****
HAPPY READING
VOMENT
****Panasnya terik matahari membuat pria yang sedang duduk sembari satu tangannya memegang putung rokok menghembuskan nafas lelah. Kemudian membuka jaket kebanggaannya dan meletakannya di sandaran kursi, tatapan matanya mengarah ke teman-temannya yang saat ini sedang memesan bakso. Menyandarkan badanya kebelakang dengan satu kaki diangkat dan menopangnya di kaki sebelah kirinya. Asap yang di keluarkan dari rokok tak membuat pria tersebut terganggu.
Dari arah sebrang terlihat teman-temannya yang saling berebutan untuk mendapatkan giliran pertama, adegan saling dorong membuat penjual bakso menatap mereka dengan bingung. Pakaian yang digunakan tidak sesuai dengan kelakuan mereka yang seperti anak kecil. Hanya Vero yang saat ini duduk tenang di temani sebungkus kripik di tangannya dan menyaksikan perdebatan teman-temannya.
Hari ini Kenzie dan temannya yang lain menemani Farel latihan terakhir sebelum minggu depan puncak perlombaan di adakan. Sekolah di pulangkan lebih awal dari biasanya karna beberapa guru pembimbing ekstrakulikuler juga ikut mengawasi. Murid dari sekolah lain juga sudah mulai berdatangan, rata-rata dari mereka hanya datang untuk menonton atau sekedar memberi semangat.
Alden yang baru saja keluar dari warung langsung duduk di samping Kenzie sambil membuka botol minum yang tadi ia beli. "Yang lain pada kemana?" tanya Alden dengan tangan mengulur mengambil rokok di depannya kemudian mematiknya. "Lagi pada beli makan di depan" jawab Kenzie dengan lirikan mata mengarah keteman-temannya.
Tak berselang lama mereka datang sambil membawa sepiring bakso, sedangkan Vero hanya membawa plastik berisi pop ice ditemani sebungkus kripik kentang. Kenzie dan Alden hanya duduk sambil memperhatikan teman-temannya yang kesusahan membawa mangkok bakso dan segelas es teh.
"Lu berdua liat temennya kesusahan bukannya nolong malah duduk sante disini sambil udud" keluh Adhit sambil meletakan baksonya di depan.
"Gausah manja, gitu doang minta bantuan" ketus Kenzie kemudian membuang rokoknya ke tanah.
"Bener!!! lu cowo bukan? bawa gituan aja gak kuat!! sambung Alex sengaja membuat Adhit kesal.
"CEMENNNN" teriak Vero sambil mengacungkan jempolnya kebawah.
"Bangsat bukanya belain gue malah ikutan ngebully lo pada"
"Mampus. Lagian muka aja sangar tapi kelakuan letoy"
Adhit yang baru saja akan memasukan satu sendokan bakso ke dalam mulutnya, terpaksa menghentikannya dan mantapap Ferel dengan mata yang membulat. "Udah ye anjir gausah ikut-ikut mereka lu Rel" balas Adhit dengan nada kesal.
"Udah buruan selesein makanya, bentar lagi udah giliran sekolah kita" kata Alden dengan mata tertuju ke layar ponselnya.
Sedangkan Kenzie hanya menatap orang-orang yang berlalu lalang lewat didepannya. Sampai datang seorang perempuan yang membuat Kenzie bedecak malas. Bisa di tebak bahwa dia datang kesini bukan untuk menonton pertandingannya. Terlihat dari cara dia berpakaian yang menggunakan dress bercorak bunga ditambah menggunakan Wedges berwarna mocca yang sepadan dengan bajunya rambut yang di curly bawah. Penampilannya tersebut membuat beberapa pasang mata memandang perempuan tersebut bingung.
"KENZIE-!!!" teriak perempuan tersebut yang membuat teman-temannya yang sedang makan mendongakan kepala menatap Rachel cengo. Sedangkan Kenzie menghela nafas lelah kemudian membenarkan posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIE
Novela JuvenilBUAT PEMBACA BARU BACA AUTHOR NOTE DULU KARNA PART ACAK, BACA SESUAI URUTAN NOMER ADELARD KENZIE REYNAND Laki-laki yang memiliki sifat cuek dan tidak tersentuh tapi dibalik itu semua Kenzie adalah seorang yang kesepian. hidupnya hampa tanpa kehadira...