20. Marchel

576 33 6
                                    


****
Tak perlu menjadi seperti orang lain jika kamu ingin disukai.
Karna kamu lebih hebat dari yang orang lain tahu.
****

HAPPY READING•
⚠️SIDER JAUH-JAUH⚠️
VOMENT

                             ⬇️⬇️⬇️

Rombongan motor memenuhi jalanan kota Jakarta, deruman motor yang saling sahut-sahutan membuat pengemudi lain menatap gerombolan motor tersebut dengan sinis. Namun, tak ada yang berani menegurnya. Mereka adalah AX, geng motor yang sudah terkenal namanya, hingga membuat siapa pun segan kepadanya. Karna semua orang tau bahwa AX bukan hanya terkenal karna kebrutalitasannya dalam menghadapi musuh dan cara mereka mbawa motor  dengan ugal-ugalan dijalanan. Tetapi AX juga sering membantu warga sekitar dalam menghadapi begal dan kejahatan lainnya.

Memimpin puluhan motor yang berada dibelakangnya, Kenzie menjalankan motornya dengan kecepatan penuh, membelah jalanan kota yang sedang ramai. Langit malam yang dipenuhi bintang ditambah kerlap-kerlip lampu mengiringi perjalanan mereka.

Bangunan bergaya klasik menjadi tujuan Kenzie dan anak-anak lain.  Banyak kendaraan yang berjejer rapih mengelilingi tempat tersebut. Mempakirkan motornya diantara kendaraan lain.

"Langsung masuk aja" kata Kenzie setelah melepaskan helmnya kemudian berjalan menuju pintu masuk disusul dengan teman-temannya.

"Buset tumbenan rame nih" kata Vero semangat.

"Rame salah sepi salah, mau lo apa sih" ucap Adhit sambil menonyor kepala Vero.

"Kan nanya doang gue, biasanya sepi mendadak rame gini kan ngeri"

"Udeh lo emang serba salah, Ver"

"Sialan lo Rel, minta gue tabok tuh moncong kau" kata Vero kepada Ferel yang berdiri di samping Kenzie.

"Tapi bener kata Vero, tumben hari ini rame" kata Alden sambil menatap sekelilingnya. Banyak anak seusianya yang duduk ditempat vip.

"Gue rasa mereka baru pertama kali dateng kesini" Kenzie angkat bicara, meneliti satu persatu pengunjung yang memenuhi ruangan tersebut.

"Gue juga mikir gitu, tapi muka mereka gak asing kata gue" timpal Alex.

"Heleh sok tau lu, Lex. Muka kang cilok depan sekolah aja suka lupa lo" kata Vero meremehkan, karna Alex mempunyai kelemahan dalam mengenali muka seseorang, kecuali orang itu sudah dekat dengannya bertahun-tahun.

"Yeee... Itu mah beda cerita memunah. Orang yang jualan cilok ae gonta-ganti tiap minggunya" kata Alex membela diri.

"Udah sekarang kita masuk aja, biar yang lain nunggu ditempat biasa" kata Kenzie mengakhiri pembicaraan Alex dan Vero.

"Lo pada langsung ke tempat biasa aja, gue mau ngater si boss dulu" kata Adhit dengan satu tangan yang bertengker manis di pundak Kenzie.

"Lex, lo anter mereka ke tempat biasa aja" ucap Kenzie sambil menyingkirkan tangan Adhit dari pundaknya diiringi dengan tatapan tajamnya.

"Siap laksanankan, sini lo pada ikutin gue" perintah Alex yang dijawab sorakan anak-anak AX yang lain.

"Yaudah buru bentar lagi mau mulai" kata Alden sambil  memperhatikan jam tangannya. Kenzie meresponnya dengan anggukan kepala kemudian melangkah menuju ruangan yang sudah disiapkan khusus untuknya.

KENZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang