8. Rak Berbeda

93.2K 14.3K 1.7K
                                    

2012

"Andina, kamu jangan main laptop mulu mentang-mentang besok hari terakhir ujian!"

Seruan ibu Andina dari lantai satu terdengar sampai ke kamarnya.

"Iya, engga, Ma. Ini lagi belajar, kok!" serunya balik.

Belajar tentang latar belakang Fadil, lebih tepatnya.

Saat ini setidaknya terdapat 20 tabs browser pada laptop Andina. Semua berisi halaman Facebook dan hasil pencarian Google tentang Fadil. Dari info yang ia temukan, Fadil merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya adalah perempuan. Yang pertama, Faradila, berusia cukup jauh darinya. Ia merupakan lulusan fakultas hukum di salah satu PTN di Yogyakarta, sudah menikah, dan baru dikaruniai sepasang anak kembar, Arsa dan Arsy. Yang kedua, Faradiba, baru saja masuk fakultas kedokteran di salah satu PTN di Depok tahun 2011 kemarin.

Andina merasa tertampar akan fakta itu. Fadil berasal dari keluarga berpendidikan tinggi dan tampaknya merupakan keluarga dengan keadaan ekonomi yang sangat baik. Terlihat dari foto-foto liburan mereka yang dipos oleh ibunya di Facebook. Disneyland Hong Kong, Ka'Bah, Opera House, serta Gunung Fuji menjadi latar tempat foto keluarga mereka. Belum lagi beberapa destinasi dalam negeri yang Andina bahkan tak tahu di mana keberadaannya.

Dari sepenglihatan Andina, Fadil cenderung lebih mirip dengan ibunya. Ibu Fadil bernama Nurhuda, jika kalian ingin tahu, berasal dari Jawa Timur, dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Sementara ayah Fadil, Rachmad, berasal dari Jawa Tengah dan merupakan anak tunggal. Iya, sejauh itu Andina melakukan stalk. Stalking adalah keahlian terpendamnya yang tak orang lain ketahui.

Gadis itu menekan save image setiap kali menemukan foto-foto masa kecil Fadil. Fadil dulu rupanya sangat pendek dan bulat. Bagaimana ia tidak gemas melihatnya?

Omong-omong, setelah kejadian beberapa waktu lalu di mana Fadil sengaja membuat Andina kesal saat pelajaran PKN, lelaki itu kembali bersikap baik padanya. Ia tak lagi meminjam pulpen kepada Dela dan kembali menggunakan barang-barang Andina.

Bahkan hari terakhir sebelum UAS, saat lelaki itu dititipkan Dirga untuk mengabsen teman sekelas selagi Dirga memiliki urusan dengan guru, Fadil yang duduk di meja guru berjalan jauh ke tempat duduk Andina di paling belakang hanya untuk meminjam pulpen. Padahal ia bisa saja meminjam pulpen pada teman lain yang duduk paling dekat, bukan?

Sayang sekali ketika Fadil sudah bersikap seperti semula, ujian akhir semester sudah di depan mata dan itu akhirnya mereka harus berpisah kelas seandainya keberuntungan tidak berpihak padanya. Tapi tidak apa-apa. Andina sudah berusaha keras di ujian akhir ini agar bisa mendapat kelas yang sama dengannya—meski ia tak tahu apa itu bisa mendongkrak nilainya selama setahun penuh di kelas tujuh.

"HAYO, BUKA APA?!"

"MAMPUS!"

Andina refleks mengumpat dan menutup layar laptopnya ketika ibunya tiba-tiba masuk ke kamar. Ia berhasil dibuat terlonjak kaget hingga jantungnya ingin copot.

"Enggak belajar, kan, kamu?!" tuduh ibu Andina dengan tebakan tepat.

"Mama ngagetin aja. Apaan, sih?!" seru Andina kesal.

"Mama suruh belajar malah main laptop. Buka apa? Buka kartun bokep lagi?"

Andina terbelalak. "E-Enggaklah!"

"Mana bukunya?"

"Hah, bukunya?" Gadis itu melihat ke sekeliling dengan kikuk. Ia mengambil asal salah satu buku dari tumpukkan buku pelajarannya di atas meja. "I-Ini buku!"

Ibu Andina mencibir melihat tingkah laku anaknya. "Awas, ya, kamu, Din. Kalo kamu berani buka kartun bokep lagi, Mama ambil laptop kamu."

"Iya! Iya! Enggak mungkinlah nonton gituan lagi, orang itu aja enggak sengaja!" Andina merasa kesal karena ia masih saja dituduh menonton anime mesum. Padahal sudah berkali-kali ia katakan bahwa ia juga tidak tahu apa-apa tentang anime itu.

Garis SinggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang