Fadhdhah An-Naubiyyah (Budak Fatimah AzZahra)

230 8 1
                                    

Pagi. Setelah acara yang melelahkan hati, tenanga dan fikiranku kemarin. Aku masih mengurung diri di kamar. Berkutat dengan laptop dan beberapa buku referansi novelku.

"Dek, kebayang ngak? kalau suatu hari nanti, pesantren ini di jadikan tempat syuting dari sebuah film yang diangkat dari salah satu novel best seller, karya santri dari pesantren ini sendiri?"

"mboten..." jawabnya simple.

"kebanyang ngak kalau sukses itu bisa berawal dari pesantren?"

"itu mah judul buku mbak. Karya kak Akbar Zainuddin."

"BITA!!!. aku serius nih."pekikku sedikit kesal, dan bita sedikit terkejut dengan ekspresiku.

"La sih, pripun mbak Alyn iki? Pertanyaanya iya atau nggak. Yo tak jawab apa adanya toh" Aku menghela nafas, Allahu Akbar. Aaarrrghhhh..... Geram rasanya.

"udah lah mbak, dari pada menghayal, ngimpi seng mboten-mboten, buang waktu tok sih. Mending sekarang bantu aku buat pola gaun pengantin, pripun?

"Nanti kalau hasilnya bagus. Tak janjiin, bakal jadi hadiah istimewa dari aku. Buat mbak Alyn?

"janji?" tanyaku.

"janjilah." Jawabnya sambil mengacungkan jari kelingking.

"mbak, aku di ceritani dong?."

"lah piye, katanya disuruh bantu?" jawabku.

"ngak... Ngak jadi.

"mbak Alyn tahu cerita seorang budak yang Rasulullah hadiahkan untuk sayyidah Fatimah Azzahra." Lanjutnya. Aku ngangguk.

Bita merapikan alat gambarnya. Endingnya, dia malah memintaku menceritakan kisah seorang budak sayyidah Fatimah Azzahra, Fadhdhah An-Naubiyah.

"oke, jadi namanya Fadhdhah An-naubiyah. Kisahnya di ceritakan kembali dalam buku 66 muslimah pengukir sejarah karya Ummu Isra' Binti Arafah. Fadhdhah ini membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan ikut mengasuh anak-anak sayyidah Fatimah. Ibnu Hajar rohimallahu mengatakan "Fadhdhah membantu keluarga Fatimah Azzahra dalam segala hal. Bahkan dalam hal nazar sekalipun."

"contoh nazarnya kak?"

"jangan suka menyela, kebiasaan!!!" Bita meringis.

"Ibnu Abbas Rahimallahu mengatakan. "Al-hasan dan Al-husain sakit, lalu Rasulullah SAW. Sebagai kakeknya menjenguk mereka, dan sebagian besar masyarakat arabpun menjenguknya, lalu mereka berkata kepada ayahnya (Ali bin Abi Tholib R.A) "sekiranya engkau bernazar?"

"Maka Ali R.A berkata "bila mereka diberi kesembuhan, wajib atasku mengerjakan shaum selama tiga hari sebagai bentuk rasa syukur ," lalu fatimah pun mengatakan hal yang sama. Dan Fadhdhah pun mengatakan hak yang sama "jika kedua majikanku sembuh maka aku akan mengerjakan shaum karena Allah".

"Dari buku yang sama, Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa kedua putra mereka di beri kesembuhan, namun saat itu keluarga nabi tidak memiliki apapun, akhirnya Ali mengunjungi syam'un untuk menghutang tiga sha' gandum. Lalu membawanya pulang dan menyimpanya, kemudian fatimah menggilingnya dan menjadikanya roti. Sementara itu Ali pergi sholat jamaah bersama Rasulullah di masjid. Kemudian pulang ke rumah dan sebuah makanan sudah di hidangkan untuknya.

"namun tiba-tiba ada seorang miskin datang kepada mereka, orang itu berdiri di pintu dan berkata "Assalamualaikum wahai keluarga Muhammad aku adalah orang miskin dari keluarga kaum muslimin, maka berilah aku makanan semoga Allah SWT memberikan kalian makanan di atas hidangan surga.

"Ali mendengar perkataan orang miskin itu dan memberikan makanan itu untuknya, kemudian seluruh penguhuni rumah itu ikut memberikanya, sehingga dalam sehari semalam mereka tidak merasakan makanan apapun kecuali air.

Makmum Masbuk✔️ (Beberapa part hilang demi penerbitan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang