10 • Hate

177 58 3
                                    

Bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Beberapa murid telah keluar dari kelasnya, kecuali Belle dan Elina.

Kali ini Belle masih memikirkan perkataan Ayahnya semalam, tentang bagaimana rumitnya cara untuk membuat serbuk Peri. Ia benar-benar sangat membantu Taehyung. Ia juga sangat ingin segera menyapanya lagi, seperti dulu.

Lalu jarinya tertarik untuk membentuk struktur seperti menaburkan sesuatu, dan betapa terkejutnya Ia ketika sebuah benda yang berbentuk seperti glitter muncul dari balim jemarinya, padahal sedari tadi Ia tidak memegang apapun.

"Belle, ini bagaimana cara-- apa itu?!" Elina yang hendak menunjukkan buku matematikanya teralihkan oleh sebuah benda seperti glitter yang muncul dari jari-jari Belle.

"Eum, Apa?! Ini, oh ini, ini hanya glitter, hehe," Belle segera mengepalkan jarinya agar benda itu tak lagi muncul.

Elina membulatkan matanya, "Glitter?! Untuk apa kau membawa glitter? Apa benda itu muncul dari jarimu?!"

"Ti, tidak. Aku memang sengaja membawanya, agar aku tidak bosan," Belle berusaha menutupi rasa terkejutnya dengan senyuman.

Elina hanya bisa mengerutkan kening melihat kelakuan sahabatnya itu. Sementara Belle, dia masih bingung bagaimana dia bisa membuat benda aneh itu.

"Apa ini serbuk Peri?" batin Belle.

Tapi Ia sangat yakin bahwa benda itu Glitter. Terlebih, benda itu muncul ketika perasaan Belle sangat ingin membantu Taehyung.


{}•{}•{}

Waktu pulang pun tiba. Sekolah pun telah sepi, tapi Belle masih berada di kelasnya karena Ia memilih untuk mengerjakan tugasnya sekarang, daripada mengerjakannya dirumah.

"Huft, selesai," Belle menutup bukunya dengan kasar, kemudian Ia memasukkan semua barangnya ke tas dan keluar dari kelasnya.

Kali ini Belle memilih untuk melewati lorong yang kemarin sangat ramai, ketimbang melewati lorong yang sepi itu. Ia sedikit tidak terkejut karena melihat lorong itu sepi, mengingat sekolah juga sudah sangat sepi. Tapi yang membuatnya terkejut adalah karena Ia melihat sesosok lelaki berambut hitam sedang berjalan sendirian di lorong sambil memegang jaket yang diletakkannya di pundak.

Ia sangat tau siapa lelaki itu. Rasanya, Ia ingin sekali memeluknya dari belakang, entah mengapa.

"Taehyung-ssi!" seru Belle.

Taehyung menghentikan langkahnya. Ia sangat mengenal suara gadis itu. Terlebih, selama ini tidak ada orang yang memanggilnya dengan logat korea kecuali Jimin dan Jungkook, juga Belle.

Belle mengehela napas, "sebelumnya aku minta maaf atas sikapku akhir-akhir ini."

"Tentang tawaranmu, aku sudah memikirkannya. Dan, dan aku mau," lanjut Belle ragu-ragu.

Taehyung membulatkan matanya, "aku tidak akan memaksamu. Jika kau tidak mau, kau tidak--"

"Lalu kau akan membiarkan rakyatmu mati sia-sia?"

Belle kembali menghela napas, "aku tau kau punya kewajiban besar sebagai seorang Pangeran, Tae. Karna itu aku mau membantumu. Terlebih, itu akan berdampak di dunia manusia  juga."

"Baiklah jika itu maumu," balas Taehyung dingin.

Belle mengerutkan alisnya. Ekspetasinya adalah lelaki itu akan menghampirinya, tersenyum, atau bahkan mengucapkan terimakasih, tapi nyatanya tidak. Belle berusaha meredam emosinya, mengingat sifat Taehyung yang memang sangat dingin. Tanpa berkata apapun dia langsung meninggalkan lelaki itu.

Astrological SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang