang kesayangan dari Danyon disekolah nya adalah suatu artian yang berbanding balik yaitu menjadi langganan dalam hukuman, kesayangan bukan? Musuh terbesar Laura Anindya adalah Gavin Angkasa, cowok yan...