#7 Bulan Madu

596 15 4
                                    

Rencana bulan madu ini sudah kami nantikan. Sejak Mas Banyu ingin mewujudkan mimpiku, yaitu menikmati udara lain di negeri orang. Kebetulan aku sudah mempunyai paspor yang iseng kubuat di sela-sela liburanku di Surabaya dengan harapan suatu hari aku bisa pergunakannya untuk misi pendidikan atau sekedar liburan.

"Dek, ini tiket kita ke Singapura. Semoga kamu senang."

Tiba-tiba saja dia mengirimkan pesan dengan dibubuhkan emotikon senyum dibelakang pesan itu. Disusul dengan file PDF tiket pesawat dan juga tiket kamar.

Lantas aku hanya bisa menjerit saking bahagianya. Dan membalas pesannya dengan penuh rasa syukur dan terima kasih. Dia benar-benar memperlakukanku sangat spesial. Diantara keterbatasan dana yang kami miliki untuk acara pernikahan kami, dia masih menyisihkan sebagian dana untuk bisa mewujudkan mimpiku.

"Ini hadiah pernikahan untukmu dariku. Aku sudah minta temenku yang udah pernah ke Singapura untuk membuatkan itenary-nya. Maaf ya Dek, untuk kelas Bulan Madu, kita harus tidur di guesthouse yang sharing room. Anggap aja kita liburan backpacker bareng lagi, bukan mulan madu. hehehe"

Memang tiket kamarnya adalah tiket kamar yang satu ruangan bisa dipakai untuk 6 orang. Sehingga sudah pasti tempat tidurnya sendiri-sendiri.

Jujur, aku sama sekali tak mempemasalahkannya. Melihat niat baiknya untuk memberikan dan mewujudkan mimpiku saja, rasanya aku udah sangat bahagia sekali. Bahkan berkali-kali aku cubit pipiku sendiri. "Apakah ini nyata?".

Aku seorang gadis biasa saja, mencintai orang yang luar biasa, bahkan orang itu akan menjadi suamiku. Tak berani aku membayangkan liburan ke Singapura bersamanya, sudah pasti aku bisa jadi dipikir sudah tidak waras oleh orang-orang karena terlalu bayak senyum-senyum sendiri.

Bahagiaku tak hanya berhenti disitu. Bahwa teman-temannya pun memberikan hadiah yang serupa. Di pernikahan kami, mereka membawakan sebuah pigora besar yang bertuliskan "Honeymoon Package in Malaysia".

Sungguh kalimat terindahpun tak mampu menggambarkan betapa bahagianya hatiku kala itu. Mereka menyiapkan semuanya. Mereka tahu bahwa Mas Banyu telah membeli tiket ke Singapura, sehingga mereka memilihkan negara tetangga untuk kami dapat langsung melaju dari Singapura menuju Malaysia. Tiket pesawat dari Singapura menuju Malaysia dan Malaysia ke Indonesia juga telah dipesan atas nama kami berdua. Sebuah kamar hotel berbintang empat juga telah dipesan spesial untuk rencana bulan madu kami di Malaysia.

Mas Banyu pun terlihat sangat bahagia kala menerima hadiah tersebut. Bahkan kami berdua seringnya saling tatap dan kemudin tersenyum lanjut tertawa sendiri tanpa harus mengeluarkan satu patah katapun. Karena kami tahu, ini layaknya hadiah yang tak pernah kami pikirkan sebelumnya. Kami yang hanya ingin melewatkannya sederhana, namun Allah berikan yang lebih kepada kami.

***

Selepas adegan ranjang yang gagal dan berujung kepada permohonannya untuk aku bisa menggugatnya, aku tetap sangat optimis bahwa Mas Banyu akan kembali ceria seperti sedia kala. Barangkali dengan melakukan perjalanan bersama lagi seperti saat ke Malang kala itu, dapat mengembalikan rasa yang pernah kami berdua rasakan.

Perjalanan bulan madu ke Singapura dan Malaysia ini kuharap bisa mengembalikan sikap hangat dan optimisnya Mas Banyu tentang hubungan kami.

"Mas, mana saja yang Mas mau bawa untuk ke Singapura besok?" Tanyaku padanya di sela-sela dia main game di kamar pengantin kami.

"Udah dek, nanti biar mas siapkan sendiri ya. Kamu istirahat aja, atau bantuin ibu masak. Mas mau nyapu ya."

Selama 3 hari menjadi suamiku ini, dia memang sama sekali tak ragu untuk membantu pekerjaan rumah di rumah ibuku Dia benar-benar suami idamanku. Walaupun jika sudah menyangkut tentang kamasutra dia sudah enggan membahas atau mencobanya. Akupun tak berani memaksanya. Kupikir, di Malaysia adalah tempat yang tepat untuk bisa kembali 'menggodanya'.

Kupeluk LukakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang