33 • Everything Has Changed

156 39 16
                                    

Kedua sayap coklatnya telah tenggelam, tepat saat Taehyung menapakkan kaki di depan gerbang istana. Langit masih berwarna hitam pekat, agaknya tak banyak berubah semenjak ia meninggalkan Oxford, dunia manusia.

Memilih untuk menetap di sana beberapa detik. Menatap rumahnya dengan tatapan kosong, sedikit membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ya, apa yang akan terjadi kala tidak ada Belle di sini?

Maksudnya,

apa yang akan terjadi kala ia tak akan pernah bertemu Belle, lagi?

Maka ia menghela napas. Lantas ia melangkahkan kaki masuk ke istananya, masih dengan rasa tak percaya perihal ia harus benar-benar meninggalkan pujaan hatinya.

Taehyung tak pernah jatuh cinta sedalam ini.

Ia pun tak menyangka bahwa hati kecilnya bisa jatuh pada sesosok gadis yang seharusnya ia bawa kemari dengan damai dan hanya sebatas permintaan tolong untuk ayah dan seluruh rakyatnya.

Nyatanya, takdir seolah mempermainkan mereka.

Ditambah dengan ratusan alasan bahwa mereka harus berpisah. Beribu rasa sejuta luka terangkai dengan elok di kehidupan Choi Taehyung.

"Taehyung-ssi!" panggilan itu terdengar lantang, sesaat setelah si puan membuka pintu istana. Menunjukkan sorot amat terkejut kala seseorang telah meraih tubuhnya, memeluknya dengan erat.

"Aku kira kau tidak kembali," Jungkook bertingkah layaknya anak kecil yang memeluk ayahnya sehabis pergi jauh. Lucu sekali.

"K-Kau ini kenapa?" Taehyung tak tahu harus merespon seperti apa.

Ah, sesayang ini Jungkook padanya.

Jungkook tak berkutik. "Rindu," katanya lirih, tapi rungu sang kakak masih cukup untuk mendengarnya.

Taehyung tersenyum hangat.

Mengingat masa-masa kecilnya dulu, kala Jungkook yang masih amat lucu memeluknya erat ketika ia takut akan petir yang bahkan ia buat sendiri--secara, Jungkook itu elf cuaca, ingat?

"Aku baru pergi beberapa jam. Ingat umurmu, Jungkook-ah."

Maka dengan sekejap Jungkook kembali pada posisi awalnya. Berlagak bak prajurit dengan sikap tegap dan merapikan pakaiannya. Mengerjap kala sang kakak membahas soal umur. Ia baru sadar telah melakukan hal yang ia anggap kekanak-kanakan.

Menggaruk tengkuk yang agaknya tak gatal, Choi Jungkook tersenyum malu akan hal yang baru saja ia lakukan. Mengundang satu-satunya pribadi lain di sana untuk melangkah lebih dalam ke istana.

Tak bisa dipungkiri, Jungkook memang sangat lega kala melihat pintu istana yang terbuka dan menampakkan wajah kakaknya. Sempat berpikiran negatif andaikan sosok yang amat disayanginya itu tak kembali.

Jungkook sudah paham, Choi Taehyung adalah pribadi yang tak perlu pikir panjang untuk 'nekat'.

"Tadi pergi ke mana?" Jungkook angkat bicara.

Taehyung sempat terdiam. Berpikir beberapa detik guna mempersiapkan kata demi kata yang harus ia rangkai sebagai jawaban dari pertanyaan yang mungkin adiknya anggap sepele ini.

Yah, walau akhirnya Choi Taehyung menyerah. Ia tak menemukan kata yang cocok untuk menjadi jawaban selain--

"Arabelle," ia berucap dengan deep voice-nya. Terdengar jelas di rungu sang adik bahwa satu kata itu menyiratkan kepedihan.

"Apa yang terjadi? Semua baik-baik saja, bukan?" Jungkook kembali bertanya, walau mereka berdua telah berhenti tepat di depan kamar Taehyung. Berharap kakaknya mau menjawab, setidaknya.

Astrological SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang