-Jangan lupa tinggalkan jejak-
****
Lo cuma tau nama gue dan gabakal gue biarin lo tau apapun tentang gue
****
Aletha dan ketiga temanya baru saja sampai kantin dan langsung mencari tempat duduk yang masih kosong, ketika sudah mendapatkanya mereka langsung menuju ke tengah-tengah kantin karna hanya disitu tempat yang masih kosong karna suasana di kantin saat ini yang sangat ramai menyebabkan semua kursi penuh.
"Hai girls" sapa seseorang yang kini sudah duduk didepan mereka dengan cengiran khasnya.
"Hai juga Rel" sapa Alice dan Bianca barengan sambil memesan makanan.
"Tumben sendirian, kemana yang lain?" tanya Ashila kepada Farel, karna biasanya Farel selalu bersama dengan teman-temannya.
"noh disono, gue kesini cuma mau nemuin Aletha" Farel menujuk teman-temanya yang duduk dipojok kantin dan sedang menatap kearahnya.
Ashila dan yang lainya mengikuti arah yang ditunjuk Farel kemudian mengangguk. kecuali Aletha, karna saat ia melirik ketempat yang Farel maksud matanya langsung bertatapan langsung dengan mata Kenzie yang sedang menatapnya dalam diam.
Kemudian Aletha mengakhiri kontak mata mereka, karna teringat kejadian tadi pagi saat ia memarahi Kenzie, bisa-bisanya ia memarahi Kenzie yang notabenya orang yang tidak dikenalinya.
kejadian tadi pagi membuatnya malu untuk bertatap muka dengan Kenzie."Kenapa Rel?" tanya Aletha sambil memakan baksonya, setelah mengatasi rasa gugupnya.
"Habis ini kita disuruh keruanganya Pa Bambang buat bahas lomba" jawab Farel sambil meminum jus pisangnya.
"Oh yaudah, mau sekarang?" ucap Aletha setelah selesai memakan baksonya.
"Boleh deh" Farel kemudian berdiri untuk membuang sampah dan kembali kemeja Aletha
"Ayok" aja Aletha sambil berjalan kearah Farel
"Izin dulu ketemen lo, soalnya Pa Bambang bilang nanti acaranya bakal agak lama" Farel sendiri kurang tau apa yang akan disampaikan oleh Pa Bambang, karna biasanya rapat akan selesai kira-kira satu jaman.
"Nanti izinin gue ke Bu Wati ya, gue mau ada latihan buat lomba ntar" Aletha sebenernya tidak mau meninggalkan pelajaranya Bu Wati karna dia tidak mau ketinggalan mapel yang ia suka, ditambah Bu Wati adalah guru killer yang akan memberikan tugas seabrek kepada murid yang tidak mengikuti pelajaranya apapun alasanya.
"Okedeh, tapi siap-siap aja kena hukumanya" jawab Bianca sambil tertawa
"Santai aja Tha, ntar gue izinin ke Bu Wati deh" sahut Ashila, karna diantara ketiganya Ashila memang yang paling pengertian
"Lo jangan dengerin omongannya si Bianca deh Tha, lo fokus aja buat lomba" Alice menjawab sambil melirik ke arah Bianca yang sedang cemberut karna tidak ada yang membelanya lagi.
"Makasih semua" jawab Aletha sambil tersenyum lebar, dan tidak mengetahui bahwa gerak-geriknya dari tadi diawasi oleh seseorang.
"Yaudah deh yuk" ajak Farel kemudian berjalan terlebih dahulu kemudian disusul Aletha dibelakangnya.
"Sini jalan samping gue aja" Farel menarik tangan Aletha agar berjalan disebelahnya.
"Gue kok gerogi ya Rel ketemu Pa Bambang, mau ngomong apa sih dia" tanya Aletha sambil memainkan jarinya, kebiasaan Aletha ketika sedang gerogi.
"Sante aja kali, gabakal gigit juga" jawab Farel sambil terkekeh kemudian mengacak rambut Aletha karna gemas.
"Gue juga tau kali, maksudnya Pa Bambang mau ngomong apa sama kita" Aletha menjawab sambil membenarkan rambutnya akibat ulah Farel.
"Gak tau juga gue, ntar juga bakal tau sendiri" ucap Farel kemudian melirik Aletha yang sedang kesal karna jawabannya.
Disepanjang jalan keduanya menjadi pusat perhatian, karna Aletha dapat mengobrol dengan salah satu most wanted sekolah, Aletha di sekolah terkenal karna keramahanya sehingga semua orang menyukainya.
Aletha yang merasa dibicarakan tidak perduli, karna setiap orang memiliki cara pandang dan berfikir sendiri.
****
"Woi diem-diem bae" ucap seseorang sambil menggebrakan meja tempat Kenzie duduk.
"Ngopi ngapa ngopi" lanjut seseorang disampingnya dengan tampang minta ditampol.
"Anjing lo berdua, datang bukanya salam dulu kek, malah buat orang jantungan" jawab Adhit sembari istighfar dan mengelus dadanya.
"Lagian lo bertiga napa diem semua deh" tanya Alex dan langsung menyambar minuman yang ada di tangan Adhit.
"Syaland lo, beli sendiri napa sih" Adhit komat-kamit melihat minumanya sudah dihabiskan oleh Alex.
Alex hanya nyengir melihat tampang kesal dari Adhit, entah mengapa mereka berdua tidak pernah akur ketika disatukan.
"Btw Farel kemana kok gak keliatan" tanya Varo sambil memperhatikan kantin untuk mencari Farel.
"Ada urusan" jawab Alden sambil memainkan game di handphonya.
"Kenapa tadi lo gak masuk pas jam pertama?" Adhit bertanya kepada Varo yang sedang makan nasi uduknya.
"Males gue pelajaranya jelangkung" Varo memang musuh garis besar pelajaran Fisika yang diajar Pa Dino, karna gurunya sering memberikan tugas secara mendadak dan harus dikumpulkan saat itu juga, ditambah kepalanya botak dengan badan yang kurus kering, itulah mengapa banyak anak yang menyebutnya jelangkung.
"Sembarangan kalo ngomong, ntar gurunya muncul tau rasa lo" jawab Alex sambil tertawa, dia mengerti perasaan Varo karna dia juga mengalami hal yang sama.
"Sabtu ini kumpul ditempat biasa, Marchel ngajak tanding lagi" ucap Adhit sambil makan kentang goreng yang ada didepannya.
"Hobi kok nyari masalah, heran deh gue sama jalan pikiran dia" Alex menggelengkan kepala tidak habis pikir.
"Lo gimana Ken? diterima apa kaga?" tanya Varo kepada Kezie yang dari tadi diam menatap pintu masuk kantin.
Sejak tadi pikiran Kenzie tertuju kepada Aletha yang tampak mesra bersama sahabatnya, dirinya juga bingung kenapa ia penasaran tentang hubungan antara Farel dan Athala, apalagi saat melihat Farel mengelus rambut Aletha, melihat itu Kenzie marah, entah marah untuk alasan apa, padahal ia tidak punya hubungan lebih berasama Aletha.
"Woi" melihat Kenzie yang ditanya lebih memilih diam akhirnya Varo menggebrak meja yang ada didepan Kenzie.
"Apaan sih lo bangsat" Kenzie menatap Vero dengan tajam dan memilih mengalah, dari pada memperpanjang masalah.
"Dari tadi gue tanya malah diem, kenapa sih lo?" tanya Varo penasaran, karna Kezie yang dia tahu jarang sekali melamun dan selalu fokus apa yang ada didepannya.
"Gak" jawab Kenzie cuek, kemudian melirik bangku tengah yang ditempati oleh teman-teman Aletha, ternyata bangkunya sudah kosong, berarti mereka sudah kembali kekelas.
"Gue tadi tanya, lo terima gak tawaran dari Marchel?" Varo mengulang pertanyaanya dan sabar menghadapi kelakuan Kenzie.
"Terima, gue cabut dulu" jawab Kenzie kemudian berjalan meninggalkan teman-temanya.
"Temen lo tuh" Adhit menunjuk Kenzie yang sudah keluar dari kantin.
"Temen lo juga tai" jawab Alex tak mau kalah
"Masih gue liatin, tunggu tanggal maenya" lanjut Varo sambil mengelus dada
Alden yang melihat itu hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis melihat kelakuan teman-temannya yang luar biasa ajaib.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIE
Teen FictionBUAT PEMBACA BARU BACA AUTHOR NOTE DULU KARNA PART ACAK, BACA SESUAI URUTAN NOMER ADELARD KENZIE REYNAND Laki-laki yang memiliki sifat cuek dan tidak tersentuh tapi dibalik itu semua Kenzie adalah seorang yang kesepian. hidupnya hampa tanpa kehadira...