17. Mengenal ?

639 33 2
                                    


****

HAPPY READING
VOMENT

****

Seluruh siswa saat ini sudah berkumpul di lapangan guna mengikuti upacara bendera. Baris pada tempat yang sudah diatur dengan topi yang menempel di kepala, memandang lurus kedepan pada bendera yang sedang dikibarkan oleh anggota paskibra.

Kenzie, Ferel, dan Adhit berada di dalam barisan murid yang terlambat dan tidak melengkapi atribut sekolah, sedangkan Vero dan Alden mereka berada di barisan kelas.

"Ken, mending kita cabut aja deh dari pada disini" kata Adhit dengan berbisik.

"Lo mau ntar ditambah lagi hukumannya?"

"Diem, hormatin bendera" ucap Kenzie tegas dengan tatapan mata yang tajam.

"Rel, ayok mending ke kantin aja dari pada panas-panasan disini"

"Kaga lah, lo kaga liat tuh dibelakang guru pada kumpul semua?" ucap Ferel sambil menolehkan kepalanya kebelakang.

"Gue yang atur gampang" ajak Adhit kepada Ferel.

"Males gue berurusan sama mereka"

"Gue baya--"

"Sekali lagi ngomong, berurusan sama gue" ucap Kenzie setelah lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan.

"Anjir lah, kaga asik lo berdua"

Kenzie dari tadi tak memperdulikan perdebatan kedua temannya, pandangannya tertuju pada Aletha yang berada 2 baris di sebelahnya. Dengan rambut yang di ikat kuda membuat penampilannya menjadi lebih manis.

"Ken, itu motor kita mau nitip di Bu Eni aja apa gimana?" tanya Ferel, karna tadi mereka memarkirkan motornya di warteg depan sekolah.

"Iya taro situ aja, ntar baliknya baru diambil" jawab Kenzie yang di balas anggukan oleh Ferel.

Setelah kepala sekolah selesai memberikan amanat, komandan upacara membubarkan barisan. Semua siswa meninggalkan lapangan, ada yang langsung menuju kelas dan ada juga yang mampir ke kantin.

"Woii, kusut amat muka lo pada" ledek Alex yang berjalan dari arah sebrang bersama Alden dan Vero.

"Gausah banyak bacot lo" sahut Ferel sinis.

"Yailah santai brou, lagian ngapa bisa telat dah"

"Tanya sama temen lo" celetuk Kenzie dengan tangan yang membuka kancing seragam bagian atasnya, membuat kaos hitamnya terlihat.

"Ngapa dah emang?"

"Temen lo tadi minta dijemput buat berangkat bareng, giliran disamper anaknya belom bangun, mana beraknya lama bener" jawab Ferel kesal sambil melirik Adhit yang saat ini malah cengengesan.

"Ye maap kali, lagian lo kaga telpon kalo udah sampe" bela Adhit.

"Ada akhlak lo ngomong begitu? gue udah telpon lebih dari 50 kali anjir"

"Nah loh, tampol aja Ken. Jangan kasi ampun orang kaya gitu" kata Alex membuat Adhit memandangnya dengan mata melotot.

"Tebas aja langsung palanya, orang kaya dia idupnya bikin susah aja" tambah Vero semakin membuat Adhit kesal.

"Jadi cowo omongan tuh harus bisa dipegang" kata Kenzie datar, tetapi tatapannya memandang lurus kedepan, dimana Aletha dan teman-temannya sedang duduk diluar kelas sambil memegang botol minuman ditangannya.

"Lah, emang lu cowo Dhit?"

"Heh.. kalo ngomong, suka bener lo, Rel" sahut Alex membuat teman-temannya tertawa, sedangkan Adhit hanya mendengus malas.

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang