9 • Hallway

182 58 4
                                    

Beberapa hari telah berlalu. Kali ini Belle benar-benar membangun dinding pembatas dengan Taehyung dan kedua adiknya itu. Sikapnya pun kembali seperti pada awal dia masuk ke sekolah, pendiam. Walau Elina sudah berusaha bertanya kenapa dan menghiburnya, tapi Belle tidak meresponnya.

Malam ini Belle sedang berdiri di jendelanya untuk memandangi bintang di langit malam. Rasi Capricorn terlihat, mengingatkannya dengan sosok Taehyung yang dulu sangat polos dan tidak tau apa itu Rasi Bintang. Memori itu kembali berputar, ketika Taehyung menenangkan dan memberinya motivasi saat Ia menangis di kamarnya ini. Juga saat Taehyung menyelamatkannya dari cakaran tajam Griffin itu beberapa waktu lalu.

Sejujurnya, Belle merasa sangat kesepian ketika Ia mencoba menjauh dari Taehyung. Kemudian Ia kembali memikirkan permintaan lelaki itu. Terbesit hal aneh di pikirannya, hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya selama ini.

Jika Snowdrop itu layu, apakah Taehyung juga akan mati?

Tiba-tiba perasaan Belle gelisah. Ia memikirkan bagaimana lelaki itu kesakitan karena kekuatannya menghilang dan bagaimana rakyatnya nanti akan menghujatnya habis-habisan.

Kali ini Ia benar-benar sangat ingin menuruti permintaan Taehyung. Tapi, jika Ayahnya tau, pasti beliau akan marah besar dan tidak akan mengijinkannya pergi. Ia kembali mengurungkan niatnya untuk membantu Taehyung.

"Belle," panggil seseorang dengan suara lembutnya yang khas.

Wanita itu menghampiri Belle dan berdiri di sebelahnya.

"Ibu."

"Jangan pikirkan bagaimana tanggapan orang lain. Pikirkan apa yang kau anggap benar," ucap sang Ibu.

"Turuti kata hatimu, Belle," lanjutnya.

"Sebenarnya apa maksud ibu?" Belle memberanikan diri untuk bertanya.

"Buku diary-mu. Ibu juga memiliki buku yang sama. Dan ketika kau menulis di buku itu, Ibu juga bisa membacanya lewat buku yang Ibu punya," jawab Ibunya.

"A, Apa?! Ja, jadi, selama ini--"

"Iya, Belle. Ibu sengaja memberikannya untukmu, karna Ibu tau Ibu dan Ayah akan sering pergi meninggalkanmu."

Belle termenung sebentar. Ia memikirkan tentang semua curahan hati yang pernah Ia tulis di buku itu. Apalagi, akhir-akhir ini Ia seirng menyebut nama Taehyung disana. Sekarang Ia mengerti. Ia mengerti apa yang dimaksud Ibunya.

Belle menghela napas, "Ibu, kenapa selama ini Ibu tidak pernah mengajariku tentang sihir yang aku punya? Ibu juga tidak pernah mengajariku cara menggunakkan sayapku."

"Bukan Ibu yang melarangmu. Tapi Ayahmu," jawab Sang Ibu.

"Ayah pasti tak mengijinkanku pergi," raut wajah Belle kembali sedih.

"Tapi Ibu mengijinkanmu," ucapan Ibunya kali ini membuat Belle spontan menatapnya tak percaya.

"Seharusnya kau tau apa yang harus kau lakukan," senyum terukir di wajah Ibu Belle.

"Aku mengerti, Bu," kemudian Belle memeluk Ibunya dengan lembut.

{}•{}•{}

"Belle! Kau ini kenapa? Akhir-akhir ini sikapmu berubah drastis," tanya Elina pada gadis yang sedang melamun di sebelahnya itu.

"Belle?!" Elina melambai-lambaikan tangannya di wajah Belle sehingga membuat lamunannya buyar.

"A, apa?! Tidak, aku, aku tidak berubah. Apanya yang berubah?" Jawab Belle dengan senyum yang sedikit 'dipaksakan'.

Astrological SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang