Bonus: Han Jimin

103 17 6
                                    

"Kak Jimin! Bisakah kau membacakan aku buku ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Jimin! Bisakah kau membacakan aku buku ini?"

Seorang gadis kecil mendekat, menyodorkan buku yang digenggam dengan jari-jari mungilnya. Surainya diikat dua, pipinya begitu gembul hingga membuat yang terpanggil tersenyum kecil dan menerima lektur itu.

"Ini buku tentang apa, cantik?" Han Jimin tengah duduk di salah satu kursi dengan ukiran kayu di sana. Ia memperhatikan judul buku itu dan mengernyit. "Eh? Untuk apa kau membaca buku tentang---,"

"Itu bukuku! Aku merebutnya dari kak Nam!" sosok lain mendekat. Ia adalah anak lelaki yang dengan manisnya berlari kecil ke arah Jimin dan si gadis mungil itu.

"Kak siapa?" Jimin masih berharap jawaban dari dua bocah gemas itu, sesaat sebelum atensinya teralihkan oleh suara lembut yang tiba-tiba terdengar dari belakangnya.

"Halo, Kak Jimin."

Ketahuilah, tak hanya Jimin yang takjub akan indahnya paras gadis yang baru saja datang itu. Dua pasang mata milik bocah-bocah itu juga hanya tertuju padanya. Gaun emasnya yang elegan, kulitnya yang putih bersih serta senyuman manis yang terpatri di paras cantiknya. Gadis itu sempurna, di mata Jimin.

"Kak Jimin? Hey?" Grace Margarette melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jimin kala menyadari lelaki itu tak berkedip dari tadi.

"A-Ah, hai. Tunggu, apa? Sejak kapan kau memanggilku dengan sebutan itu?" yang ditanya hanya tersenyum sembari duduk tepat di sebelah Jimin. "Sejak mereka memanggilmu."

"Kak Grace! Dia mencuri bukuku!" si bocah lelaki menunjuk gadis kecil di sebelahnya, menunjukkan raut wajah marah yang justru terlihat lucu untuk Jimin dan Grace.

Grace dan Jimin memang sering ke tempat ini. Anak-anak mengenal mereka, dan Grace sendiri yang meminta untuk dipanggil 'Kak' ketimbang 'Yang Mulia.'

Ini adalah taman bermain di perbatasan Winston dan Glamour. Tempatnya berkonsep outdoor, hanya dibatasi pagar kecil warna warni di sekelilingnya. Ada sebuah rumah kecil di ujungnya, berisi buku-buku bergambar serta ada juga buku sejarah.

"Itu buku Kak Nam! Itu bukan bukumu!" lawannya berbicara dengan menaikkan nada suara. Sebelum dua bocah itu bertengkar, Jimin segera menengahi, "Bagaimana jika kalian kembalikan buku ini ke Kak Nam itu? Mungkin dia sedang mencari buku ini."

Jimin menyodorkan buku tersebut, namun kedua presensi di depannya hanya terdiam dan saling menatap dengan tatapan tak suka. Lucu sekali.

"Kalian harus memberikannya berdua. Nanti, yang berhasil minta maaf ke Kak Nam akan kuberi permen!" Grace tersenyum cerah, memberikan iming-iming agar mereka mau bermaafan.

"Sungguh?! Kalau begitu, ayo!" si lelaki kecil menyaut buku yang disodorkan Jimin, lantas menggandeng gadis kecil itu dan berlari menjauh dari mereka.

"Mereka lucu sekali. Ah, ngomong-ngomong, kau kesini sendiri?" Jimin bertanya.

Astrological SignTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang