Chapter 8

906 29 0
                                    

Laura menggendong tas punggung nya dengan malas, sungguh tak menyukai kegiatan seperti ini, begitu merepotkan baginya.

"Gue harap gak ada jurit malam nya." gumam gadis itu.

Laura menatap alroji yang melingkar, masih cukup pagi dan semoga saja dia tidak telat.

Seharusnya acara seperti ini untuk adik kelas atau pun yang mengikuti sebuah ekstrakulikuler bukan?

Jadi apa boleh buat?

***

"Teruntuk seluruh kelas tingkat sepuluh dan juga sebelas diharapkan untuk segera berkumpul dilapangan, bila ada yang terlambat maka hukuman yang didapat satu seri untuk kelas tersebut."

Semua nya berlari dengan tergesa, mereka tahu akan hal itu karena terbiasa.

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

"Hitungan lima bila ada yang telat, maka hukuman akan dilaksanakan."

Semua yang disana menegang seketika.

"Empat."

"Lima."

"Sudah berkumpul semua?"

"Siap, sudah." Mereka semua berteriak keras, suara harus dengan volume yang besar geng.

Saat sang ketua batalyon itu berucap memberikan sedikit pengarahan, tiba-tiba ada penggilingan dari salah satu staff.

"Gavin."

Gavin membalikkan tubuhnya dan menatap intens siapa yang terlambat itu.

Kebiasaan. -Gavin membatin.

"Kamu dari kelas sebelas?"

Laura mengangguk.

"Tiarap." perintah Gavin tegas.

Laura langsung merebahkan tubuh nya diaspal lapangan sekolah mengambil posisi untuk push up.

"Persiapan sepuluh pertama."

"Siap!" teriak Laura dengan suara yang lantang.

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

"Empat."

"Lima."

"Enam."

"Tujuh."

Saat tersisa tiga angka lagi, Gavin memberhentikan ucapan nya. Lalu tatapan cowok yang notabene nya Danyon itu menatap tajam teman sekelas Laura.

"Teruntuk kalian yang sekelas dengan dia, ingat dengan perintah saya sebelum nya? Kemana jiwa korsa kalian? Kalian membiarkan teman kalian dihukum sedangkan kalian malah enak berdiri dan hanya menonton."

RAVIN {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang